kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Diprediksi Menguat, Siap Uji Level 7.421 Hari Ini

IHSG Diprediksi Menguat, Siap Uji Level 7.421 Hari Ini
Ilustrasi Saham (Dok: KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren penguatannya dan menguji level 7.421 dalam perdagangan Senin (06/01) hari ini.

Optimisme ini muncul setelah IHSG menutup pekan lalu dengan kenaikan tipis 0,02% di level 7.164 pada Jumat (03/01) kemarin, meskipun tekanan jual masih membayangi pasar.

Pemprov Sulsel

Menurut tim analis MNC Sekuritas, selama IHSG mampu bertahan di atas level support 6.931, indeks ini diproyeksikan berada di fase awal wave B dari wave (2).

“Dengan posisi ini, IHSG memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan menuju area 7.162 hingga 7.421,” ujar tim dalam riset terbarunya, Senin (06/01).

Pada perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG di kisaran 6.931 hingga 6.843, sementara level resistansi diperkirakan berada di rentang 7.182 hingga 7.263.

Sejumlah saham diperkirakan menjadi sorotan para investor, seiring dengan prospek penguatan IHSG.

Jika tren ini terus berlanjut, investor diharapkan dapat memanfaatkan momentum penguatan indeks untuk memperkuat portofolio mereka.

Diketahui, IHSG diproyeksikan bakal menguat ke level rentang 7.200 sampai dengan 7.250 sepanjang perdagangan pekan ini.

Pasar saham global mulai stabil di tengah ekspektasi investor terhadap kebijakan tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump. Dengan berkurangnya turbulensi, perhatian pasar kini beralih pada prospek pemangkasan suku bunga tambahan oleh The Fed dan regulasi yang lebih longgar dari pemerintahan baru.

Indeks saham utama di Wall Street mencatat rebound signifikan pada akhir pekan lalu. Saham perusahaan kapitalisasi besar seperti Tesla (TSLA) dan Nvidia (NVDA) menjadi motor penguatan.

Hingga penutupan Jumat (03/01), Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 339,86 poin atau 0,80% ke level 42.732,13. S&P 500 (SPX) melonjak 73,92 poin atau 1,26% ke level 5.942,47, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) terbang 340,88 poin atau 1,77% ke level 19.621,68.

Di tanah air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mempertahankan tren positif sepanjang pekan ini, dari 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.

Kenaikan ini turut didorong oleh lonjakan aktivitas transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Permadi Nurahmad, melaporkan IHSG mengalami peningkatan sebesar 1,82%, naik dari level 7.036,571 ke 7.164,429.

Lonjakan tertinggi tercatat pada rata-rata frekuensi transaksi harian yang meningkat 6,08%, menjadi 1,03 juta kali transaksi dibandingkan 970.000 kali transaksi di pekan sebelumnya.

“Peningkatan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 1,48% menjadi Rp12.445 triliun dari Rp12.264 triliun pada sepekan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (04/01).

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa turun sebesar 8,45% menjadi Rp9,74 triliun dari Rp10,64 triliun pada pekan sebelumnya.

Adapun, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga lebih rendah sebesar 12,40% menjadi 21,38 miliar lembar saham dari 24,40 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Hal itu sejalan dengan hari bursa yang lebih sedikit dan periode pergantian tahun.

“Investor asing pada Jumat, mencatatkan nilai jual bersih Rp571,38 miliar dan investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp817,08 miliar sepanjang 2025,” imbuhnya.

Sebelumnya diketahui, Memasuki awal 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi memiliki peluang menguat berkat efek musiman January Effect. Setelah menutup 2024 dengan penurunan 2,65%, IHSG berpotensi mencatatkan technical rebound, bergerak di area support 6.931 hingga resistance 7.210 sepanjang Januari.

Momentum ini memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan penguatan indeks, terutama menjelang pencapaian area resistance 7.210. Optimisme pasar didukung oleh berbagai katalis, mulai dari akumulasi saham undervalued hingga aksi korporasi strategis oleh emiten.

Pernyataan Presiden Prabowo terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah juga menjadi sentimen positif. Kebijakan ini dipandang mampu menjaga daya beli masyarakat, sehingga memperkuat prospek pasar saham domestik.

Namun, tantangan eksternal tetap membayangi. Potensi volatilitas pasar masih terbuka akibat ketidakpastian kebijakan The Fed, yang diperkirakan hanya memangkas suku bunga dua kali tahun ini. Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada kebijakan Donald Trump setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat.

Di sisi lain, rilis laporan keuangan tahunan emiten diharapkan menjadi salah satu faktor penentu arah IHSG. Dengan berbagai dinamika ini, awal tahun 2025 menjadi momen strategis bagi investor untuk menyusun langkah investasi dengan cermat.