kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Kembali Menguat Ditutup Zona Hijau di Level 7.761

IHSG Menguat, Saham Big Cap Berjaya di Tengah Lonjakan Sektor Properti
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat sepanjang perdagangan hari ini dan ditutup di zona hijau. Pada penutupan perdagangan, Selasa (10/09) kemarin, IHSG naik sebesar 58,64 poin atau 0,76%, bertengger di level 7.761,38.

Terdapat 306 saham yang mengalami penguatan, sementara 276 saham melemah, dan 215 saham lainnya stagnan. Volume perdagangan mencapai 23 miliar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp10,9 triliun.

Pemprov Sulsel

Indeks-indeks lainnya juga menunjukkan tren positif. Indeks LQ45 mengalami kenaikan 0,41% ke 951,617, Indeks JII naik 0,19% ke 515,421, Indeks IDX30 meningkat 0,62% ke 483,486, dan Indeks MNC36 naik 0,65% ke 366,971.

Sebagian besar indeks sektoral bergerak positif, dengan sektor teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,21%. Sektor infrastruktur juga menunjukkan penguatan signifikan, naik sebesar 1,61%, diikuti oleh sektor properti yang naik 0,76%, dan sektor finansial yang tumbuh 0,67%. Sektor barang konsumer non-siklikal mencatatkan penguatan 1%, sementara sektor energi hanya meningkat tipis sebesar 0,02%.

Namun, tidak semua sektor mengalami penguatan. Sektor industri menjadi satu-satunya yang melemah, turun 1,25%.

Top Gainers dan Top Losers
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers hari ini antara lain PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang melonjak 22,03% ke harga Rp288, disusul oleh PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) yang naik 18,12% ke Rp189, dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang mengalami kenaikan 14,75% menjadi Rp140.

Di sisi lain, saham yang mengalami penurunan terbesar atau top losers adalah PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL), yang turun 17,86% menjadi Rp230, diikuti oleh PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) yang melemah 11,90% ke Rp148, serta PT Voksel Electric Tbk (VOKS) yang turun 10,94% ke Rp228.

Saham-saham teraktif yang diperdagangkan hari ini termasuk saham dari tiga bank besar, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Pergerakan IHSG di Sesi I
Pada sesi pertama perdagangan, IHSG dibuka di level 7.702,73 dan langsung bergerak menguat. Dalam sepuluh menit awal, IHSG naik 0,4% atau setara 31,12 poin ke level 7.733,86. Volume perdagangan pada pagi ini mencapai 1,23 miliar saham dengan total nilai transaksi Rp821,23 miliar.

Sebanyak 245 saham mengalami penguatan, sementara 136 saham melemah, dan 207 saham lainnya stagnan.

Potensi Penguatan IHSG
Meskipun IHSG sempat terkoreksi 0,25% pada penutupan sebelumnya, pergerakan pasar masih mencatat net buy asing sebesar Rp423 miliar. Hal ini memunculkan optimisme bahwa IHSG masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan.

Prediksi pasar menunjukkan IHSG akan bergerak dalam rentang support di level 7.620-7.670, dengan resistance di kisaran 7.730-7.800. Optimisme ini juga didorong oleh sentimen positif dari potensi pengumuman inflasi Amerika Serikat yang semakin dekat serta kemungkinan penurunan suku bunga The Fed.

Sebelumnya, Pada akhir perdagangan awal pekan, hari Senin (09/09), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,25%, menutup sesi di angka 7.702,74.

Data dari Indeks Sektoral IDX-IC menunjukkan bahwa 9 dari 11 sektor saham mengalami penurunan pada hari ini. Sektor kesehatan mencatat penurunan terbesar sebesar 0,97%, disusul oleh sektor energi dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 0,62% dan 0,57%.

Namun, dua sektor mengalami kenaikan, yaitu sektor properti dan sektor barang konsumen non-primer dengan peningkatan masing-masing sebesar 1,91% dan 0,14%.

Menurut laporan dari RTI Business, frekuensi transaksi saham di bursa lokal hari ini mencapai 1,10 juta kali. Jumlah saham yang berpindah tangan sebanyak 18,61 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp10,74 triliun.

Hari ini, 353 saham mengalami penurunan, 236 saham mengalami kenaikan, dan 211 saham tidak mengalami perubahan.

Emiten dengan penurunan terbesar adalah BINO, yang turun sebesar 16,67%, diikuti oleh SILO dan MKAP yang masing-masing turun 14,49% dan 8,96%.

Sebaliknya, emiten dengan kenaikan tertinggi adalah KICI yang melonjak 33,33%, disusul oleh DATA dan MLPL dengan kenaikan masing-masing sebesar 20,41% dan 16,44%.

Seiring dengan pergerakan IHSG, hampir seluruh indeks di bursa Asia juga mengalami penurunan. Indeks Nikkei turun 0,48% ke 36.215,80, Indeks Hang Seng turun 1,42% ke 17.196,96, dan Indeks Shanghai turun 1,06% ke 2.736,48. Sementara itu, Indeks Straits Times naik 1,22% ke 3.496,53.

Pada awal pekan ini, IHSG mengalami profit taking setelah mencapai level tertinggi intraday dalam pekan sebelumnya. Terlihat bahwa IHSG mengalami koreksi sebagai hasil dari profit taking setelah periode penguatan yang signifikan. Dengan volume perdagangan yang mulai menurun, IHSG saat ini sedang menguji area support-nya di kisaran 7.600 hingga 7.650.

Pada sesi akhir perdagangan hari ini, IHSG ditutup di zona merah, menurun sebesar 19,10 poin atau 0,25%, berakhir di level 7.702,73.

Sementara, Pada perdagangan hari inim Selasa (10/09), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terpengaruh oleh sentimen global, terutama terkait dengan data ekonomi yang akan dirilis dari Amerika Serikat (AS) dan China.

Secara teknikal, IHSG menunjukkan pergerakan yang fluktuatif di atas pivot point di level 7.605 sepanjang hari Senin. Penguatan IHSG juga mulai tertahan di area resistance antara 7.700 hingga 7.775 selama dua pekan terakhir.

Untuk perdagangan hari Selasa, IHSG diperkirakan akan tetap bergerak fluktuatif dalam rentang antara 7.650 dan 7.750.

Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh European Central Bank (ECB) sebesar 25 basis poin dari tingkat saat ini di 4,25%. ECB dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 12 September 2024. Meskipun inflasi di Euro Area tetap tinggi, ECB mungkin akan mengurangi suku bunga untuk mendukung pemulihan ekonomi di kawasan tersebut.

Selain itu, data Indeks Harga Konsumen (CPI) dari AS, yang dijadwalkan dirilis minggu ini, akan menjadi faktor penting. Perubahan signifikan dalam CPI dapat mempengaruhi kebijakan moneter The Fed. Jika terjadi penurunan yang signifikan, The Fed mungkin akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih agresif.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, IHSG memiliki potensi untuk mengalami penguatan kembali dengan level support di 7.546 dan resistance di 7.754 pada perdagangan hari Selasa (10/9).

PDAM Makassar