kabarbursa.com
kabarbursa.com

Akhir Pekan, IHSG Catat Kenaikan ke Level 6.638

IHSG Berpeluang Tembus 7.000, Sentimen Global Masih Jadi Tantangan
Ilustrasi saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan terakhir pekan ini, meskipun tekanan jual dari investor asing masih membayangi pasar saham Indonesia.

Pada Jumat (14/02), IHSG tercatat naik 0,38% atau bertambah 24,89 poin ke level 6.638,46. Meskipun mengalami penguatan di akhir pekan, secara keseluruhan IHSG masih mencatat penurunan sebesar 1,54% dalam sepekan terakhir.

Pemprov Sulsel

Sementara itu, sejak awal tahun, indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah terkoreksi hingga 6,24%.

Di tengah kenaikan IHSG, fenomena menarik justru terjadi di pasar modal, di mana investor asing secara agresif melakukan aksi jual bersih atau net sell.

Total aksi jual bersih yang tercatat mencapai Rp 585,29 miliar di seluruh pasar, dengan net sell di pasar reguler yang lebih besar, mencapai Rp 1,05 triliun.

Saham-saham sektor perbankan menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing, meskipun sektor ini memiliki peran besar dalam pergerakan indeks.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak dijual dengan nilai jual bersih mencapai Rp 811,33 miliar.

Selain itu, dua bank besar lainnya juga mengalami tekanan jual asing, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell Rp 213,82 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell Rp 92,41 miliar.

Meskipun asing melakukan aksi jual di sektor perbankan, ada beberapa saham yang justru menjadi incaran mereka dengan aksi beli bersih atau net buy.

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan net buy terbesar sebesar Rp 128,33 miliar, diikuti oleh saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan net buy Rp 32,23 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 24,54 miliar.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di sektor keuangan, beberapa saham tetap menarik minat beli, terutama yang berasal dari sektor telekomunikasi dan pertambangan.

Pergerakan indeks sektoral juga menunjukkan bahwa hampir seluruh sektor mengalami kenaikan bersama IHSG. Dari 11 sektor yang ada, 10 sektor berhasil menguat, sementara hanya sektor kesehatan yang mencatatkan penurunan sebesar 0,58%.

Sektor dengan kenaikan tertinggi adalah sektor transportasi dan logistik yang melonjak 1,71%, diikuti oleh sektor properti dan real estat yang naik 1,19%.

Sektor perindustrian juga mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi sebesar 1,15%, sementara sektor barang baku menguat 1,08%.

Sektor teknologi mencatatkan kenaikan sebesar 0,90%, diikuti oleh sektor energi yang naik 0,84%, dan sektor keuangan yang masih bertahan dengan kenaikan 0,60%.

Sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,37%, sementara sektor infrastruktur dan barang konsumsi primer masing-masing menguat 0,22% dan 0,11%.

Di tengah penguatan sektor-sektor tersebut, beberapa saham mencatatkan kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.

Beberapa saham dalam indeks LQ45 yang menjadi top gainers di antaranya adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang naik 5,28%, diikuti oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menguat 4,92%, serta PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang mengalami kenaikan sebesar 4,55%.

Sementara itu, saham-saham yang masuk dalam daftar top losers LQ45 antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang turun 6,56%, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang terkoreksi 4,81%, serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah 3,26%.

Selain daftar saham dalam indeks LQ45, ada juga saham-saham di luar indeks tersebut yang mengalami kenaikan dan penurunan signifikan.

Saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi antara lain POLU yang melonjak 22,02% ke level 2.660, disusul oleh KDSI yang naik 20,10% ke level 490, dan MTFN yang menguat 20,00% ke harga 6.

Saham lain yang juga mengalami kenaikan besar adalah INDX yang naik 18,28% ke level 110 serta TMPO yang menguat 17,91% ke harga 158.

Sementara itu, saham-saham yang mengalami koreksi terbesar antara lain SAPX yang turun 15,75% ke level 615, diikuti oleh CNMA yang melemah 14,37% ke level 149, serta FMII yang terkoreksi 13,22% ke harga 420.

Saham lainnya yang juga masuk dalam daftar top losers antara lain ANDI yang turun 12,50% ke harga 7 dan BRRC yang melemah 11,25% ke harga 71.

Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan terakhir pekan ini cukup ramai, dengan total volume transaksi mencapai 14,76 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp 14,87 triliun.

Sebanyak 304 saham ditutup menguat, 242 saham mengalami penurunan, dan 244 saham stagnan atau tidak mengalami perubahan harga.

Tingginya nilai transaksi menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual dari investor asing, minat pasar domestik terhadap saham-saham tertentu masih cukup besar.

Meskipun IHSG berhasil menguat di akhir pekan, tren pergerakan indeks dalam beberapa waktu terakhir masih menunjukkan tekanan yang cukup kuat.

Aksi jual besar dari investor asing terutama di saham-saham perbankan menandakan adanya kekhawatiran di pasar, meskipun beberapa sektor lain seperti transportasi, properti, dan industri masih menunjukkan performa yang positif.

Para pelaku pasar akan terus mencermati sentimen global yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan, termasuk kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed), pergerakan nilai tukar rupiah, serta kondisi ekonomi dalam negeri.

Dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

Pergerakan IHSG pekan depan akan sangat bergantung pada bagaimana pasar merespons dinamika global dan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah serta regulator keuangan.

harvardsciencereview.com