kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Menguat di Akhir Perdagangan, Saham Teknologi Memimpin

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan Selasa (17/09), setelah sebelumnya sempat berfluktuasi di awal sesi perdagangan.

IHSG yang sempat terkoreksi dan menyentuh zona merah di sesi pagi, mampu kembali bangkit setelah jeda siang, menutup perdagangan dengan hasil positif.

Pemprov Sulsel

Sejak pembukaan perdagangan, IHSG bergerak dinamis dengan kenaikan yang cukup signifikan. Sayangnya, tren ini tidak bertahan lama dan indeks terpaksa mengalami penurunan di tengah tekanan pasar. Menjelang siang, IHSG sempat berada di zona merah, sebelum akhirnya bangkit di sesi kedua dan ditutup dengan penguatan yang cukup solid.

Mengutip data dari RTI, IHSG ditutup di level 7.831,77, mengalami kenaikan sebesar 19,64 poin atau setara dengan 0,25 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Pada awal perdagangan, IHSG tercatat berada di posisi 7.812,13 dan sempat menyentuh level tertingginya di 7.854,01 sebelum kembali terkoreksi ke level terendah 7.802,27. Penguatan yang terjadi di sesi penutupan menjadi angin segar bagi pelaku pasar, meskipun volatilitas di sesi awal sempat menimbulkan kekhawatiran.

Volume Perdagangan Tembus 24,36 Miliar Saham

Pada perdagangan kemarin, volume perdagangan tercatat cukup besar, mencapai 24,36 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11,97 triliun. Sebanyak 324 saham mengalami kenaikan harga, sementara 257 saham mengalami penurunan, dan 216 saham lainnya stagnan tanpa perubahan harga.

Frekuensi transaksi juga mencatatkan angka yang tinggi, yaitu sebanyak 1.264.450 kali transaksi. Ini menunjukkan bahwa minat investor di pasar modal masih tetap kuat, meskipun kondisi pasar global saat ini cenderung tidak menentu.

Saham Teknologi Memimpin Penguatan

Pada sektor industri, saham-saham teknologi tampil sebagai pemenang dengan kenaikan terbesar. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sektor teknologi memimpin penguatan dengan lonjakan sebesar 2,11 persen. Sektor ini diikuti oleh sektor kesehatan yang naik sebesar 1,67 persen dan sektor barang konsumen non-primer dengan kenaikan 1,56 persen.

Saham-saham teknologi yang mengalami kenaikan signifikan antara lain PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), PT Sumber Global Energy Tbk (SGER), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT Megapower Makmur Tbk (MPOW), dan PT Sumber Mas Land Tbk (SMLA). Kenaikan saham-saham di sektor ini disinyalir dipicu oleh meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan industri teknologi di Indonesia.

Di sisi lain, dua sektor mengalami penurunan, yaitu sektor infrastruktur yang turun paling dalam sebesar 0,62 persen, diikuti oleh sektor properti yang mengalami koreksi sebesar 0,34 persen. Saham-saham yang tertekan pada hari tersebut termasuk PT Andalan Sakti Prima Tbk (ASPI), PT Rukun Raharja Tbk (RAAM), PT Surya Pertiwi Tbk (SPRE), PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA), dan PT Multi Rezeki Utama Tbk (RCCC).

Bursa Saham Regional Cenderung Melemah

Di bursa saham regional Asia, pergerakan indeks pada perdagangan hari Selasa sebagian besar cenderung melemah. Indeks Nikkei Jepang melemah cukup signifikan, turun sebesar 378,60 poin atau 1,03 persen ke level 36.203,19. Indeks Hang Seng Hong Kong juga mengalami penurunan sebesar 237,90 poin atau 1,37 persen, ditutup di level 17.660,01.

Di sisi lain, indeks Strait Times Singapura berhasil mencatat penguatan sebesar 22,98 poin atau 0,25 persen, mengakhiri perdagangan di posisi 3.593,41. Bursa Shanghai di Tiongkok sendiri tutup karena memperingati hari libur nasional.

Penguatan di bursa saham Indonesia menjadi salah satu anomali yang cukup positif di tengah tekanan pasar global yang masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global, termasuk isu suku bunga dan dampak perlambatan ekonomi di beberapa negara besar.

Investor Asing Catatkan Net Buy
Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp678,82 miliar di seluruh pasar. Aksi beli ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat volatilitas di pasar, investor asing masih optimis terhadap prospek pasar saham Indonesia, terutama pada saham-saham berkapitalisasi besar dan sektor-sektor unggulan.

Di sisi lain, terdapat beberapa saham yang mengalami aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing. Saham-saham tersebut antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp131,71 miliar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp117,45 miliar, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar Rp95,71 miliar.

Saham-saham lainnya yang juga masuk dalam daftar net sell termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Berikut adalah daftar lengkap 10 saham dengan nilai net sell terbesar oleh investor asing pada hari Selasa:

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Rp131,71 miliar
2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) – Rp117,45 miliar
3. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) – Rp95,71 miliar
4. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) – Rp90,0 miliar
5. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – Rp37,63 miliar
6. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) – Rp25,71 miliar
7. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) – Rp17,2 miliar
8. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) – Rp12,61 miliar
9. PT Astra International Tbk (ASII) – Rp11,65 miliar
10. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – Rp8,1 miliar

Dengan adanya aksi beli bersih dari investor asing dan dukungan dari sektor teknologi yang terus tumbuh, IHSG diperkirakan masih memiliki peluang untuk terus menguat dalam beberapa waktu ke depan.

Namun, pelaku pasar perlu waspada terhadap risiko eksternal, termasuk perkembangan kebijakan moneter global dan gejolak di pasar regional yang dapat memberikan dampak terhadap pergerakan IHSG.

Aksi korporasi dan laporan keuangan kuartal III yang akan segera dirilis juga menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi sentimen investor dalam beberapa minggu ke depan. Dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dan prospek pertumbuhan beberapa sektor, IHSG berpeluang mencatatkan performa yang stabil hingga akhir tahun.