KabarMakassar.com — Pada penutupan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 8,31 poin atau 0,11% dan ditutup di level 7.597,8, mengakhiri tren penguatan selama dua hari sebelumnya. Sebanyak 284 saham menguat, 300 saham melemah, dan 207 saham stagnan.
Total nilai transaksi di bursa hari ini mencapai Rp 10,41 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 16,09 miliar saham yang diperdagangkan dalam 1.198.791 kali transaksi.
Sebagian besar sektor saham mengalami penurunan, dengan sektor keuangan mencatatkan pelemahan terdalam sebesar 1,29%. Pelemahan juga terjadi di sektor teknologi (0,36%), barang baku (0,35%), kesehatan (0,27%), dan transportasi (0,27%).
Sementara itu, sektor properti mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 1,25%, diikuti sektor barang konsumsi non-primer (0,84%), industri (0,27%), dan energi (0,26%).
Selain di pasar domestik, bursa saham di Asia mayoritas menunjukkan penguatan. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,43%, Straits Times di Singapura menguat 0,10%, dan Nikkei 225 di Jepang naik 0,47%. Sebaliknya, indeks Shanghai Composite di China mengalami penurunan 0,24%.
Di Eropa, bursa saham kompak mengalami penguatan, dengan indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,53% dan DAX di Jerman naik 0,38%. Sementara itu, mayoritas bursa saham Amerika Serikat justru melemah, dengan indeks S&P 500 turun 0,32% dan NASDAQ Composite melemah 0,85%. Hanya indeks Dow Jones yang mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,16%.
Pada sesi I perdagangan Selasa (27/8/2024), IHSG terpantau melemah 0,68% ke level 7.554,77, kembali ke level psikologis 7.500 setelah beberapa hari mencatatkan rekor tertinggi. Nilai transaksi pada sesi ini mencapai Rp 5,7 triliun dengan 9,8 miliar saham diperdagangkan sebanyak 745.047 kali. Sebanyak 251 saham menguat, 306 melemah, dan 245 saham stagnan.
Sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG dengan penurunan 1,59%. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi kontributor terbesar penurunan IHSG pada sesi I, menyumbang penurunan 16,5 poin indeks.
Investor asing yang sebelumnya aktif melakukan pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini mulai berbalik arah. Pada hari Selasa (27/08), mereka tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 544 miliar di seluruh pasar BEI.
Meskipun demikian, sepanjang tahun ini, investor asing masih mencatatkan total pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 13,01 triliun.
Pada perdagangan hari ini, penjualan bersih terbesar terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai mencapai Rp 284,8 miliar. Selain itu, investor asing juga melepaskan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan penjualan bersih sebesar Rp 235,1 miliar.
Saham lainnya yang turut dilepas adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), masing-masing dengan nilai penjualan bersih Rp 167,9 miliar dan Rp 143 miliar.
Di sisi lain, pembelian bersih terbesar oleh investor asing tercatat pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), meskipun nilainya tidak signifikan, hanya sebesar Rp 77,7 miliar.
Pasar juga masih dipengaruhi oleh dinamika politik terkait Pilkada 2024, terutama di daerah-daerah dengan kantong investasi seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, yang menjadi perhatian investor. Pendaftaran calon kepala daerah dimulai pada 27 Agustus hingga 29 Agustus 2024, dengan pemungutan suara dijadwalkan pada 27 November 2024.
Selain itu, pasar merespons pernyataan Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, dalam Simposium Jackson Hole yang mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang. Pelaku pasar memperkirakan peluang besar untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan tersebut, dengan kemungkinan tambahan penurunan hingga akhir tahun ini.
Sebelumnya, Pada penutupan perdagangan Senin (26/08) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 61,89 poin atau sekitar 0,82%, mencapai level 7.606,19. Sementara itu, indeks saham LQ45, yang mencakup 45 saham unggulan, juga mengalami kenaikan sebesar 6,84 poin atau 0,82%, berakhir di level 7.606,18.
Penguatan IHSG ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari bursa saham Asia yang menunjukkan tren menguat. Di antaranya, Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,06% ke level 17.798,73, Indeks Shanghai di Tiongkok sedikit meningkat 0,04% ke 2.855,52, dan Indeks Straits Times di Singapura bertambah 0,24% ke posisi 3.396,03. Sementara itu, Indeks Nikkei di Jepang justru turun 0,66% ke level 38.110,19.
Optimisme di pasar saham Asia didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS). Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa waktu yang tepat telah tiba untuk mulai melonggarkan kebijakan suku bunga, dengan tujuan untuk mencegah penurunan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS.
Data ekonomi yang akan dirilis oleh AS pada Kamis (29/08/2024) diperkirakan menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) secara kuartalan meningkat dari 1,4% menjadi 2,8%. Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa AS tidak akan mengalami resesi.
Selain itu, para investor menantikan laporan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang sangat penting dalam mengukur inflasi. Diperkirakan, Indeks PCE Price Index bulanan akan naik dari 0,1% menjadi 0,2%, sementara Core PCE Price Index bulanan diperkirakan tetap stabil di 0,2%.
Pada perdagangan di bursa saham dalam negeri, sektor barang konsumen nonprimer memimpin kenaikan dengan peningkatan 1,97%, diikuti oleh sektor properti dan barang baku yang masing-masing naik 1,97% dan 1,17%. Data RTI Business mencatat frekuensi perdagangan saham mencapai 1,15 juta kali dengan volume 16,59 miliar lembar saham yang berpindah tangan, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp12,41 triliun.
Sebanyak 360 saham mengalami penguatan, 219 saham melemah, dan 217 saham lainnya stagnan. Emiten dengan kenaikan tertinggi hari ini adalah CITY yang melonjak 34,33%, disusul oleh TMPO dan SURI yang masing-masing naik 31,74% dan 19,42%. Di sisi lain, SMIL menjadi emiten dengan penurunan terbesar sebesar 21,86%, diikuti oleh VISI dan CBUT yang masing-masing turun 18,49% dan 14,86%.
Secara sektoral, delapan dari sebelas sektor mengalami penguatan, dengan sektor properti mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 1,97%.
Sementara itu, pasar saham di Asia menunjukkan penguatan pada hari ini. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 1,06%, Indeks Straits Times di Singapura menguat 0,21%, dan Indeks Shanghai Composite di Tiongkok meningkat 0,04%. Namun, Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,66%.
Di sisi lain, pasar saham AS juga mencatatkan penguatan dengan Indeks S&P 500 naik 1,15%, Indeks NASDAQ Composite melonjak 1,47%, dan Indeks Dow Jones naik 1,14%.