KabarMakassar.com — Harga emas batangan 24 karat Antam mengalami kenaikan signifikan hari ini. Grafik menunjukkan harga emas naik Rp 13.000 per gram, dari sebelumnya Rp 1.564.000 menjadi Rp 1.577.000 per gram.
Di sisi lain, harga buyback emas 24 karat Antam yang ditetapkan Logam Mulia juga mengalami kenaikan Rp 13.000 per gram, dari sebelumnya Rp 1.410.000 menjadi Rp 1.423.000 per gram. Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback hari ini tercatat sebesar Rp 154.000 per gram.
Antam sendiri menetapkan dua jenis harga untuk emas batangan produksinya, yakni harga emas dan harga buyback. Harga emas merupakan harga yang berlaku saat konsumen membeli emas dari gerai Logam Mulia, sedangkan harga buyback adalah harga yang berlaku ketika konsumen menjual kembali emas tersebut kepada Antam.
Bagi investor emas, memahami perbedaan kedua harga ini sangat penting. Tanpa memperhitungkan selisih antara harga jual dan buyback, investor bisa salah menghitung potensi keuntungan dan kerugian.
Berdasarkan update terakhir, Kamis (16/01) pukul 09.35 WIB di laman resmi Logam Mulia, berikut adalah harga emas batangan terbaru yang berlaku hari ini:
- 0,5 gram: Rp 838.500
- 1 gram: Rp 1.577.000
- 2 gram: Rp 3.104.000
- 3 gram: Rp 4.638.000
- 5 gram: Rp 7.700.000
- 10 gram: Rp 15.310.000
- 25 gram: Rp 38.125.000
- 50 gram: Rp 76.100.000
- 100 gram: Rp 152.020.000
- 250 gram: Rp 379.750.000
- 500 gram: Rp 759.250.000
- 1000 gram: Rp 1.517.600.000
Dengan tren kenaikan harga emas saat ini, calon investor diimbau untuk cermat dalam merencanakan strategi investasi mereka, terutama dalam mempertimbangkan waktu pembelian dan penjualan emas batangan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Emas 24 Karat
Harga emas sering mengalami fluktuasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan ekonomi. Berikut adalah beberapa elemen kunci yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas 24 karat:
1. Ketidakpastian Global
Situasi politik, ekonomi, resesi, perang, dan krisis dapat menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi harga emas. Kondisi global yang tidak stabil sering kali mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap lebih aman seperti emas, sehingga harganya naik.
2. Permintaan dan Penawaran
Jika permintaan emas melebihi penawarannya, harga emas cenderung naik. Sebaliknya, ketika penawaran emas lebih besar dari permintaannya, harga emas bisa turun.
3. Kebijakan Moneter The Fed
Kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) juga memainkan peran penting. Penurunan suku bunga oleh The Fed biasanya meningkatkan harga emas, karena biaya penyimpanan emas menjadi lebih murah dan dolar AS melemah.
4. Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan harga emas. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga ketika inflasi meningkat, permintaan emas pun naik, yang mendorong harganya.
5. Nilai Tukar Rupiah
Di Indonesia, harga emas dipengaruhi oleh harga emas dunia yang dihitung dalam dolar AS. Jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, harga emas dalam negeri akan naik.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membeli Emas?
Emas idealnya dijadikan sebagai investasi jangka panjang, dengan jangka waktu antara lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Waktu terbaik untuk membeli emas adalah ketika harganya turun.
Menghadapi volatilitas harga emas, salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dollar cost averaging. Metode ini melibatkan pembelian emas secara rutin atau bertahap dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sehingga mengurangi risiko fluktuasi harga dan membantu mencapai harga rata-rata yang lebih stabil.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas dan menerapkan strategi investasi yang tepat, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam berinvestasi emas.
Perhatian: Perlu dicatat bahwa harga yang tertera di atas merupakan harga dasar yang ditetapkan oleh Logam Mulia. Untuk pembelian emas di butik atau toko resmi emas, pembeli akan dikenakan pajak PPh 0,25% dari harga emas yang dibeli.