kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Masih Melemah, Saham Potensial Ini Patut Dipantau

IHSG Melemah Sepanjang Pekan Lalu Capai Level 7.256,996
ilustrasi Saham (Dok : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,36% ke angka 7224 pada perdagangan Jumat (19/07) kemarin. Meskipun demikian, beberapa saham yang mengalami pelemahan saat ini tetap menarik untuk dipantau minggu depan karena secara teknikal masih berada di atas support kuat.

Saham Mayora ditutup turun 0,77% ke harga Rp2.580 pada perdagangan kemarin. Secara teknikal, saham ini masih dalam tren naik meskipun mengalami penurunan karena telah mencapai resistance di sekitar Rp2.600. Sebelumnya, Mayora sempat menyentuh harga Rp2.200 pada akhir Mei, namun perlahan mulai bangkit dan berada di atas garis MA50 dan MA150.

Pemprov Sulsel

Jika Anda sudah memiliki saham Mayora di harga bawah, masih layak untuk dihold dengan trailing stop di Rp2.500 atau garis MA50/150. Data broker summary menunjukkan adanya akumulasi asing meski hari ini mengalami penurunan, menjadi sinyal positif untuk terus memantau dan mempertimbangkan entry kembali di sekitar support Rp2.500.

Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
Saham selanjutnya merupakan saham CPIN, CPIN belum berhasil melewati zona Rp5.500 hingga Rp5.600 dan hari ini turun lebih dari 1% ke Rp5.475.

Meskipun mengalami penurunan, saham ini masih dalam tren naik setelah sebelumnya naik dari sekitar Rp4.850. Asing terlihat terus mengakumulasi saham ini meski hari ini ada distribusi.

Untuk entry, bisa dipantau di harga sekitar Rp5.300 dan garis MA50 di Rp5.225. Jika Anda sudah memiliki saham ini di harga bawah, garis MA150 di Rp5.125 bisa dijadikan trailing stop. Pertimbangkan take profit jika harga kembali ke Rp5.500 dan gagal naik lebih tinggi.

Tower Bersama Infrastructure (TBIG)
Saham TBIG masih gagal melewati resistance Rp800 dan turun lebih dari 1% hari ini, sempat menyentuh support di MA50 sekitar Rp760. Data broker summary menunjukkan adanya distribusi kecil, namun saham ini masih menarik untuk dipantau. Secara tren, TBIG belum mengonfirmasi uptrend karena belum berhasil naik di atas Rp800 dan garis MA150.

Jika Anda sudah membeli di harga Rp700 atau lebih rendah, gunakan garis MA50 sebagai trailing stop. TBIG masih memiliki potensi rebound jika bisa bertahan di sekitar MA50 dan menguji garis MA150.

Wijaya Karya (WIKA)
Saham WIKA turun lebih dari 1% ke Rp1.260, namun secara teknikal masih dalam kondisi yang baik. WIKA belum berhasil mengonfirmasi uptrend atau break resistance di Rp1.250, namun saat ini masih mencoba melewati resistance tersebut. Data broker summary menunjukkan adanya akumulasi asing meski ada penurunan beberapa hari terakhir.

WIKA masih layak untuk dihold jika sudah memiliki saham ini di harga bawah. Jika belum memiliki, pantau untuk entry di sekitar Rp1.200 hingga Rp1.250. WIKA masih memiliki potensi naik ke target Rp1.400, selama garis MA50 di Rp1.175 tidak terlewati.

Proyeksi Perdagangan
IHSG terpantau melemah pada perdagangan sesi II, Jumat (19/07) kemarin, setelah sehari sebelumnya ditutup menguat lebih dari 1%. Hingga pukul 14:20 WIB, IHSG turun 0,68% ke posisi 7.271,18, kembali mendekati level psikologis 7.200.

Pada sesi II ini, nilai transaksi IHSG mencapai sekitar Rp 5,1 triliun dengan 8,3 miliar saham berpindah tangan sebanyak 688.936 kali. Sebanyak 201 saham menguat, 350 saham melemah, dan 228 saham cenderung stagnan.

Sektor bahan baku dan transportasi menjadi penekan terbesar IHSG pada sesi II hari ini, masing-masing turun 1,49% dan 1,04%. Selain itu, beberapa saham juga menjadi penekan utama (laggard) IHSG, termasuk PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang turun sebesar 9,9 indeks poin.

IHSG melemah setelah kemarin ditutup melonjak sekitar 1,3% dan berhasil menembus level psikologis 7.300. Penguatan yang terjadi kemarin mendorong investor untuk merealisasikan keuntungannya pada hari ini, apalagi mengingat hari ini adalah perdagangan terakhir di pekan ini, sehingga aksi profit taking pun meningkat.

Pelaku pasar juga masih merespons pelantikan tiga wakil menteri baru dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, yang dilakukan kemarin, Kamis (18/07). Ketiga wakil menteri tersebut adalah Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian, Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II, dan Yuliot sebagai Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM.

Meskipun IHSG cenderung melemah, sentimen positif dari pasar global muncul seiring dengan data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perlambatan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan peningkatan jumlah klaim pengangguran baru menjadi 243.000 pada pekan yang berakhir 13 Juli, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebelumnya yang memperkirakan 230.000 klaim.

Angka ini menunjukkan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan baru di AS dibandingkan tahun lalu. Jumlah pengangguran mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun pada minggu pertama bulan Juli, sejalan dengan kenaikan tingkat pengangguran baru-baru ini.

Dengan pasar tenaga kerja yang melonggar dan inflasi yang menurun, Federal Reserve (The Fed) berpotensi menurunkan suku bunga pada September. Berdasarkan perangkat FedWatch, ada peluang 91,7% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%. Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan berlanjut pada dua pertemuan berikutnya di bulan November dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga The Fed berada di kisaran 4,50%-4,75% pada akhir tahun.