kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Berpotensi Rebound Susul The Fed Pangkas Suku Bunga

IHSG Berpotensi Rebound Susul The Fed Pangkas Suku Bunga
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/11) diprediksi berpotensi berbalik menguat (rebound) menyusul langkah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), yang memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga acuannya.

IHSG dibuka dengan kenaikan 20,10 poin atau setara dengan 0,28 persen, membawa indeks ke level 7.263,95. Sementara itu, kelompok saham unggulan yang tergabung dalam Indeks LQ45 juga turut menguat dengan kenaikan sebesar 4,22 poin atau 0,48 persen, mencapai posisi 891,22.

Pemprov Sulsel

Kondisi pasar saham Indonesia yang membaik ini tidak terlepas dari dampak positif yang ditimbulkan oleh keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), sehingga tingkat suku bunga acuannya kini berada di kisaran 4,50-4,75 persen.

Keputusan ini diumumkan dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Jumat dini hari waktu Indonesia, dan memberikan harapan baru bagi para pelaku pasar yang menantikan stabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Sebelumnya, The Fed juga telah menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan di bulan September, sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menanggulangi tekanan inflasi yang tinggi.

Sinyal positif dari kebijakan moneter The Fed ini tidak hanya berdampak pada pasar saham, tetapi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah.

Rupiah di pasar spot dilaporkan menguat ke level Rp15.551 per dolar AS pada hari ini. Penguatan ini menjadi salah satu indikator bahwa sentimen pasar terhadap aset-aset berbasis rupiah mulai membaik, menyusul adanya pelonggaran kebijakan moneter di AS yang memberikan ruang bagi negara-negara berkembang untuk menikmati arus modal masuk.

Selain dampak dari kebijakan The Fed, sentimen positif dari dalam negeri turut memberikan dorongan terhadap pasar saham. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini melaporkan bahwa cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Oktober 2024 mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 151,2 miliar dolar AS.

Pencapaian ini didukung oleh peningkatan penerimaan pajak dan jasa, serta penerbitan utang luar negeri oleh pemerintah. Peningkatan cadangan devisa ini memberikan jaminan tambahan bagi stabilitas ekonomi Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian kondisi global.

Dari sisi eksternal, bank sentral Inggris (BoE) juga mengambil langkah serupa dengan The Fed. BoE memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps, menjadikan tingkat suku bunga di Inggris turun ke level 4,75 persen.

Kebijakan ini merupakan pemangkasan kedua yang dilakukan BoE dalam kurun waktu empat tahun terakhir, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris yang tengah menghadapi tantangan.

Langkah pelonggaran kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di berbagai negara, termasuk AS dan Inggris, telah memberikan dampak positif terhadap bursa saham global.

Di Amerika Serikat, indeks utama Wall Street mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Indeks Dow Jones mencatatkan kenaikan terbesar, melonjak sebesar 3,57 persen.

Sementara itu, indeks Nasdaq juga menguat dengan kenaikan 2,95 persen, diikuti oleh indeks S&P 500 yang naik 2,53 persen. Kenaikan ini mencerminkan optimisme para pelaku pasar terhadap prospek ekonomi yang lebih stabil setelah adanya pelonggaran suku bunga.

Tidak hanya pasar saham AS yang merespons positif, bursa saham regional Asia juga menunjukkan tren penguatan. Indeks Nikkei Jepang naik 66,00 poin atau sekitar 0,17 persen, membawa indeks tersebut ke level 39.447,39.

Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak 192,81 poin atau sekitar 0,92 persen, mencapai level 21.146,15. Indeks Shanghai di China juga mengalami kenaikan sebesar 16,51 poin atau 0,48 persen, menembus level 3.487,16.

Sedangkan indeks Straits Times di Singapura mencatat penguatan terbesar di antara bursa Asia lainnya, dengan kenaikan 50,98 poin atau 1,39 persen, membawa indeks tersebut ke level 3.724,46.

Para analis pasar memperkirakan bahwa IHSG akan terus bergerak positif dalam rentang 7.200 hingga 7.300 sepanjang hari ini, didukung oleh sentimen global yang membaik serta dukungan dari faktor domestik yang solid.

Para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mencermati perkembangan lebih lanjut dari kebijakan moneter global serta indikator ekonomi lainnya yang dapat memengaruhi pergerakan pasar.

Kebijakan The Fed dan BoE yang cenderung lebih longgar diharapkan dapat memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi global, yang pada gilirannya dapat membawa dampak positif bagi pasar saham di Indonesia.