kabarbursa.com
kabarbursa.com

Berikut Jadwal Libur Bursa Efek Pekan Ini!

Berikut Jadwal Libur Bursa Efek Pekan Ini!
kantor IDX/BEI, Jakarta (dok Hanifah kabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Januari 2025 menjadi bulan istimewa dengan beberapa momen hari raya keagamaan dan cuti bersama yang turut memengaruhi jadwal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI telah merilis jadwal resmi terkait hari libur perdagangan sepanjang bulan ini.

Melansir dari situs resmi BEI pada Senin (27/01), tercatat sebanyak 19 hari bursa aktif di Januari 2025. Sisa hari lainnya merupakan hari libur nasional dan cuti bersama. Libur dimulai sejak Tahun Baru, yang jatuh pada Rabu, 1 Januari 2025.

Pemprov Sulsel

Kemudian, di penghujung bulan, ada tiga hari libur berturut-turut, mulai Senin hingga Rabu, 27-29 Januari 2025. Pada Senin, 27 Januari, umat Islam memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Keesokan harinya, Selasa, 28 Januari, ditetapkan sebagai cuti bersama menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025.

Setelah rangkaian libur ini, aktivitas perdagangan di BEI akan kembali normal pada Kamis, 30 Januari 2025. Para pelaku pasar diimbau untuk memperhatikan jadwal ini agar tetap dapat merencanakan kegiatan investasi dengan optimal.

Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan tipis sebesar 0,16% ke level 7.166,056 pada periode 20-24 Januari 2025.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mengalami peningkatan 6,90% menjadi Rp12,45 triliun.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyebutkan bahwa IHSG pekan ini ditutup di level 7.166,056, naik dari posisi 7.154,658 pada pekan sebelumnya.

Namun, kapitalisasi pasar Bursa justru mencatatkan penurunan tipis 0,08% menjadi Rp12.462 triliun dibandingkan Rp12.472 triliun pada minggu lalu.

“Frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini turun 9,46% menjadi 1,27 juta transaksi dari sebelumnya 1,40 juta transaksi,” ujar Kautsar, Jumat (24/01) kemarin.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian Bursa menunjukkan kenaikan 5,23%, mencapai 18,43 miliar saham dari 17,51 miliar saham pekan sebelumnya.

Investor asing pada perdagangan terakhir pekan kemarin, Jumat (24/01) tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp571,49 miliar. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, nilai jual bersih asing telah mencapai Rp3,61 triliun.

Beberapa saham berkapitalisasi besar (big caps) menjadi pemberat pergerakan IHSG pekan ini.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) milik Grup Djarum menjadi penekan utama IHSG dengan koreksi 5,56% selama sepekan, berkontribusi menahan indeks sebesar 35,79 poin.

Saham properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang dimiliki konglomerat Sugianto Kusuma melemah signifikan sebesar 18,69% dan menahan indeks hingga 12,33 poin.

Posisi berikutnya ditempati saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), yang turun 2,29% sepekan dan menghambat IHSG sebesar 8,67 poin.

Saham lainnya seperti AMRT dan UNTR juga masuk daftar pemberat dengan masing-masing menyumbang koreksi sebesar 4,37 poin dan 4,30 poin.

Berikut daftar saham yang menjadi penekan utama IHSG pekan ini:
BBCA: (-35,79 poin)

PANI: (-12,33 poin)

BREN: (-8,67 poin)

AMRT: (-4,37 poin)

UNTR: (-4,30 poin)

ASII: (-3,16 poin)

ADRO: (-2,57 poin)

CBDK: (-2,39 poin)

BRPT: (-2,21 poin)

GOTO: (-2,19 poin)

Meski IHSG mencatat penguatan tipis, tekanan dari sejumlah saham big caps menunjukkan tantangan yang cukup berat dalam menjaga momentum kenaikan indeks.

Untuk informasi, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan tiga poin penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku ekonomi dalam menghadapi dinamika ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.

Pertama, kondisi perekonomian dan pasar keuangan global masih diwarnai oleh ketidakpastian dan fluktuasi yang tinggi.

Faktor-faktor seperti perlambatan serta perbedaan pertumbuhan ekonomi global, dinamika rantai pasok, kebijakan perdagangan negara maju yang memengaruhi inflasi, tingginya imbal hasil obligasi pemerintah AS, penguatan dolar AS, dan pergeseran aliran modal dari negara maju ke negara berkembang menjadi tantangan utama.

“Kedua, investor perlu merumuskan strategi investasi yang matang dengan mempertimbangkan berbagai skenario. Hal ini penting untuk memastikan pengambilan keputusan investasi yang lebih terukur,” ungkap Perry dalam Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025 bertema Steering through Global Shift: Synergy to Strengthen Stability and Economic Transformation di Bali, Jumat (24/01) kemarin.

Ketiga, pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), menjadi hal yang krusial dalam mendukung pengambilan keputusan investasi.

Optimalisasi sinergi antara Bank Indonesia dan program Asta Cita Pemerintah melalui bauran kebijakan nasional semakin memperkuat langkah investasi ke depan.

Di tengah ketidakpastian global, Perry menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Investasi dinilai sebagai kunci utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 yang diperkirakan berada di kisaran 4,7-5,5%, stabilitas inflasi dan nilai tukar, serta cadangan devisa yang solid, menjadi fondasi optimisme para investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

“Hal ini menunjukkan kepercayaan dunia terhadap perekonomian kita,” ujar Perry.