KabarMakassar.com — Gedung megah bekas kebanggaan masa kepemimpinan Bupati Takalar sebelumnya, Syamsari Kitta, kini menuai sorotan tajam. Rumah Sakit Internasional (RSUD Galesong) yang terletak di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu dikabarkan mengalami kerugian hingga Rp500 juta setiap bulannya.
Bupati Takalar Mohammad Firdaus Manye, mengambil langkah tegas dengan memutuskan menutup sementara seluruh layanan medis di rumah sakit tersebut mulai 1 Mei 2025 mendatang. Keputusan ini diambil usai kunjungannya ke lokasi, Selasa (23/04), untuk melihat langsung kondisi rumah sakit yang dibangun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih dari Rp100 miliar tersebut.
“Pelayanan RSUD Galesong ditutup untuk sementara waktu guna membenahi standar layanan dan menyiapkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” ungkap Firdaus di hadapan pegawai, dokter, hingga perawat rumah sakit.
Menurutnya, rumah sakit yang dulunya digadang-gadang sebagai RS bertaraf internasional itu hanya melayani rata-rata 1 hingga 2 pasien per hari. Padahal, biaya operasional mencapai Rp7 hingga Rp10 juta per hari. Hal ini dianggap membebani anggaran daerah secara signifikan.
Akibat penutupan layanan medis, ratusan tenaga perawat akan dirumahkan sementara, sementara staf administrasi tetap bekerja guna menyelesaikan dokumen dan persyaratan kerja sama dengan BPJS.
Firdaus menegaskan bahwa seluruh pegawai akan dipanggil kembali jika kerja sama dengan BPJS telah disepakati.
“Kami tidak ingin terburu-buru, tapi ini soal efisiensi dan pelayanan publik yang lebih tepat sasaran. Jika kerja sama dengan BPJS sudah terjalin, semua pegawai akan kembali bekerja,” tutupnya.