kabarbursa.com
kabarbursa.com

Budidaya Rumput Laut di Sulsel Tembus Rp539 Miliar, Kredit Melonjak Hingga 117 Persen

Budidaya Rumput Laut di Sulsel Tembus Rp539 Miliar, Kredit Melonjak Hingga 117 Persen
Ilustrasi budidaya rumput laut (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penyaluran kredit untuk sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan mencatat pertumbuhan signifikan hingga Rp539 miliar per Oktober 2024. Angka ini melonjak 117% dibandingkan Oktober 2023 yang hanya mencapai Rp248 miliar.

Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Darwisman, Kabupaten Jeneponto menjadi wilayah dengan penyaluran kredit tertinggi, mencapai Rp107 miliar atau setara 19,97% dari total kredit. Angka tersebut meningkat drastis sebesar 136% dari Rp78 miliar pada tahun sebelumnya.

Pemprov Sulsel

“Wilayah lain seperti Kota Palopo juga mencatat penyaluran kredit signifikan, yaitu Rp98 miliar dengan peningkatan tahunan sebesar 105%. Sementara itu, Kabupaten Luwu Utara mencatat Rp70 miliar atau naik 131% dari Rp54 miliar pada periode yang sama tahun lalu,” ungkapnya, Kamis (02/01).

15 Ribu Pelaku Usaha Terbantu, NPL Tetap Terkendali
Kredit budidaya rumput laut berhasil menjangkau 15.266 pelaku usaha hingga Oktober 2024, naik dari 12.867 rekening pada tahun sebelumnya. Tingkat kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) juga terkendali di angka 3,69%.

Secara keseluruhan, penyaluran kredit sektor perikanan di Sulawesi Selatan mencapai Rp2,1 triliun, meningkat 108% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp1,9 triliun. Sub sektor budidaya rumput laut menyumbang 25,68% dari total kredit tersebut.

Produksi dan Harga Rumput Laut Meningkat Pesat
Tidak hanya dari sisi kredit, nilai produksi rumput laut di Sulsel juga mengalami lonjakan. Pada 2021, nilai produksi tercatat Rp10,75 triliun dan naik menjadi Rp15,298 triliun pada 2022, tumbuh sebesar 42,31%.

Kabupaten Takalar menjadi penyumbang produksi terbesar dengan nilai Rp3,579 triliun pada 2022, naik 15,19% dari Rp3,107 triliun di 2021. Disusul oleh Kabupaten Wajo dengan pertumbuhan 24,02% menjadi Rp2,4 triliun, serta Kabupaten Luwu yang melonjak 89,41% menjadi Rp2,129 triliun.

“Pertumbuhan tertinggi ada di Jeneponto yang nilai produksinya naik 129,97%, dari Rp692 miliar pada 2021 menjadi Rp1,592 triliun di 2022,” ujar Darwisman.

Produksi rumput laut juga tersebar di 16 dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, dengan Kabupaten Luwu mencatat produksi terbesar sebanyak 633.924 ton pada 2022.

Sementara itu, harga rumput laut di tingkat produsen turut menggembirakan. Dari rata-rata Rp7.382 per kilogram (kg) pada 2021, harga naik menjadi Rp10.521 per kg pada 2022, dan menembus Rp13.183 per kg di 2023.

“Potensi ini harus terus dimaksimalkan, baik dari sisi produksi maupun dukungan pembiayaan agar budidaya rumput laut di Sulsel semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah,” pungkasnya.