kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Dibuka Melemah Jelang Akhir Pekan, Nantikan Keputusan Penting The Fed

IHSG Diprediksi Melemah Awal Pekan, Pasar Tunggu Sinyal dari The Fed
Ilustrasi Saham (Dok: KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari Jumat dengan pelemahan tipis sebesar 0,25% ke level 7.295 pada pukul 09.03 WIB, menurut data Bloomberg. Sebanyak 300 saham tercatat menguat, 287 saham melemah, sementara 311 lainnya stagnan.

Pasar saham Indonesia hari ini diperkirakan bergerak mixed di tengah ekspektasi dan ketidakpastian pasar global terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini. Para pelaku pasar juga menantikan rilis data penting dari AS yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kebijakan moneter ke depan.

Pemprov Sulsel

Secara teknikal, IHSG masih memiliki peluang melemah menuju level support 7.270 hingga 7.240. Jika mampu bertahan di atas level tersebut, indeks berpotensi rebound dengan target resistance di kisaran 7.350.

Lebih jauh, resistance berikutnya berada pada level 7.400 hingga 7.450, sementara jika support utama ditembus, IHSG dapat turun lebih dalam menuju 7.200.

Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan IHSG

Sentimen utama pada perdagangan hari ini datang dari perekonomian global, khususnya AS. Data terbaru menunjukkan Klaim Pengangguran di AS naik sebanyak 9.000 menjadi 224.000 pada pekan terakhir November, tertinggi dalam sebulan.

Rata-rata pergerakan empat minggu juga meningkat menjadi 218.250, mengindikasikan potensi perlambatan di pasar tenaga kerja AS.

Rilis laporan tenaga kerja bulanan yang akan diumumkan Jumat malam ini menjadi perhatian utama pasar.

Ekonom memprediksi non-farm payrolls akan bertambah sebanyak 215.000 pekerjaan pada November, dengan tingkat pengangguran stabil di angka 4,1%. Jika hasil ini sesuai ekspektasi, pasar berpotensi merespons positif, termasuk mendukung optimisme pelonggaran moneter The Fed.

Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Mengutip data CME FedWatch Tools, probabilitas penurunan suku bunga acuan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%–4,5% pada rapat Desember ini mencapai 70,1%.

Namun, komentar terbaru dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyebutkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi kuat, sehingga The Fed tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga. Powell menegaskan kebijakan akan tetap disesuaikan dengan tren inflasi yang ditargetkan menuju 2%.

Dengan kombinasi sentimen global ini, pasar Indonesia, sebagai bagian dari emerging markets, memiliki peluang menarik untuk mengantisipasi keuntungan dari langkah-langkah pelonggaran moneter yang lebih besar di AS. Namun, investor disarankan tetap waspada terhadap dinamika yang terjadi sepanjang hari ini.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami rebound pada perdagangan Jumat, setelah menutup sesi sebelumnya dengan pelemahan tipis.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,18% atau turun 13,45 poin ke level 7.313,31 pada Kamis (5/12). Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.338,60 dan terendah 7.309,43, dengan 318 saham menguat, 303 saham melemah, dan 325 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.466 triliun.

Analisis Pergerakan IHSG

Tim Analis MNC Sekuritas memproyeksikan bahwa IHSG saat ini berada dalam pola wave B dari wave (2), yang mengindikasikan adanya peluang penguatan lebih lanjut.

“Kami memprediksi IHSG akan bergerak menuju area resistance 7.373–7.471 dalam waktu dekat. Namun, investor perlu mencermati potensi retracement ke kisaran support 7.182–7.256 sebelum rebound terjadi,” demikian penjelasan MNC Sekuritas dalam laporan riset hariannya.

Secara teknikal, IHSG masih berpotensi menguat, namun sinyal volume perdagangan pada sesi sebelumnya menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar.

Posisi IHSG yang belum mampu menembus level MA200 menjadi perhatian, karena level ini merupakan indikator penting untuk tren jangka panjang.

Dalam situasi pasar saat ini, strategi buy on weakness menjadi langkah yang disarankan untuk memanfaatkan peluang rebound. Berikut beberapa saham pilihan yang direkomendasikan oleh MNC Sekuritas:

ADRO: Target harga Rp2.520–Rp2.660
MEDC: Spec buy dengan target harga Rp1.185–Rp1.270
MIKA: Target harga Rp2.790–Rp2.870
UNTR: Target harga Rp28.150–Rp28.575

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar amat menantikan data U.S. non-Farm Payrolls yang diperkirakan naik ke 202 ribu di November 2024 dari 12 ribu di Oktober 2024.

Data ini yang diyakini mendasari statement terbaru dari Gubernur The Fed, Jerome Powell yang kembali meredam spekulasi pemangkasan suku bunga acuan di Desember 2024

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi CLEO, ICBP, MAPI, KLBF, dan UNVR.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, belum ada perubahan signifikan pada pergerakan IHSG setelah kembali mengalami teknikal rebound dan mendekati resisten 7.341.

BRI Danareksa juga memberikan catatan, waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG turun di bawah support 7.047.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ANTM, dan DSNG.

Para investor diimbau untuk terus memantau pergerakan pasar, terutama pada saham-saham tersebut, karena memiliki potensi penguatan signifikan dalam waktu dekat.

Dengan sentimen global yang cenderung positif serta dukungan teknikal, IHSG memiliki peluang mengakhiri pekan ini dengan performa yang lebih baik.

Namun, investor perlu tetap berhati-hati terhadap volatilitas yang mungkin terjadi, mengingat pasar masih menanti kepastian dari data ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat.

Pasar saham Indonesia akan terus diwarnai oleh kombinasi sentimen domestik dan global. Oleh karena itu, strategi investasi yang cermat dan berbasis analisis teknikal serta fundamental tetap menjadi kunci untuk meraih keuntungan maksimal.

Disclaimer : Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membelu produk tertentu