KabarMakassar.com — Fajar mulai menyapa masyarakat Indonesia Tengah. Sejumlah calon penumpang kereta api telah antre, memadati Stasiun Mandai di Jalan Poros Kima Maros, wilayah Dusun Cinranae, Desa Ma’rumpa, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka bersiap-siap untuk naik kereta api dengan tujuan masing-masing.
Stasiun Mandai merupakan stasiun yang letaknya dekat dengan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Stasiun ini merupakan gerbang pertama untuk melewati sembilan stasiun lainnya jika ingin menuju ke Kota Parepare.
Jalur kereta api di Sulawesi Selatan melintasi kawasan pegunungan kapur (karst) dan hamparan sawah. Sarana transportasi itu kini menjadi bagian dari tulang punggung mobilitas barang dan jasa bagi masyarakat setempat sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret 2023.
Dengan hadirnya layanan kereta api, akses transportasi masyarakat semakin mudah dan terintegrasi antarkota maupun kabupaten di Sulawesi Selatan.
Infrastruktur transportasi ini diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian serta mendukung itumbuhnya ndustri pariwisata di wilayah itu.
Perjalanan dengan kereta api di Sulsel nyaman dan efisien. Ketika menggunakan moda transportasi itu dari Stasiun Mandai ke Stasiun Rammang-Rammang, penumpang tidak hanya menikmati waktu yang sudah terjadwal, tetapi selama perjalanan juga disuguhi panorama alam, pegunungan karts berbalut pepohonan serta hamparan sawah yang indah.
Kereta api bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga merupakan simbol kemajuan dan integrasi wilayah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal serta mendukung pariwisata di Sulawesi Selatan.
Makassar-Parepare
Kehadiran kereta api penumpang di Sulawesi Selatan sebagai upaya dan komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antarkota dan kabupaten di provinsi tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan pemerintah daerah Sulawesi Selatan telah membangun 10 stasiun dari 14 yang ditargetkan. Stasiun-stasiun yang rampung sudah beroperasi melayani masyarakat. Stasiun Mandai merupakan stasiun pertama untuk rute Makassar-Parepare.
Rute kereta api tersebut berangkat dari Stasiun Mandai ke Stasiun Maros, Stasiun Rammang-Rammang di Kabupaten Maros; kemudian ke Stasiun Pangkajene, Stasiun Labakkang, Stasiun Mandalle di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan; lalu ke Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, dan Stasiun Garongkong di Kabupaten Barru.
Meski hanya sampai ke Stasiun Garongkong, namun penumpang dapat melanjutkan perjalanan ke Kota Parepare. Karena di stasiun akhir tersebut, telah tersedia layanan bus Damri.
Antusiasme masyarakat cukup tinggi karena waktu perjalanan mereka jauh lebih singkat mulai dari Stasiun Mandai ke Garongkong dan biaya lebih murah.
“Yang kita bangun dari Stasiun Mandai sampai Garongkong itu 108 km, sudah beroperasi,” ucap Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, menjelaskan.
DJKA mencatat jumlah penumpang kereta api di Sulawesi Selatan sebanyak 214.720 orang selama 2023, sedangkan pada periode Januari-Mei 2024, jumlah penumpang mencapai 109.958 orang.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan kereta api, Sulawesi Selatan diyakini dapat semakin berkembang sebagai destinasi wisata dan pusat ekonomi yang berkelanjutan.
Moda transportasi kereta api ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata bukan hanya di Sulawesi Selatan, tetapi mencakup Pulau Sulawesi.
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Pulau Sulawesi. Pulau yang oleh bangsa Portugis disebut Celebes ini memiliki enam wilayah provinsi.
Keenam provinsi itu adalah Sulawesi Utara dengan Ibu Kota Manado, Gorontalo dengan Ibu Kota Gorontalo, Sulawesi Barat dengan Ibu Kota Mamuju, Sulawesi Tengah dengan Ibu Kota Palu, Sulawesi Tenggara dengan Ibu Kota Kendari, serta Sulawesi Selatan dengan Ibu Kota Makassar.
Perintis
Layanan transportasi kereta api dihadirkan di Sulawesi Selatan guna memberikan alternatif transportasi yang efisien dan nyaman untuk mobilitas masyarakat.
Pengoperasian kereta api yang masih empat trip itu masih bersifat perintis. Semua perawatan dan pemeliharaan masih dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya, untuk menarik minat dan memperkenalkan transportasi ke masyarakat serta mencari penumpang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal menjelaskan, jenjang kereta api mulai dari perintis, public service obligation (PSO), komersial.
Kereta api rute Makassar-Parepare ditetapkan sebagai perintis karena masih mencari penumpang dan sebagai upaya mengubah kebiasaan masyarakat agar bisa beralih ke transportasi umum.
Tarif yang ditetapkan terbilang murah, yakni masih Rp5.000 per orang hingga maksimal Rp10.000 per orang dengan ketentuan jarak. Konsep kereta api ini disiapkan agar masyarakat paham terkait hadirnya transportasi umum yang aman, nyaman, murah, hingga efisien.
Rute perjalanan kereta api di Sulawesi Selatan melewati 18 objek wisata, yakni wisata alam Anjungan Sumpang Binangae, wisata alam Pantai Ujung Batu lintas Stasiun Barru, wisata alam Pantai La Guna, wisata alam Lappa Laona lintas Stasiun Tenete Rilau, dan wisata alam Sorongan lintas Stasiun Mandalle.
Kemudian, wisata alam Telega Biru Segeri lintas Stasiun Marang, wisata alam hutan mangrove Dewi Biringkassi lintas Stasiun Labakkang, Tonasa Park, Danau Hijau Balocci, Taman Purbakala Sumpang Bita lintas Stasiun Pangkajene, Kampung karts Rammang-Rammang, Taman Arkelogi Leang-Leang lintas Stasiun Rammang-Rammang.
Objek wisata lainnya, Pantai Tak Berombak, wisata alam Mangambang, Air Terjun Bantimurung lintas Stasiun Maros, Pantai Kurri Caddi serta Grand Mall Maros yang dapat diakses melalui Stasiun Mandai.
Risal mengemukakan bahwa ke depan akan dibangun jalur menuju ke Kota Palu di Provinsi Sulawesi Tengah, lalu ke Kota Manado, Sulawesi Utara, ke Kota Gorontalo di Provinsi Gorontalo, bahkan tembus ke Kota Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hal itu menjadi target dari Direktorat Jenderal Perkertaapian Kementerian Perhubungan, sehingga nantinya bisa meningkatkan konektivitas Pulau Sulawesi melalui transportasi kereta api.
Tarif, logistik dan pariwisata
Manager Stasiun Rammang-Rammang Achmad Nur Aviv menjelaskan, kereta api kini masih beroperasi empat kali trip, dengan rincian dua kali lintas Mandai-Garongkong dan dua kali trip sebaliknya.
Harga tiket kereta api untuk jarak dekat mencapai Rp5.000 per orang dan maksimal jarak terjauh hanya Rp10.000 per orang. Ketentuan harga itu mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 65 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Perintis.
Dalam Keputusan Menteri tersebut, untuk kereta api perintis rute Makassar-Parepare lintas Maros-Labakkang dengan jarak 33,5 km meter biaya yang ditetapkan Rp5.000 per orang. Kemudian lintas Labakkang-Garongkong dengan jarak 43 km tarifnya sebesar Rp5.000. Sedangkan lintas Maros-Barru-Garongkong tarifnya Rp10.000 per orang.
Kereta api di Sulawesi Selatan juga memiliki satu Depo yang berada di antara Stasiun Mandai dan Maros. Depo berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan perawatan sarana kereta api.
Selain itu, depo juga sebagai tempat perawatan sarana harian, bulanan, dan tahunan perkeretaapian; sebagai tempat penyimpanan sarana milik negara (SMN) dan sarana PT. KAI (sarana konvensional); serta sebagai tempat pencucian dan pengisian bahan bakar sarana perkeretaapian.
Di Depo itu terdapat dua kereta cadangan dan kereta penolong yang disiagakan sebagai antisipasi jika ada kendala pada kereta yang beroperasi.
Selain menghadirkan kereta penumpang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub berupaya menghadirkan kereta api pengangkut logistik di wilayah Sulawesi Selatan, guna mengefisienkan pengangkutan barang di daerah tersebut.
Kemenhub mengupayakan pengadaan kereta yang bakal mengangkut barang dari pabrik menuju pelabuhan. Pengangkutan barang mulai dari pabrikan langsung naik ke atas truk, dan truk yang mengangkut barang akan naik ke atas kereta api, lalu di bawa ke pelabuhan. Setibanya di pelabuhan, truk ada yang membongkar barang tetapi ada pula yang bakal langsung naik ke kapal.
Kemudian, dari pelabuhan juga akan mengisi barang ke truk untuk mendukung operasional pabrik, seperti batu bara sebagai bahan bakar semen dan lainnya.
Sistem rola adalah truk beroperasi dalam kondisi muatan penuh. Pergi membawa hasil produk dan pulang memuat bahan pendukung produk pabrik seperti batu bara.
Percontohan sistem rola akan membentang sejauh 108 kilometer dari Stasiun Rammang-Rammang hingga ke Garongkong. Pengadaan kereta pengangkut truk logistik tersebut ditargetkan selesai pada 2024.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan menghadirkan 20 rangkaian kereta datar yang akan mengangkut 40 truk barang nantinya.
Dengan adanya konsep tersebut diharapkan akan berdampak positif dalam sejumlah aspek seperti mencegah kemacetan, polusi udara, jalan rusak hingga pemutusan hubungan kerja bagi sopir truk di daerah tersebut. Konsep tersebut juga ditargetkan untuk mendukung mobilisasi logistik hasil pertanian masyarakat Sulawesi Selatan.
Kemenhub menyebut, saat ini sudah terbentuk salah satu operator untuk angkutan barang, namanya Kereta Api Indonesia Timur. Angka pembiayaan saat ini masih didiskusikan secara business to business (B2B) antara operator dan pemilik barang.
Pengoperasian kereta api di Sulawesi Selatan tidak hanya sebagai penghubung atau meningkatkan konektivitas, tetapi juga sebagai sarana eksplorasi potensi wisata yang menarik di daerah itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulsel Muhammad Arafah menilai kereta api memiliki peran penting dalam menunjang transportasi menuju tempat wisata yang memiliki daya tarik di daerah ini.
Pengoperasian kereta api diharapkan akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Sulawesi Selatan.
Layanan transportasi kereta api di Sulawesi Selatan sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antardaerah, diharapkan pula dapat menjadi pengungkit bagi pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat, di antaranya melalui berkembangnya industri pariwisata dan berkelanjutan. (ANTARA).