kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi

IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi
Ilustrasi Saham (Dok: KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak positif pada perdagangan Kamis (14/11). IHSG diproyeksikan berada dalam rentang support di level 7.240-7.280 dan resistance di kisaran 7.350-7.400.

Secara teknikal, indeks menunjukkan pola pullback normal setelah sebelumnya menguji batas MA200. Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) juga menunjukkan pergerakan yang cenderung sideways, mengindikasikan potensi penguatan terbatas.

Pemprov Sulsel

Sentimen Eksternal: Fokus Pada Data Inflasi dan Pidato Jerome Powell

Dari sisi global, pasar sedang menanti data terbaru mengenai inflasi produsen di Amerika Serikat untuk bulan Oktober. Sebelumnya, data inflasi konsumen telah dirilis pada (13/11/2024). Diperkirakan inflasi produsen akan meningkat menjadi 2,20% secara year-on-year, naik dari 1,80% pada September. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan kenaikan biaya di sektor produksi yang bisa memicu kenaikan harga barang.

Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pidato yang akan disampaikan oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dapat memberikan petunjuk terkait kebijakan moneter ke depan.

Dampak dari Rilis Data Ekonomi Eropa

Di kawasan Eropa, pasar akan mencermati rilis data estimasi kedua (2nd Est) Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal III-2024. PDB kawasan ini diprediksi tumbuh 0,90%, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 0,60%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di benua tersebut.

Namun, tidak semua data ekonomi menunjukkan tren positif. Data produksi industri Eropa untuk bulan September diprediksi menurun ke level -1,11%, berbalik arah dari pertumbuhan 0,10% yang tercatat pada Agustus. Penurunan ini dapat menjadi sinyal perlambatan aktivitas manufaktur di kawasan tersebut.

Secara keseluruhan, sentimen pasar hari ini akan dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat, pidato Jerome Powell, serta perkembangan ekonomi di Eropa. Para investor diharapkan tetap waspada mengingat volatilitas yang mungkin meningkat seiring rilis data ekonomi global.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Rabu (13/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,18%, atau turun 13,31 poin ke level 7.308,67. Penurunan ini didorong oleh aksi jual investor asing yang mencatatkan net sell sebesar Rp 692,62 miliar di seluruh pasar.

Di pasar reguler, investor asing tercatat menjual bersih saham senilai Rp 816,16 miliar. Sebaliknya, di pasar negosiasi, terjadi aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing sebesar Rp 123,54 miliar.

Meskipun IHSG tertekan, beberapa saham mencatatkan net buy oleh investor asing. Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi favorit dengan pembelian bersih sebesar Rp 38,11 miliar, disusul oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar Rp 22,5 miliar, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) senilai Rp 9,5 miliar.

Namun, beberapa saham BUMN justru mengalami tekanan jual dari investor asing. Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat net sell terbesar sebesar Rp 104,84 miliar, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell Rp 95,32 miliar, serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 73,54 miliar.

Dalam kelompok saham LQ45, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) memimpin daftar top gainers dengan kenaikan 9,76%, diikuti oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang naik 4,07%, dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebesar 3,35%.

Sebaliknya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi top losers dengan penurunan 6,35%, disusul PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) yang turun 5,17%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang melemah 4,15%.

Penurunan IHSG dipengaruhi oleh koreksi di tujuh sektor. Sektor barang konsumsi primer mencatat pelemahan terbesar dengan penurunan 1,79%. Sektor properti dan real estat tergerus 1,56%, sementara sektor infrastruktur turun 0,52%. Sektor transportasi, barang baku, kesehatan, dan energi juga mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,49%, 0,48%, 0,41%, dan 0,05%.

Di sisi lain, empat sektor berhasil mencatatkan penguatan meskipun IHSG tertekan. Sektor teknologi mencatat kenaikan tertinggi sebesar 1,35%, diikuti sektor barang konsumsi non-primer yang naik 0,52%, sektor keuangan naik 0,51%, dan sektor perindustrian menguat 0,26%.

Sepanjang sesi perdagangan Rabu (13/11) kemarin, total volume transaksi saham mencapai 38,42 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,64 triliun. Sebanyak 298 saham berakhir melemah, sementara 293 saham berhasil menguat, dan 200 saham lainnya stagnan.

Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat turun 1,02%, namun secara year-to-date, indeks saham ini masih mencatat kenaikan tipis sebesar 0,49%.

Dilansir dari Bloomberg, Berikut rekomendasi saham hari ini, Kamis (14/11) yang dirangkum dari sejumlah broker.

BRI Danareksa Sekuritas
– BUKA
– NISP

BNI Sekuritas
– ENRG
– WIFI
– BREN
– MIKA
– TOBA
– RAJA

Phillip Sekuritas
– SUNI
– SATU
– MEJA
MNC Sekuritas
– ARTO
– ASII
– CMRY
– PGAS

CGS International Sekuritas
– TINS
– ENRG
– EMTK
– ACES
– SMGR
– ERAA

Phintraco Sekuritas
– BBNI
– BBRI
– ASII
– ERAA
– ADRO

Panin Sekuritas
– ACES
– ELSA
– RAJA
– DOID

Reliance Sekuritas
– DOID
– BRIS
– BBRI
– EXCL

Sebagai catatan, keputusan investasi tetap harus didasarkan pada analisis menyeluruh sesuai dengan profil risiko masing-masing investor. Berita ini tidak bermaksud mengajak untuk membeli atau menjual saham. Seluruh keputusan merupakan tanggung jawab investor.