KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, Senin (19/08/2024). IHSG naik sebesar 2,277 poin atau 0,0003 persen, berakhir di level 7434,367. Penguatan ini terjadi setelah IHSG sempat berfluktuasi sepanjang hari.
Pada pembukaan perdagangan kemarin, IHSG berada di level 7432,09. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level terendah di 7420,376 dan tertinggi di 7451,459. Total transaksi yang terjadi di pasar saham hari ini mencapai Rp7,22 triliun.
Penguatan IHSG juga diikuti oleh pergerakan saham-saham unggulan. Namun, kelompok saham LQ45 justru mengalami sedikit penurunan sebesar 0,002 persen menjadi 925,266. Indeks IDX30 juga melemah sebesar 0,0032 persen menjadi 469,986. Dari total 45 saham dalam kelompok LQ45, sebanyak 18 emiten mengalami penguatan, 23 emiten melemah, dan 4 emiten stagnan.
Data dari IMQ21 menunjukkan beberapa saham dengan frekuensi perdagangan tertinggi. Lima saham teratas yang paling sering diperdagangkan adalah:
- BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) – Ditutup di 4780 dengan 31.236 kali transaksi.
- ANTM (Aneka Tambang Tbk.) – Ditutup di 4780 dengan 28.505 kali transaksi.
- WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk.) – Ditutup di 4780 dengan 24.134 kali transaksi.
- TLKM (Telkom Indonesia (Persero) Tbk.) – Ditutup di 4780 dengan 15.138 kali transaksi.
- ACES (Aspirasi Hidup Indonesia Tbk.) – Ditutup di 4780 dengan 13.805 kali transaksi.
IHSG sempat terkoreksi pada pembukaan perdagangan pada awal pekan kemarin, namun segera rebound 0,05 persen ke level 7.435,50, mendekati level all-time high (ATH) di 7.460,38. Sebanyak 214 saham menguat, 114 saham melemah, dan 611 saham stagnan.
Nilai transaksi perdagangan saham awal mencapai Rp283 miliar dengan volume 491,5 juta saham yang diperdagangkan. Indeks LQ45 terkoreksi 0,11 persen di 924,24, indeks JII naik 0,02 persen di 507,72, indeks MNC36 turun 0,10 persen di 354,33, dan indeks IDX30 turun 0,12 persen di 469,44.
Sektor yang berada di zona hijau meliputi properti, bahan baku, energi, konsumer siklikal dan non-siklikal, transportasi, industri, dan teknologi dengan kenaikan di bawah 1 persen. Sementara sektor yang mengalami penurunan adalah kesehatan, keuangan, dan infrastruktur.
Tiga saham yang memimpin kenaikan (top gainers) adalah:
- PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) – Naik 20,00 persen menjadi Rp132.
- PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) – Menguat 14,68 persen menjadi Rp125.
- PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) – Melesat 7,69 persen menjadi Rp392.
Sementara itu, tiga saham yang menjadi top losers adalah:
- PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM)** – Turun 8,89 persen menjadi Rp240.
- PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) – Merosot 6,43 persen menjadi Rp131.
- PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) – Turun 4,76 persen menjadi Rp80.
Pergerakan pasar saham hari ini mencerminkan dinamika yang kompleks dengan berbagai sektor yang menunjukkan kinerja beragam. Investasi di pasar saham tetap menjadi pilihan menarik bagi para investor di tengah fluktuasi yang terjadi.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak melemah terbatas dalam rentang support dan resistance di level 7.275 – 7.450. Setelah menutup perdagangan Jumat lalu dengan penguatan 22,58 poin (0,3%) ke level 7.432, sektor transportasi kembali menjadi sektor dengan penguatan terbesar, mencatat kenaikan 1,81%.
Meskipun IHSG berhasil mencetak rekor baru pada pekan lalu, pergerakan indeks pada awal pekan ini menunjukkan tren yang sedikit melemah.
Meski begitu, masih ada potensi untuk melanjutkan kenaikan. Saham-saham ini menjadi pilihan utama investor untuk terus diperhatikan dalam perdagangan pekan ini. Analis pasar merekomendasikan untuk terus mencermati pergerakan saham-saham potensial ini, mengingat tren bullish yang masih kuat di pasar.
Pada akhir pekan lalu, IHSG berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan menembus level tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH). Hingga Jumat (16/08) kemarin IHSG menguat signifikan sebesar 2,41%, mencapai level 7.432,09. Prestasi ini melampaui rekor sebelumnya, dengan indeks sempat menyentuh puncak tertinggi di level 7.460,38 pada penutupan perdagangan sepekan.
Kinerja impresif IHSG ini didorong oleh beberapa sektor utama yang menunjukkan penguatan tajam. Saham sektor konsumen non primer, energi, dan transportasi menjadi pendorong utama, mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 8,88%, 5,77%, dan 4,71% dalam satu pekan perdagangan. Sektor-sektor ini menjadi andalan dalam pergerakan IHSG, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi dan investasi di Indonesia.
Selama sepekan, volume perdagangan di bursa tercatat mencapai 85,73 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp46,6 triliun. Frekuensi perdagangan juga cukup tinggi, dengan total 5,12 juta kali transaksi terjadi di pasar. Angka ini menunjukkan minat yang besar dari investor untuk berpartisipasi dalam pasar saham, seiring dengan kondisi pasar yang bullish.
Dengan capaian IHSG yang memecahkan rekor, pasar saham Indonesia menunjukkan daya tarik yang semakin kuat bagi investor. Sentimen positif dari sektor-sektor unggulan menjadi indikator bahwa ekonomi Indonesia masih memiliki prospek yang cerah di tengah dinamika global yang bergejolak.
Pekan ini, perhatian investor global akan tertuju pada sejumlah data ekonomi penting, terutama yang berasal dari Amerika Serikat. Di antara berbagai rilis data, laporan ketenagakerjaan yang dijadwalkan keluar pada 22 Agustus 2024 menjadi sorotan utama. Laporan ini diperkirakan masih akan menunjukkan angka yang stabil, sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan saat ini. Selain itu, publikasi FOMC Meeting Minutes di hari yang sama juga akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi pasar.
Tidak hanya data ketenagakerjaan, PMI Manufacturing AS yang diproyeksikan mengalami kenaikan juga akan diperhatikan oleh para pelaku pasar, meskipun sektor jasa dan komposit PMI diperkirakan masih melemah. Sementara itu, di penghujung pekan, perhatian akan beralih ke Jackson Hole Economic Symposium pada 23 Agustus 2024. Di sini, semua mata akan tertuju pada Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS.
Dari benua Eropa, inflasi diperkirakan tetap stabil atau bahkan sedikit menurun, yang bisa memberikan dampak tersendiri pada kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. Sementara itu, di Asia, fokus akan berada pada data ekonomi Jepang, termasuk neraca perdagangan dan inflasi, serta data suku bunga utama di China yang diperkirakan tetap di 3,35% untuk 1 tahun dan 3,85% untuk 5 tahun.
Di dalam negeri, perhatian akan tertuju pada pertemuan Bank Indonesia yang dijadwalkan pada 21 Agustus 2024. Meskipun belum ada ekspektasi perubahan suku bunga, pertemuan ini tetap penting sebagai tolok ukur kebijakan moneter ke depan, terutama dengan tren penguatan Rupiah yang didukung oleh arus masuk modal asing yang deras.
Secara politik, Konvensi Nasional Partai Demokrat di Amerika Serikat, yang berlangsung dari 19 hingga 22 Agustus di Chicago, Illinois, akan menjadi ajang penting untuk menentukan kandidat presiden partai tersebut menjelang pemilu mendatang. Acara ini diprediksi membawa dampak signifikan pada pasar politik dan ekonomi AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi domestik saat ini menunjukkan penguatan, didukung oleh sentimen positif dari pasar global. Namun, investor diingatkan untuk tetap waspada dan tidak terlena dengan kondisi saat ini. Jika semua berjalan sesuai rencana, IHSG berpotensi kembali menguat, asalkan bisa dijaga untuk tetap berada di atas level psikologis 7.350.