KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan Jumat (22/11) dengan performa cemerlang, menguat sebesar 0,58% atau 41,69 poin ke level 7.182,60.
Kenaikan ini menguatkan optimisme investor, terutama di tengah kinerja apik sejumlah saham unggulan seperti UNVR, AMMN, BREN, dan BBRI yang turut menghijau.
IHSG pagi ini dibuka di level 7.141,10 dan sempat menyentuh titik tertinggi di 7.186,07. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 207 saham menguat, 213 saham melemah, dan 178 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pun tercatat berada di angka fantastis, yakni Rp12.071,71 triliun.
Dari sisi sektoral, IDX Sektor Teknologi menjadi sorotan dengan lonjakan tertinggi sebesar 1,39% di awal perdagangan. Kenaikan ini didukung oleh optimisme terhadap prospek teknologi di era digital yang terus berkembang.
Selain itu, sektor energi, barang konsumen primer, dan barang baku turut mencatatkan penguatan signifikan. Sektor transportasi & logistik, properti & real estate, serta sektor keuangan juga memberikan kontribusi positif terhadap pergerakan IHSG.
Namun, tidak semua sektor bernasib baik. IDX Sektor Perindustrian mencatatkan pelemahan terdalam sebesar 0,17%, diikuti sektor infrastruktur, kesehatan, dan barang konsumen non-primer.
Saham-saham berprestasi
Beberapa saham unggulan dari indeks LQ45 pagi ini mencuri perhatian dengan kinerja impresif. Berikut top gainers:
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO): Menguat 5,56%
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): Menguat 3,18%
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): Menguat 1,96%
Namun, tidak semua saham bernasib serupa. Berikut top losers LQ45:
- PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES): Turun 1,25%
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Turun 1,01%
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): Turun 0,98%
Optimisme pasar tetap terjaga
Penguatan IHSG pagi ini menunjukkan respons positif pasar terhadap berbagai sentimen, baik domestik maupun global. Dengan sektor teknologi dan konsumen sebagai penopang utama, optimisme terhadap stabilitas pasar saham Indonesia tetap terjaga.
Para pelaku pasar kini menantikan data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang untuk melihat arah pergerakan IHSG selanjutnya. Meskipun beberapa sektor mengalami tekanan, peluang untuk pertumbuhan di sektor unggulan memberikan angin segar bagi investor.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak melemah pada perdagangan Jumat (22/11), setelah pada sesi sebelumnya ditutup di zona merah.
Pada perdagangan Kamis (21/11) kemarin, IHSG terkoreksi 0,55% ke level 7.140,91 dengan tekanan besar dari saham-saham perbankan dan batu bara, seperti BBRI, BBCA, BMRI, ADRO, dan BUMI.
Menurut data RTI Infokom, IHSG bergerak di rentang 7.140-7.209 sepanjang perdagangan kemarin. Sebanyak 231 saham menguat, 316 saham melemah, dan 244 saham stagnan, mencerminkan dominasi sentimen negatif. Kapitalisasi pasar pun turun menjadi Rp12.013 triliun, memperlihatkan adanya tekanan yang cukup besar di pasar saham.
Potensi Koreksi Lebih Dalam
Para analis memproyeksikan IHSG masih berpotensi terkoreksi lebih dalam, dengan mengacu pada beberapa skenario teknikal. Pada skenario terburuk, IHSG diperkirakan berada di bagian wave C dari wave (2), yang memungkinkan indeks menguji level 6.835 hingga 6.998. Area gap pada 6.968-6.987 juga disebut menjadi target koreksi.
Namun, ada harapan pada skenario terbaik. Koreksi IHSG diproyeksikan hanya akan menyentuh level 7.062-7.114 untuk membentuk wave (c) dari wave [ii], yang menandakan potensi pemulihan lebih cepat.
Faktor Pendorong Pelemahan
Pelemahan ini tidak lepas dari aksi jual yang terjadi pada saham-saham berkapitalisasi besar. Saham perbankan seperti BBRI, BBCA, dan BMRI menjadi salah satu sektor yang paling terbebani, sementara sektor batu bara juga turut menyumbang tekanan dengan pelemahan saham ADRO dan BUMI.
Investor masih mencermati perkembangan ekonomi global dan regional yang memengaruhi pergerakan pasar. Sentimen dari ketidakpastian suku bunga global hingga fluktuasi harga komoditas menjadi faktor utama yang membebani IHSG.
Meskipun pasar saat ini tengah berada di bawah tekanan, peluang rebound tetap terbuka jika ada sentimen positif dari data ekonomi atau kebijakan moneter. Investor diimbau untuk lebih selektif dalam memilih saham, terutama pada sektor yang memiliki prospek kuat di tengah dinamika pasar yang volatil.
Dengan IHSG yang bergerak di ambang koreksi lebih dalam, arah pasar hari ini akan sangat ditentukan oleh respons investor terhadap sentimen yang berkembang.