KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan Kamis (07/11) di zona merah, dengan penurunan sebesar 0,22 persen ke level 7.367,82. Pada pembukaan ini, sebanyak 85 saham tercatat mengalami penguatan, sementara 74 saham melemah, dan sebagian besar lainnya tetap stabil.
Nilai transaksi awal tercatat mencapai Rp2,12 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 3,9 juta saham. Kondisi ini menandakan volatilitas di pasar, di mana investor masih mencermati pergerakan pasar saham dalam negeri di tengah perkembangan ekonomi global dan kondisi regional yang dinamis.
Sektor teknologi menjadi sektor dengan penurunan terbesar, melemah hingga 2,96% dan menekan IHSG secara keseluruhan. Selain itu, sejumlah saham perbankan utama juga turut menjadi beban indeks.
Saham dari empat bank besar mengalami koreksi, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menyumbang penurunan 31,1 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 14,4 indeks poin, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 9,7 indeks poin, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 6,6 indeks poin.
Ekonomi RI Melambat, Tantangan Awal Bagi Pemerintahan Prabowo Subianto
Selain ketidakpastian eksternal, pelambatan ekonomi dalam negeri turut menambah tekanan pada IHSG. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 hanya mencapai 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah dalam setahun terakhir dan berada di bawah ekspektasi pasar. Sebelumnya, pada kuartal II-2024, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,05%, sementara kuartal IV-2023 mencapai 5,04%.
Melemahnya ekonomi nasional ini menjadi tantangan awal bagi Presiden Prabowo Subianto di periode pemerintahannya, mengingat konsumsi rumah tangga yang merupakan motor utama ekonomi Indonesia turut mengalami penurunan.
Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% yoy pada kuartal III-2024, di bawah rata-rata historis yang biasanya mencapai 5%. Penurunan ini mengindikasikan bahwa permintaan dalam negeri masih lesu dan masyarakat cenderung berhati-hati dalam melakukan pengeluaran.
Pelemahan sektor konsumsi ini, jika berlanjut, dapat memperlambat pemulihan ekonomi lebih lanjut. Meskipun pemerintah diharapkan bisa memperkenalkan langkah-langkah kebijakan fiskal yang lebih kuat, kondisi ekonomi yang penuh tantangan ini memerlukan waktu untuk pulih sepenuhnya.
Dengan kondisi pasar yang tidak stabil dan ketidakpastian global, IHSG akan terus menghadapi tekanan. Investor pun disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan baik dari sisi domestik maupun internasional.
Sebelumnya, IHSG merosot ke zona merah turun 0,34% menjadi 7.468 sesaat setelah perdagangan dibuka Rabu (06/11) pagi, indeks sempat menguat sebentar menyentuh level 7.506, namun tidak bertahan lama dan jatuh ke teritori negatif
IHSG kemudian terpantau berusaha menembus ke atas level 7.491 di sesi I perdagangan kemarin. Pada akhir sesi I, IHSG anjlok lagi ke zona merah dengan pelemahan 0,41% menjadi 7.461,54. Sebanyak 261 saham menguat, 291 saham melemah, dan 221 saham stagnan siang ini.
Hingga pukul 13.46 WIB, Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertahan di zona merah dengan pelemahan 0,99% menjadi 7.417.
Kontras indeks S&P 500 di Amerika Serikat untuk kontrak future menguat 1,2% seiring dengan muncul titik terang Donald Trump bakal terpililh lagi menjadi Presiden AS.