kabarbursa.com
kabarbursa.com

Catatan Pasar Modal Pekan Pertama Juli 2024

IHSG Melemah Sepanjang Pekan Lalu Capai Level 7.256,996
ilustrasi Saham (Dok : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada pekan pertama Juli 2024, pergerakan pasar saham di Indonesia menunjukkan dinamika yang signifikan. Beberapa saham mengalami penurunan tajam, yang menyebabkan kerugian besar bagi para pemodal. Di sisi lain, sejumlah saham berhasil mencatatkan keuntungan yang signifikan.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan sejumlah saham mengalami penurunan drastis, masuk dalam daftar top losers selama sepekan.

Pemprov Sulsel

Saham PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) menjadi yang terjatuh paling dalam dengan penurunan sebesar 34,96%. Saham ini memimpin daftar top losers, diikuti oleh saham PT Argo Pantes Tbk (ARGO) yang terpangkas 20,95%, PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK) yang turun 19,35%, PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) yang merosot 17,2%, dan PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) yang melemah 15,25%.

Selain itu, saham PT Indo Straits Tbk (PTIS) juga mengalami penurunan signifikan sebesar 13,22%, diikuti oleh PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) yang turun 12,53%, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) yang melemah 11,89%, PT Sekar Laut Tbk (SKLT) yang merosot 11,48%, dan PT Remala Abadi Tbk (DATA) yang turun 10,14%.

Kinerja Pasar Secara Keseluruhan

Meskipun beberapa saham mengalami penurunan, kapitalisasi pasar bursa justru mengalami kenaikan 2,8% menjadi Rp 12.431 triliun dari Rp 12.092 triliun pada pekan sebelumnya.

Rekor tertinggi kapitalisasi pasar terjadi pada perdagangan periode 13-17 Mei 2024 dengan mencatatkan kapitalisasi Rp 12.420 triliun. Kenaikan juga terjadi pada indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik 2,69% dari 7.063,5 menjadi 7.253,3 pada penutupan pekan ini.

Frekuensi transaksi harian juga meningkat sebesar 24,44% menjadi 947 ribu kali dari 761 ribu kali. Namun, rata-rata nilai transaksi harian justru turun 34,09% menjadi Rp 10,65 triliun dari Rp 16,16 triliun pada pekan sebelumnya. Hal yang sama terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang terpangkas 18,79% menjadi 15,55 miliar saham dari 19,15 miliar saham.

Pada perdagangan Jumat (5/7) kemarin, investor asing mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 558,44 miliar. Hal ini menyebabkan nilai jual bersih (net sell) investor asing sepanjang tahun berjalan ini berkurang menjadi Rp 5,09 triliun. Meskipun ada net buy, beberapa saham masih mencatatkan kerugian besar.

Sementara itu, beberapa saham mencatatkan kenaikan tajam dan menduduki posisi top gainers. Saham PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) mencatatkan kenaikan tertinggi mencapai 80%, diikuti oleh PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang naik 70,73%, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang menguat 63,95%, PT MNC Land Tbk (KPIG) yang naik 60%, dan PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) yang meningkat 59,09%.

Saham lainnya yang mencatatkan kenaikan signifikan termasuk PT IBK Indonesia Tbk (AGRS) 48,15%, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) 35,11%, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) 30,43%, PT MNC Vision Tbk (MSKY) 30%, dan PT PP Presisi Tbk (PPRE) 25,49%.

Pandangan BRI Danareksa Sekuritas

BRI Danareksa Sekuritas mengungkapkan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di saham-saham bank pilihan yang terdiskon besar dari valuasi rata-rata lima tahun. Fundamental perbankan masih kuat, terlihat dari kualitas aset yang tetap prima, termasuk untuk kredit segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Rasio non-performing loan (NPL) untuk kredit UMKM naik menjadi 4% per Maret 2024 dari 3,7% per Desember 2023, tetapi masih lebih rendah dibandingkan puncaknya pada 2017 dan 2021 yang masing-masing sebesar 4,7% dan 4,5%.

NPL kredit rumah tangga di luar properti mencapai 1,4%, dengan tren penurunan yang berkelanjutan. Sementara itu, NPL financial technology (fintech) peer-to-peer lending mencapai 2,8% per April 2024, terendah sejak Agustus 2022. BRI menguasai 50% kredit segmen UMKM dengan NPL yang bertengger di level 3,4% per Maret 2024, naik dari Desember dan Maret 2023 yang masing-masing sebesar 3,2% dan 2,8%.

BRI Danareksa Sekuritas tetap memberikan rekomendasi overweight untuk saham sektor perbankan, dengan menyarankan untuk membeli saham BBCA, BMRI, BBNI, dan BRIS, dengan target harga masing-masing sebesar Rp 11.300, Rp 7.400, Rp 6.800, dan Rp 2.800. Hal ini didasarkan pada berkurangnya pembobotan ke IHSG dan fundamental perbankan yang kuat.

Debut Perusahaan Baru di BEI

Pada perdagangan pertama pekan kedua Juli, Senin (8/7), tiga perusahaan dijadwalkan mencatatkan (listing) perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka adalah PT Intra GolfLink Resort Tbk (GOLF), PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA), dan PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES).

PT Intra GolfLink Resort, yang dikendalikan oleh Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, bergerak dalam bidang jasa konsultasi manajemen dan pengelolaan lapangan golf serta pengembangan properti. Pemegang saham utama adalah PT Bali Pecatu Graha dan PT Mandalapratama Permai, dengan Darma Mangkuluhur Hutomo, anak Tommy Soeharto, menjabat sebagai komisaris utama.

PT Indo American Seafoods akan menggelar IPO sejumlah 290 juta saham dengan harga IPO Rp 250 per saham, sehingga nilai keseluruhan IPO mencapai Rp 72,5 miliar. Perusahaan ini memiliki tambak udang dan pabrik di Lampung Selatan dan mengekspor produknya ke Jepang dan Amerika. Pemegang saham utama adalah PT Indo American Foods (IAF), Saimi Saleh, dan Ibnu Syena Alfitra.

PT Superior Prima Sukses juga dijadwalkan listing sahamnya di BEI pada 8 Juli 2024. Perusahaan ini menggelar IPO sebanyak 1.313.824.000 saham dengan harga penawaran Rp 183 per saham, sehingga nilai keseluruhan IPO mencapai Rp 240,42 miliar. Jika terjadi kelebihan pemesanan, perusahaan akan mengeluarkan tambahan 131.382.400 saham, sehingga total penawaran umum perdana saham bisa mencapai 1.445.206.400 saham dengan nilai keseluruhan Rp 264,47 miliar.

PDAM Makassar