KabarMakassar.com — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Aryanto mengungkapkan bahwa beras menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan (years on years/yoy).
Pada bulan April lalu, beras menyumbang inflasi sebesar 0,60%, diikuti oleh tomat 0,24%, dan emas perhiasan 0,21%.
Meskipun begitu, dalam skala bulanan (month to month/mtm), beras termasuk dalam komoditas yang menyumbang deflasi tertinggi, yakni sebesar 0,30%, diikuti oleh ikan bandeng/bolu dan cabai merah masing-masing sebesar 0,7%.
“Inflasi bulanan di Sulsel mencapai 0,15% (mtm), sementara secara kalendar Januari-April mencapai 1,20% (ytd) dan 2,61% secara tahunan,” ungkap Aryanto.
Ia menambahkan, inflasi secara tahunan terjadi akibat kenaikan harga yang tercermin dari peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran.
Diantaranya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,82%; pakaian dan alas kaki sebesar 0,33%. Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47%. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,89%.
Untuk kelompok kesehatan sebesar 2,15%; transportasi sebesar 1,95%; rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,14%; pendidikan sebesar 1,77%; penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,25%; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,04%.
Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks, atau mendekati 0% dalam menyumbang inflasi.