KabarMakassar.com — Di tengah gejolak tajam yang mengguncang pasar modal sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menutup perdagangan hari terakhir dengan warna hijau tipis. Seolah bangkit dari keterpurukan, IHSG menguat 0,13 persen dan ditutup di level 6.262,22 pada Jumat (11/04) kenarib, naik tipis dari posisi pembukaan di 6.254,02. Sinar optimisme ini hadir setelah pekan penuh tekanan yang bahkan sempat memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara.
Berdasarkan data RTI Business, perdagangan saham hari ini terpantau aktif dengan total 13,39 miliar lembar saham berpindah tangan dalam 1,01 juta kali transaksi. Nilai transaksi pun menembus angka Rp10,72 triliun. Dari keseluruhan emiten yang tercatat, 309 saham menguat, 259 saham terkoreksi, dan 226 saham lainnya stagnan.
Namun, meskipun IHSG berhasil menguat, sebagian besar indeks utama justru belum mampu bangkit. IDX30 tercatat melemah 0,19 persen ke level 372,01. Indeks Sri-Kehati juga merosot 0,19 persen ke 331,72, sementara LQ45 melemah tipis 0,06 persen ke posisi 706,70. Sebaliknya, indeks saham syariah JII justru mencatatkan lonjakan sebesar 1,31 persen ke level 397,84.
Sektor-sektor utama pun menunjukkan pergerakan yang cenderung melemah. Sektor non-siklikal mengalami penurunan terdalam sebesar 1,19 persen. Diikuti sektor siklikal yang terkoreksi 0,67 persen, sektor properti melemah 0,31 persen, sektor teknologi turun 0,13 persen, infrastruktur menurun 0,08 persen, dan sektor keuangan melemah tipis 0,04 persen.
Kendati demikian, tak semua sektor berada dalam tekanan. Sektor bahan baku justru mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 3,23 persen. Sektor transportasi juga tumbuh positif 1,21 persen, disusul sektor energi yang menguat 0,73 persen, sektor kesehatan naik 0,71 persen, dan sektor industrial naik 0,29 persen.
Di antara saham-saham yang mencuri perhatian sebagai top gainers terdapat PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), serta PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Sementara di sisi lain, saham-saham seperti PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP), PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) harus rela menempati posisi top losers.
Untuk saham yang paling banyak diperdagangkan berdasarkan volume dan nilai, BRMS, BMRI (PT Bank Mandiri Persero Tbk), serta BUMI (PT Bumi Resources Tbk) menempati urutan teratas.
Meskipun ditutup menguat, catatan kinerja IHSG selama sepekan—terhitung sejak 8 hingga 11 April 2025—masih menyisakan luka. IHSG tercatat mengalami pelemahan sebesar 3,82 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di level 6.510,62. Kapitalisasi pasar Bursa juga merosot 3,88 persen dari Rp11.126 triliun menjadi Rp10.695 triliun.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa selama sepekan ini rata-rata volume transaksi harian justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,71 persen menjadi 18,90 miliar saham.
Namun, di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian mengalami pelemahan signifikan sebesar 20,38 persen dari Rp18,60 triliun menjadi Rp14,81 triliun. Meski begitu, frekuensi transaksi harian justru meningkat 16,16 persen menjadi 1,18 juta kali dari sebelumnya 1,02 juta kali.
Salah satu momen paling mencolok dalam pekan ini terjadi pada perdagangan Selasa, 8 April 2025. Kala itu, IHSG anjlok tajam sebesar 9,19 persen atau 598,55 poin ke level 5.912,06 hanya beberapa menit setelah pembukaan sesi pertama.
Akibatnya, BEI langsung mengaktifkan mekanisme trading halt atau penghentian sementara perdagangan selama 30 menit. Momen ini menjadi sorotan utama pasar karena mencerminkan tekanan luar biasa yang menimpa investor pasca libur Lebaran.
Sesaat setelah perdagangan dilanjutkan pukul 09.30 WIB, IHSG masih belum menunjukkan perbaikan dan bahkan terus melorot hingga 9,32 persen ke level 5.903,52. Lonjakan kepanikan ini mendorong BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil langkah korektif dengan menyesuaikan ketentuan teknis perdagangan.
Pada hari yang sama, BEI menerbitkan dua Surat Keputusan Direksi yang mengatur ulang mekanisme auto rejection bawah dan trading halt untuk merespons kondisi pasar yang tidak biasa. Salah satu penyesuaian penting adalah perubahan batasan auto rejection bawah menjadi 15 persen untuk seluruh rentang harga saham di berbagai papan perdagangan. Sementara itu, ketentuan trading halt ditetapkan dalam tiga tahap: trading halt pertama jika IHSG turun lebih dari 8 persen, kedua jika turun lebih dari 15 persen, dan opsi trading suspend jika penurunan mencapai 20 persen atau lebih.
Mengakhiri pekan ini, tekanan jual dari investor asing juga masih terlihat. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp214,17 miliar pada Jumat kemarin, dan sepanjang tahun berjalan nilai jual bersih asing telah mencapai Rp35,86 triliun.
Meskipun pekan ini IHSG sukses bangkit di hari terakhir, kondisi pasar masih menyimpan tantangan besar. Arah pemulihan ke depan akan sangat bergantung pada stabilitas sentimen global maupun domestik, serta kebijakan regulator yang mampu menjaga iklim perdagangan tetap sehat dan berimbang.