kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Diproyeksikan Lanjutkan Konsolidasi, Saham-Saham Ini Diperhatikan Investor

IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.349,58, Saham-Saham Perbankan dan Big Caps Terkerek Naik
Ilustrasi KabarMakassar
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan konsolidasi dengan potensi penguatan yang terbatas pada perdagangan hari ini, Rabu (25/09). Setelah mengalami kenaikan tipis sebesar 2,76 poin atau 0,04% ke level 7.778,49 pada perdagangan Selasa (24/09) kemarin.

IHSG diprediksi akan bergerak dalam rentang 7.650 hingga 7.850. Sepanjang tahun berjalan 2024, IHSG telah mencatatkan kenaikan sebesar 6,95%, yang mencerminkan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi dan fundamental yang positif.

Pemprov Sulsel

Secara teknikal, IHSG tampak sedang menguji kembali level support pada garis MA20 dengan volume perdagangan yang cenderung rendah. Jika indeks berhasil menembus resistance pada garis MA5, maka peluang untuk mencetak higher high semakin terbuka dan fase bullish dapat berlanjut. Namun, jika IHSG tidak mampu bertahan di atas garis MA20, maka koreksi lanjutan mungkin terjadi dengan target penurunan menuju support di garis MA50.

Saham-Saham Potensial dalam Perdagangan Hari Ini
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif ini, sejumlah saham masih menarik untuk diperhatikan oleh para investor. RHB Sekuritas, dalam analisanya, merekomendasikan beberapa saham yang memiliki prospek baik untuk dibeli pada perdagangan hari ini. Beberapa saham unggulan tersebut antara lain:

– PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
– PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
– PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP)
– PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)

Menurut RHB Sekuritas, konsolidasi IHSG yang berlangsung saat ini masih merupakan bagian dari tren jangka pendek. Namun, potensi kenaikan dalam jangka panjang tetap terlihat, terutama didukung oleh stabilitas ekonomi Indonesia yang tercermin dari data makroekonomi terkini.
Kondisi pasar menunjukkan optimisme, terutama menjelang rilis laporan keuangan emiten yang diperkirakan akan mulai diumumkan awal pekan depan.

Saham-saham lain yang direkomendasikan untuk diperhatikan oleh investor mencakup sektor-sektor defensif dan siklikal, di antaranya TLKM, KLBF, GGRM, HMSP, ASII, BBRI, PWON, ASRI, ICBP, dan INDF. Saham-saham ini dinilai memiliki fundamental yang kuat serta potensi kenaikan yang stabil di tengah kondisi pasar yang penuh dinamika.

Pergerakan Pasar dan Aliran Dana Asing
Pada perdagangan Selasa (24/09) kemarin, IHSG berhasil ditutup di zona hijau, dengan nilai transaksi mencapai Rp16,58 triliun. Volume perdagangan tercatat sebanyak 22 miliar saham dengan frekuensi transaksi lebih dari 1,4 juta kali. Dari 800-an saham yang diperdagangkan, 249 saham mengalami kenaikan, 332 saham melemah, dan 215 saham stagnan.

Aliran dana asing ke pasar modal Indonesia masih berada dalam tren positif, meski pembelian bersih (net foreign buy) pada perdagangan kemarin mengalami penyusutan menjadi Rp11,97 miliar di seluruh pasar.

Di pasar reguler, pembelian bersih asing mencapai Rp360,94 miliar, sementara di pasar negosiasi dan tunai tercatat penjualan bersih sebesar Rp348,97 miliar.

Menurut data dari RTI Business, saham-saham sektor perbankan dan pertambangan masih menjadi incaran utama investor asing. Salah satu saham yang mencatatkan net buy terbesar adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai Rp296,6 miliar.

Saham BBRI diikuti oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dengan Rp191,4 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp133,4 miliar.

Berikut adalah daftar 10 saham dengan net buy asing terbesar pada perdagangan Selasa (24/9/2024):

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) – Rp296,6 miliar
2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) – Rp191,4 miliar
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – Rp133,4 miliar
4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – Rp90,5 miliar
5. PT Astra International Tbk. (ASII) – Rp78,6 miliar
6. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) – Rp52,9 miliar
7. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) – Rp52,6 miliar
8. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) – Rp47,1 miliar
9. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) – Rp39,8 miliar
10. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) – Rp38,5 miliar

Sentimen Global dari Pasar Asia dan Kebijakan Tiongkok

IHSG juga mendapatkan dorongan positif dari bursa saham Asia, yang mencatatkan penguatan setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan serangkaian kebijakan stimulus untuk menghidupkan kembali perekonomian negara tersebut.

Pasar merespons positif langkah pemerintah Tiongkok yang memberikan stimulus guna menggairahkan kembali perekonomian yang sempat lesu.

Bank Sentral Tiongkok telah menyediakan likuiditas sebesar 600 miliar yuan (setara USD113 miliar) untuk menopang stabilitas ekonomi dan berencana mengumpulkan dana tambahan guna stabilisasi pasar.

Namun, meski langkah-langkah ini disambut baik oleh pasar, pelaku pasar masih menunggu pengumuman langkah konkret lainnya yang diharapkan bisa meningkatkan permintaan konsumen domestik Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi negara tersebut kini tercatat berada pada laju paling lambat dalam beberapa kuartal terakhir.

Selain itu, kebijakan Bank Sentral Australia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4,35%, tertinggi dalam 12 tahun terakhir, juga menjadi perhatian investor global. Kebijakan moneter ketat ini masih diperlukan hingga inflasi di Australia kembali ke target yang ditetapkan oleh bank sentralnya.

Dengan kondisi pasar global yang penuh tantangan, investor perlu berhati-hati dalam memilih saham dan terus memantau pergerakan pasar untuk menangkap peluang yang ada. Adapun saham-saham dengan fundamental kuat serta prospek bisnis yang baik tetap menjadi pilihan utama di tengah dinamika ekonomi global dan domestik yang terus berkembang.