kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Melemah 0,94 Persen ke Level 7.324, Semua Sektor Terseret Koreksi

IHSG Anjlok 1,46 Persen ke Level 7.003, Ini Penyebabnya!
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (13/12) kenarin dengan penurunan signifikan sebesar 0,94 persen ke level 7.324,78. Pelemahan ini dipicu oleh tekanan yang berasal dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang berada di kisaran Rp15.990 per dolar.

IHSG sempat mencatatkan posisi tertingginya di level 7.399,89 pada awal perdagangan sebelum terkoreksi dan menyentuh titik terendah 7.324,78.

Pemprov Sulsel

Dibuka di angka 7.394, indeks terus bergerak di zona negatif hingga penutupan. Penurunan ini juga diikuti oleh pelemahan seluruh indeks sektoral, yang menunjukkan kondisi pasar secara keseluruhan kurang kondusif.

Sektor basic materials mencatat koreksi terdalam dengan penurunan sebesar 1,64 persen, diikuti sektor transportasi yang turun 1,29 persen.

Sektor teknologi juga mencatat pelemahan sebesar 0,81 persen, sementara sektor properti dan kesehatan masing-masing turun 0,76 persen dan 0,90 persen. Sektor nonsiklikal mencatat penurunan terkecil, hanya sebesar 0,03 persen, sementara sektor energi juga turun tipis sebesar 0,04 persen.

Saham PT Golden Flower Tbk (POLU) menjadi pemimpin kenaikan harga saham dengan lonjakan sebesar 24,79 persen, menjadikannya saham dengan kenaikan tertinggi pada perdagangan hari ini.

Sebaliknya, saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) mencatat penurunan terbesar dengan koreksi tajam mencapai 24,86 persen.

Aktivitas perdagangan hari ini mencatat volume transaksi saham sebesar 183,37 juta lot yang tersebar di seluruh pasar.

Nilai transaksi harian tercatat mencapai Rp12,08 triliun dengan total frekuensi perdagangan sebanyak 1 juta kali.

Nilai pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp4,8 triliun, sedangkan nilai penjualan investor asing sebesar Rp6,19 triliun. Dengan demikian, investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp146,02 miliar.

Saham BIRD menjadi salah satu saham yang mengalami tekanan signifikan dengan penurunan sebesar 5,21 persen ke level Rp1.730 per saham.

Saham ini diperdagangkan sebanyak 91.441 lot dengan total nilai transaksi mencapai Rp16,1 miliar. Sementara itu, saham TOWR mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen ke posisi Rp690 per saham.

Volume perdagangan saham TOWR tercatat sebanyak 1.995.540 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp138,7 miliar.

Saham IPCC juga mencatat penguatan tipis sebesar 0,70 persen ke level Rp715 per saham. Total volume perdagangan saham IPCC mencapai 15.596 lot dengan nilai transaksi Rp1,1 miliar.

Meskipun beberapa saham berhasil mencatat kenaikan, mayoritas saham di bursa bergerak melemah seiring dengan sentimen negatif di pasar.

IHSG masih berada dalam tekanan sepanjang hari ini, dengan mayoritas indeks acuan lainnya juga melemah. Indeks saham LQ45, misalnya, turun sebesar 1,05 persen ke posisi 865,71.

Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar saham unggulan juga terkena imbas pelemahan yang meluas. Total nilai transaksi di seluruh bursa mencapai Rp12,1 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 18,3 miliar saham.

Pergerakan saham di bursa mencatatkan dinamika yang menarik pada perdagangan hari kemarin dengan sejumlah saham mencetak kenaikan signifikan, sementara yang lain harus tertekan cukup dalam.

Saham PT Golden Flower Tbk (POLU) memimpin daftar top gainers setelah melonjak tajam sebesar 24,79 persen. Saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) menyusul dengan kenaikan 24,74 persen, diikuti oleh PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yang naik 24,65 persen.

Selain itu, saham PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) juga menguat 24,53 persen, dan saham PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) mencatatkan kenaikan 24,52 persen.

Lonjakan ini menjadikan saham-saham tersebut sebagai perhatian utama para pelaku pasar, mencerminkan minat beli yang tinggi sepanjang sesi perdagangan.

Di sisi lain, tekanan jual yang signifikan membuat beberapa saham masuk dalam daftar top losers. Saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) mengalami penurunan terbesar, merosot 24,86 persen.

Adapula Saham PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRA) mengikuti dengan koreksi 22,76 persen, sedangkan saham PT Pudjiadi Prestige Tbk (PNSE) turun 22,05 persen.

Penurunan juga dialami saham PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) sebesar 16,57 persen dan saham PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) yang melemah 14,68 persen.

Sementara, saham perbankan mendominasi perdagangan berdasarkan nilai transaksi. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan nilai transaksi tertinggi sebesar Rp1,2 triliun, diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp815,7 miliar.

Ketiga, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp756,9 miliar, lalu saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp347,4 miliar, sementara saham PT Adi Sarana Armada Tbk (AADI) tercatat senilai Rp318 miliar.

Dari sisi frekuensi perdagangan, saham BBRI kembali menjadi yang teraktif dengan 90.218 kali transaksi, mencerminkan tingginya minat pelaku pasar terhadap saham ini.

Saham PT Awantama Tbk (AWAN) menyusul dengan 61.094 kali transaksi, sementara BMRI mencatat 35.503 kali. Saham PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) mencatatkan 28.776 kali transaksi, dan saham BBNI berada di posisi berikutnya dengan 24.404 kali transaksi.

Perdagangan hari ini menunjukkan pergerakan yang cukup dinamis, dengan sejumlah saham mencatatkan lonjakan signifikan sementara lainnya tertekan akibat sentimen jual. Meski demikian, tingginya aktivitas perdagangan mencerminkan antusiasme investor untuk tetap aktif dalam memanfaatkan peluang di pasar.

Tekanan pada IHSG di hari ini mengindikasikan sentimen negatif yang cukup kuat di pasar. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau pergerakan pasar pada pekan depan guna mencari peluang yang lebih baik di tengah kondisi yang penuh tantangan ini.

Disclaimer : Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membelu produk tertentu.