KabarMakassar.com — Peredaran uang palsu di Kota Makassar kembali menjadi sorotan, khususnya setelah polisi berhasil mengungkap sindikat besar jaringan produksi uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar yang melibatkan 17 tersangka, termasuk oknum dari kampus tempat diproduksinya uang palsu tersebut.
Merespons situasi ini, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menyerukan kepada masyarakat untuk lebih waspada dan berperan aktif dalam memerangi peredaran uang palsu.
Ia mengimbau warga agar segera melaporkan temuan uang palsu kepada aparat penegak hukum (APH) atau menukarkannya ke Bank Indonesia (BI).
“Masyarakat punya peran penting untuk mendukung aparat dan Bank Indonesia. Jika menemukan uang palsu, segera laporkan dan tukarkan ke BI,” tegas Danny Pomanto.
Wali Kota dua periode ini juga mengingatkan warga Makassar untuk berhati-hati, mengingat kota ini merupakan pusat ekonomi dengan volume transaksi keuangan yang besar.
Menurutnya, uang palsu tidak hanya merugikan individu, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi daerah.
“Kita harus waspada, mendukung penuh langkah pemerintah dan aparat untuk memutus rantai peredaran uang palsu ini. Jangan sampai hal ini merusak perekonomian Makassar dan Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Danny Pomanto juga menyoroti maraknya peredaran uang palsu menjelang Pilkada. Ia meminta masyarakat yang mungkin menerima uang palsu dalam konteks politik untuk segera melapor.
“Saya mendapat informasi bahwa uang palsu banyak beredar saat Pilkada. Untuk itu, siapa pun yang memegang uang palsu akibat Pilkada harus segera melapor ke APH dan Bank Indonesia,” pungkasnya.
Seruan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat Makassar untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama dalam menjaga keuangan kota tetap aman dari ancaman uang palsu.
Sebelumnya diberitakan, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) masih memburu tiga orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), diduga berperan sebagai pemodal dalam kasus produksi uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Aladuddin Makassar.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, memastikan pihak kepolisian memburu ketiga DPO tersebut, yang diduga berperan sebagai pemodal dalam kasus pabrik uang palsu yang beroperasi di gedung perpustakaan UIN Alaudddin Makassar.
Yudhiawan mengungkapkan bahwa satu dari tiga DPO sudah diketahui identitasnya, yaitu seorang politisi berinisial ASS. Ia juga mengatakan bahwa ASS diektahui sempat mencalonkan diri sebagai wali kota Makassar pada tahun 2013 dan memiliki niat untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2024.
“Untuk tiga DPO ini masih terus kami kejar. Keberadaan mereka sudah kami ketahui. Yang jelas, mereka akan kami tangkap secepatnya,” tegas Yudhiawan dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12).