kabarbursa.com
kabarbursa.com

BI-OJK Kompak Sebut Pertumbuhan Kredit Alami Peningkatan

BI-OJK Kompak Sebut Pertumbuhan Kredit Alami Peningkatan
ilustrasi kredit (dok kabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakasssar.com — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melaporkan adanya pertumbuhan positif di sektor industri perbankan pada wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) untuk periode Juli 2024, termasuk dalam kinerja kredit.

Kinerja positif terlihat dari kenaikan pada beberapa indikator utama. Total aset perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit masing-masing mengalami peningkatan sebesar 6,69%, 5,53%, dan 8,82% secara tahunan (year-on-year). Selain itu, rasio intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat pada level 124,19%, sementara Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di angka 2,58%.

Pemprov Sulsel

Kepala OJK Sulsel, Darwisman dalam keterangan resminya yang dikutip, Minggu (22/09) menyebut Secara khusus, sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja yang baik. Total aset perbankan di provinsi tersebut tumbuh 8,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp198,09 triliun. DPK juga meningkat sebesar 7,40% secara tahunan menjadi Rp132,14 triliun, sementara penyaluran kredit mencatatkan kenaikan sebesar 8,35% menjadi Rp161,53 triliun.

“Kredit produktif mendominasi penyaluran di Sulawesi Selatan, dengan proporsi mencapai 55,09%. Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penerima kredit terbesar, dengan porsi 23,76%, atau setara dengan Rp38,38 triliun,” papar Darwisman.

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di perbankan Sulawesi Selatan berada di angka 124,58%, menunjukkan kinerja intermediasi yang tetap kuat. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) juga berada pada level aman di 3,02%.

Untuk Realisasi kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan juga mengalami pertumbuhan positif. Hingga Juli 2024, penyaluran kredit UMKM tumbuh sebesar 6,56%, mencapai Rp60,92 triliun, dengan kontribusi UMKM sebesar 38,46% dari total kredit yang disalurkan oleh bank umum.

“Kredit usaha mikro mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 12,89% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp34,22 triliun, yang berkontribusi sebesar 56,16% dari total kredit UMKM,” tambah Darwisman. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 910.577 debitur di Sulawesi Selatan.

Semenetara, secara nasional Bank Indonesia telah merilis jumlah pertumbuhan kredit menyeluruh per Agustus 2024 kemarin. Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, pertumbuhan kredit di Indonesia pada bulan Agustus 2024 tetap berada dalam tren yang kuat, mencapai 11,40% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kinerja positif ini didukung oleh sejumlah faktor penawaran, termasuk minat perbankan untuk menyalurkan kredit, likuiditas yang memadai, serta realokasi alat likuid ke kredit yang dilakukan oleh bank. Selain itu, dukungan dari program Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang dijalankan oleh Bank Indonesia turut memperkuat pertumbuhan kredit.

Hingga minggu kedua September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,1 triliun. Dari jumlah tersebut, bank-bank milik negara (BUMN) menerima Rp118,6 triliun, bank umum swasta nasional (BUSN) Rp110,5 triliun, bank pembangunan daerah (BPD) Rp24,4 triliun, dan kantor cabang bank asing (KCBA) menerima Rp2,6 triliun.

Insentif KLM ini difokuskan pada sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi minerba dan pangan, UMKM, sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas dan air (LGA), serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tidak hanya ditopang oleh faktor penawaran, tetapi juga oleh permintaan yang stabil. Permintaan dari sektor korporasi, khususnya di sektor padat modal, terus tumbuh dengan baik. Namun, permintaan dari sektor padat karya dinilai perlu peningkatan lebih lanjut. Sementara itu, kredit untuk rumah tangga, khususnya di sektor properti, tetap menunjukkan permintaan yang sehat.

Secara sektoral, mayoritas sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang kuat, dengan sektor industri, LGA, dan pengangkutan mencatat kinerja terbaik. Berdasarkan penggunaan, kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 10,75% (yoy), 13,08% (yoy), dan 10,83% (yoy) pada Agustus 2024. Pembiayaan syariah dan kredit untuk UMKM juga tumbuh masing-masing sebesar 11,61% dan 4,42%.

Dengan kondisi ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2024 akan mencapai batas atas kisaran 10-12%. BI juga berkomitmen untuk terus memperkuat implementasi KLM, khususnya pada sektor-sektor yang mendukung penciptaan lapangan kerja dan sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru, serta sektor yang meningkatkan inklusivitas, termasuk bagi kelas menengah bawah.

Selain pertumbuhan kredit yang solid, sistem keuangan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang kuat. Likuiditas perbankan pada Agustus 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada pada level tinggi, yaitu 25,37%. Ini mencerminkan kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya secara efisien.

Modal perbankan juga tergolong kuat. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada Juli 2024 tercatat tinggi, mencapai 26,56%. Hal ini memberikan kapasitas yang cukup bagi bank untuk menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit yang berkelanjutan.

Tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan juga tetap terkendali. Pada Juli 2024, NPL bruto tercatat sebesar 2,27%, sementara NPL neto berada pada 0,79%. Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan turut didukung oleh profitabilitas korporasi yang stabil, sebagaimana hasil dari stress test perbankan terkini.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketahanan sektor keuangan tetap kuat dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

PDAM Makassar