kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Diprediksi Melanjutkan Pelemahan, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melanjutkan tren pelemahan pada awal pekan depan. Setelah pada akhir pekan lalu, IHSG tertekan dan ditutup di level 7.496,09.

Secara teknikal, indeks saham mengalami breaklow dari level support 7.500, diiringi oleh pelebaran negative slope pada indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), yang mengindikasikan adanya tekanan lanjutan pada pasar.

Pemprov Sulsel

Pelaku pasar saat ini menantikan rilis data penting dari dalam dan luar negeri, yang akan mempengaruhi pergerakan indeks. Salah satunya adalah pengumuman Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September, yang diperkirakan akan tetap stabil di kisaran 124, tidak jauh berbeda dari angka IKK Agustus yang berada di level 124,4.

Stabilnya data IKK ini diyakini menunjukkan bahwa keyakinan konsumsi masyarakat tetap terjaga, meskipun inflasi inti di bulan September tercatat naik menjadi 2,09 persen secara year on year (yoy).

Dari sisi eksternal, perhatian pasar tertuju pada rilis data Neraca Perdagangan dari Amerika Serikat dan Jerman untuk periode Agustus, yang diperkirakan akan lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, data inflasi AS dari sisi produsen dan konsumen untuk bulan September yang akan dirilis pekan depan juga menjadi fokus utama.

Jika inflasi mendekati target The Fed, hal ini dapat memicu harapan bahwa suku bunga The Fed (fed funds rate) akan dipangkas pada sisa tahun 2024, yang dapat memberikan dampak positif bagi pasar saham.

Untuk perdagangan pada Senin (07/10), IHSG diprediksi akan menguji level support di 7.460, dengan potensi resistance berada di level 7.600. Beberapa saham yang patut diperhatikan oleh pelaku pasar untuk perdagangan besok adalah:

1. PT Astra International Tbk (ASII)
– Rekomendasi: Buy
– Support: Rp 4.950 per saham
– Resistance: Rp 5.325 per saham

Saham Astra International (ASII) direkomendasikan untuk dibeli karena diperkirakan akan mengalami penguatan setelah sempat mengalami tekanan. Level support dan resistance yang sudah ditentukan memberikan panduan bagi investor untuk masuk pada harga yang sesuai.

2. PT Alam Sutera Tbk (ASRI)
– Rekomendasi: Buy on Weakness
– Support: Rp 191 per saham
– Resistance: Rp 240 per saham

Alam Sutera (ASRI) direkomendasikan untuk dibeli pada saat terjadi pelemahan (buy on weakness). Saham ini memiliki potensi rebound di masa depan dengan target resistance di level Rp 240 per saham.

3. PT Elnusa Tbk (ELSA)
– Rekomendasi: Buy
– Support: Rp 468 per saham
– Resistance: Rp 540 per saham

Elnusa (ELSA) juga diperkirakan akan mengalami penguatan, dan direkomendasikan untuk dibeli dengan level support di Rp 468 dan resistance di Rp 540 per saham.

Diketahui, IHSG ditutup melemah 0,63 persen ke level 7.496,09. Selama sepekan, IHSG terkoreksi hingga 2,61 persen, tertekan oleh sentimen global yang memburuk, termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Secara teknikal, IHSG berada di ambang level support 7.460 dan jika level ini ditembus, indeks berpotensi bergerak ke level support berikutnya di 7.436. Namun, terdapat peluang bagi IHSG untuk rebound, terutama jika terdapat sentimen positif dari data ekonomi domestik dan internasional yang akan dirilis pekan depan.

Fokus Data Domestik: Cadangan Devisa dan Keyakinan Konsumen

Pada Senin (07/10), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data cadangan devisa periode September 2024. Sebelumnya, pada akhir Agustus, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD 150,2 miliar, naik dari USD 145,4 miliar pada Juli.

Peningkatan ini menandai posisi tertinggi cadangan devisa sejak Desember 2023. Kenaikan cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penerimaan devisa dari sektor migas.

Selain itu, pada Selasa (08/10), BI dijadwalkan merilis hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk September 2024. Pada bulan Agustus, IKK tercatat sebesar 124,4, menunjukkan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan ini didukung oleh optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan.

Pengumuman Data Penjualan Ritel dan Kendaraan Bermotor

Pekan depan, pasar juga akan mencermati data penjualan ritel Indonesia untuk periode Agustus 2024 yang akan diumumkan pada Rabu (09/10). Pada bulan sebelumnya, penjualan ritel mencatatkan penurunan dengan Indeks Penjualan Ritel yang turun dari 229 pada Juni menjadi 212,4 pada Juli. Penurunan ini terutama disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah Iduladha.

Selain itu, data penjualan sepeda motor periode September 2024 akan dirilis pada Kamis (10/10). Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada periode Januari-Agustus 2024 mencapai 4,34 juta unit, sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, secara bulanan, penjualan pada Agustus mengalami penurunan 4,1 persen menjadi 573.886 unit dari Juli yang tercatat 598.844 unit.

Sentimen Eksternal: Data Ekonomi Amerika Serikat dan Stimulus China

Dari sisi eksternal, pekan depan juga akan diramaikan oleh rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (08/10), AS dijadwalkan merilis data neraca perdagangan untuk periode Agustus 2024. Pada Juli, AS mencatatkan defisit perdagangan sebesar USD 78,8 miliar, defisit terbesar sejak Juni 2022. Data ini akan menjadi fokus investor, terutama terkait potensi dampaknya terhadap kebijakan perdagangan global.

Selain itu, pada Kamis (10/10), risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan dirilis, memberikan petunjuk tentang kebijakan suku bunga The Fed di masa depan. Data inflasi AS untuk September 2024 juga akan menjadi sorotan. Pada Agustus, inflasi AS tercatat naik 0,2 persen secara bulanan dan turun menjadi 2,5 persen secara tahunan, mendekati target inflasi The Fed sebesar 2 persen.

China juga terus menjadi perhatian pasar dengan stimulus besar-besaran yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonominya. Data cadangan devisa China untuk September 2024 akan dirilis pada Senin (7/10/2024), dan diharapkan akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang dampak stimulus ekonomi negara tersebut.