kabarbursa.com
kabarbursa.com

Ekspor Sulsel Masih Kontraksi Meski Tumbuh 0,45 Persen

Ekspor Sulsel Masih Kontraksi Meski Tumbuh 0,45 Persen
Ilustrasi Ekspor (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan Juli 2024 mencapai US$173,66 juta, menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,45% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$172,88 juta.

Meski ada pertumbuhan bulanan, secara kumulatif dari Januari hingga Juli 2024, ekspor Sulsel masih mengalami kontraksi. Total nilai ekspor selama tujuh bulan pertama tahun ini tercatat sebesar US$1,18 miliar, yang merupakan penurunan sebesar 8,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai US$1,29 miliar.

Pemprov Sulsel

Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menjelaskan bahwa peningkatan ekspor pada Juli 2024 didorong oleh peningkatan permintaan untuk beberapa komoditas unggulan daerah. Besi dan baja, misalnya, mencatat kenaikan ekspor sebesar 27,12%, dari US$31,12 juta pada Juli 2023 menjadi US$39,56 juta pada Juli 2024.

Selain itu, ekspor ikan dan udang juga tumbuh signifikan sebesar 40,86%, dari US$7,87 juta menjadi US$11,09 juta. Produk lain yang mengalami peningkatan adalah lak, getah, dan damar, yang meningkat tajam sebesar 193,41%, dari US$2,75 juta menjadi US$8,06 juta, serta kakao/coklat yang naik 22,40%, dari US$8,01 juta menjadi US$9,80 juta.

Namun, meskipun ada peningkatan pada beberapa komoditas, Aryanto juga mencatat bahwa ekspor komoditas utama seperti nikel mengalami penurunan sebesar 20,87%, dan biji-bijian berminyak turun 10,59%.
“Kendati demikian, pertumbuhan yang cukup meyakinkan dari komoditas lain berhasil menjaga nilai ekspor keseluruhan tetap tumbuh pada bulan tersebut,” ujar Aryanto dalam pernyataan resminya.

Secara kumulatif, penurunan ekspor Sulsel masih disebabkan oleh penurunan tajam dalam permintaan untuk komoditas nikel dan biji-bijian berminyak sepanjang Januari hingga Juli 2024.

Ekspor nikel selama periode tersebut hanya mencapai US$551,21 juta, turun 26,35% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$748,43 juta. Sedangkan ekspor biji-bijian berminyak tercatat hanya US$89,28 juta, mengalami penurunan sebesar 31,85% dari US$130,99 juta pada tahun lalu.

Aryanto menambahkan, Penurunan permintaan untuk dua komoditas utama ini telah memberikan dampak signifikan terhadap total ekspor Sulsel sepanjang tahun 2024 hingga Juli.

“Nikel dan biji-bijian berminyak masih menjadi komoditas utama yang mendominasi perdagangan global provinsi ini.” jelasnya.

Dengan demikian, meskipun ada pertumbuhan pada beberapa komoditas, penurunan yang cukup signifikan pada nikel dan biji-bijian berminyak masih menjadi tantangan utama bagi ekspor Sulsel secara keseluruhan pada tahun ini.