kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Cetak Rekor Baru, Naik 0,97 Persen di Zona Hijau

IHSG Diramal Terkoreksi Hari Ini, Dibuka di Rentang Level 7.168
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (19/09) berhasil mencatatkan kenaikan signifikan, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH). IHSG naik 76,25 poin atau sekitar 0,97%, dan ditutup di level 7.905,39.

Dalam penutupan tersebut, IHSG hampir mencapai level tertinggi intraday-nya di angka 7.910,55. Sementara itu, level terendah pada hari itu sempat menyentuh angka 7.853,35, yang terjadi di awal sesi perdagangan pagi.

Pemprov Sulsel

Saham-saham dari sektor properti, infrastruktur, dan barang baku menjadi pendorong utama kenaikan IHSG. Ketiga sektor ini masing-masing mengalami penguatan sebesar 2,23%, 1,24%, dan 1,05%, mendorong IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Volume perdagangan mencapai 28,59 miliar saham, dengan total nilai transaksi sebesar Rp14,96 triliun. Terdapat 1,3 juta transaksi yang terjadi sepanjang hari. Dari total saham yang diperdagangkan, 304 saham menguat, 248 saham mengalami penurunan, dan 249 saham stagnan.

Dengan tren penguatan IHSG yang berlanjut pada perdagangan Kamis, sejumlah saham potensial diprediksi dapat melanjutkan kenaikan pada hari ini, Jumat (20/9/2024). Berikut adalah beberapa rekomendasi saham dari sejumlah perusahaan sekuritas:

Rekomendasi Saham Hari Ini:

  • BNI Sekuritas: INCO, ADRO, BREN, BRIS, ASRI, CMRY
  • Phillip Sekuritas: ELSA, ISSP, GJTL
  • MNC Sekuritas: ARTO, INCO, INDY, MAPA
  • CGS International Sekuritas: BBTN, BTPS, GOTO, SRTG, SILO, SSIA
  • Phintraco Sekuritas: BRPT, BRMS, ULTJ, EXCL, TOWR
  • Panin Sekuritas: BTPS, TOWR, SSIA, SMRA
  • Reliance Sekuritas: BTPS, TOWR, ENRG, ULTJ

Sementara itu, di pasar global, Wall Street juga mencatatkan penguatan setelah optimisme meningkat terkait keputusan The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa risiko resesi tetap rendah meskipun data ketenagakerjaan sempat di bawah ekspektasi.

IHSG diprediksi akan mengalami penguatan yang terbatas pada akhir pekan ini, Jumat (20/9/2024), dengan target uji resistance di kisaran 7.922-7.958. Namun, terdapat skenario terburuk di mana IHSG dapat terkoreksi dan menguji support di 7.775-7.818.

Di luar negeri, sentimen terkait kebijakan moneter masih menjadi perhatian. Bank sentral Jepang dan Tiongkok dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga mereka pada hari ini. Kedua bank sentral tersebut diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan mereka bulan ini.

Sebelumnya, pada perdagangan hari Rabu (18/09) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami sedikit koreksi, meskipun Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan penurunan suku bunga acuan. IHSG ditutup melemah tipis sebesar 0,03%, atau turun 2,64 poin, berakhir pada level 7.829,13. Meski begitu, indeks saham utama ini masih mampu bertahan di atas level psikologis 7.800.

Sepanjang perdagangan, nilai transaksi IHSG tercatat mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 28 miliar lembar saham. Transaksi saham ini terjadi dalam lebih dari 1,3 juta kali transaksi. Di antara saham-saham yang diperdagangkan, sebanyak 282 saham mencatatkan penguatan, 295 saham mengalami penurunan, dan 222 saham stagnan.

Meski IHSG sempat bergerak positif pada pembukaan perdagangan, namun tekanan jual yang cukup kuat di sektor teknologi membuat indeks ini terseret turun hingga penutupan sesi.

Sektor Teknologi Menjadi Penekan Terbesar IHSG

Sektor teknologi menjadi sektor yang paling terdampak pada perdagangan hari ini. Dengan koreksi sebesar 2,59%, sektor ini menjadi kontributor terbesar terhadap pelemahan IHSG. Penurunan tajam ini didorong oleh tekanan pada saham-saham teknologi utama, termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang menyumbang penurunan sebesar 9,1 poin terhadap IHSG.

Selain itu, saham energi terbarukan seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga turut menekan IHSG dengan kontribusi penurunan sebesar 16,1 poin.

Selain sektor teknologi, sektor infrastruktur dan barang konsumen non-primer juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,26% dan 1,17%. Sementara itu, enam sektor lainnya justru mencatatkan penguatan, dipimpin oleh sektor kesehatan yang naik 2,15%. Sektor properti dan industri juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,00% dan 0,71%.

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin

Keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6% menjadi berita utama di pasar keuangan hari ini. Pemotongan ini menandai penurunan pertama sejak Februari 2021, setelah BI menaikkan suku bunga secara bertahap sebesar 275 bp dari Agustus 2022 hingga April 2024. Suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan Lending Facility menjadi 6,75%.

Dalam konferensi persnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga ini adalah upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang semakin tidak menentu. “Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6%,” ujar Perry dalam konferensi pers yang diadakan Rabu (18/09).

Penurunan suku bunga ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi domestik di tengah inflasi yang terkendali serta memperkuat daya beli masyarakat. BI berharap kebijakan ini dapat mendorong sektor-sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan industri manufaktur.

Pasar Menanti Langkah The Fed

Setelah keputusan BI ini, perhatian pasar kini beralih kepada keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan bahwa ada peluang 100% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bp hingga 50 bp, menyusul data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan pelambatan ekonomi. Pemangkasan terakhir suku bunga The Fed terjadi pada Maret 2020, saat pandemi COVID-19 melanda, dengan suku bunga dipangkas mendekati nol untuk mendukung ekonomi AS.

Data inflasi produsen dan konsumen AS yang terus menurun, serta inflasi PCE yang sudah berada pada level yang rendah, menjadi alasan utama ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Ditambah lagi, angka pengangguran di AS menunjukkan tren yang meningkat, yang semakin memperkuat alasan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Dalam perdagangan kemarin, saham-saham teknologi mencatatkan kinerja terburuk dengan penurunan tajam. Saham GOTO dan BREN menjadi penekan terbesar bagi IHSG. Di sisi lain, beberapa saham mencatatkan penguatan terbesar, seperti MMIX, GUNA, SGER, KMDS, dan NEST. Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah NASI, TFAS, VISI, BELL, dan PSAB.

Pergerakan Bursa Asia

Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari ini. Indeks Nikkei di Jepang berhasil naik 177 poin atau 0,49% ke level 36.581,80, sementara indeks Shanghai di Tiongkok turun 13,18 poin atau 0,49% ke level 2.717,28. Indeks Strait Times di Singapura juga melemah 3,58 poin atau 0,10% ke level 3.589,83.

Meskipun terjadi koreksi tipis di IHSG, pelaku pasar optimis bahwa langkah-langkah moneter dari BI serta potensi pelonggaran kebijakan oleh The Fed dapat memberikan dorongan positif bagi pasar saham dalam jangka pendek.