kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rencana Penggabungan Angkasa Pura Indonesia, Tak Ganggu Operasional Bandara Sultan Hasanuddin

Rencana Penggabungan Angkasa Pura Indonesia, Tak Ganggu Operasional Bandara Sultan Hasanuddin
Ilustrasi Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (Dok : KabarMakassar,com).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pemerintah akan menggabungkan PT angkasa Pura I dan II dalam satu perusahaan yang disebut PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airport). Tujuannya, membuat tata kelola di sektor pariwisata agar lebih efesien dan sederhana.

Dengan itu, PT Angkasa Pura I, khususnya manajemen Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, memastikan bahwa operasional bandara tetap berjalan normal di tengah rencana penggabungan dengan PT Angkasa Pura II.

Pemprov Sulsel

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Minggus Gandeguai, menyatakan bahwa penggabungan ini tidak mempengaruhi kegiatan sehari-hari di bandara tersebut.

“Saat ini, kami menunggu rencana penggabungan dua entitas tersebut. Namun, ini tidak mempengaruhi operasional bandara. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tetap beroperasi secara normal,” ujar Minggus.

Ia menyebut, setiap hari, Bandara Sultan Hasanuddin melayani rata-rata 25.404 penumpang melalui 192 penerbangan. Meskipun ada rencana penggabungan, pergerakan trafik penumpang tetap dinamis tanpa penurunan atau peningkatan drastis.

“Kami mencatat trafik pergerakan rata-rata dalam satu hari sebanyak 25.404 penumpang yang dilayani oleh 192 penerbangan. Pergerakan trafik ini bergerak secara dinamis,” jelas Minggus.

Dengan trafik yang stabil, Bandara Sultan Hasanuddin terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang. Proses penggabungan PT Angkasa Pura I dan II diharapkan dapat semakin memperkuat layanan dan fasilitas yang tersedia di bandara ini.

“Kami tetap fokus untuk memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang selama proses penggabungan ini berlangsung,” tambah Minggus.

Rencana Penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) mengumumkan bahwa proses penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia akan selesai pada Juli 2024. Langkah ini akan menjadikan perusahaan sebagai operator bandara terbesar keempat di dunia dengan jumlah penumpang mencapai 170 juta per tahun.

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa proses integrasi sudah dimulai sejak November 2023.

Ia menargetkan proses penggabungan akan selesai akhir bulan ini, sehingga pada bulan Juli Angkasa Pura Indonesia menjadu satu perusahaan operator airport yang besar, dan menjadi nomor 4 terbesar di dunia.

Dengan terbentuknya PT Angkasa Pura Indonesia sebagai subholding, InJourney telah menyatukan berbagai aspek operasional, termasuk standar operasional, teknologi informasi, dan proses kerja.

Setelah merger, aset kedua perusahaan akan dialihkan ke Angkasa Pura Indonesia, sehingga tidak ada lagi entitas terpisah antara Angkasa Pura I dan II.

“Nantinya, surviving entity-nya adalah Angkasa Pura Indonesia,” jelas Dony.

InJourney juga berfokus pada transformasi bisnis dengan mengubah sumber pendapatan perusahaan. Dengan adanya merger, pendapatan akan diarahkan untuk dominan berasal dari bisnis non-aero seperti retail dan properti, berbeda dengan sebelumnya yang lebih dominan dari bisnis aero.

Transformasi ini akan dilakukan melalui berbagai strategi, termasuk perubahan tenant mix, rezoning, dan peningkatan fasilitas bandara. Tujuannya adalah agar penumpang lebih lama berada di bandara dan meningkatkan pengeluaran mereka di tenant yang tersedia.

“Kalau sekarang teman-teman ke Cengkareng kan terlihat perubahannya. Ke depan tenantnya akan semakin bagus lagi sehingga orang datang ke airport itu lebih lama daripada sebelumnya,” tuturnya.

Proses merger ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat posisi InJourney di industri aviasi global, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi para penumpang. Dengan langkah ini, InJourney berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia melalui pengembangan sektor pariwisata dan transportasi udara.

PT Angkasa Pura I dan II dalam Pengelolaan Bandara di Indonesia

PT Angkasa Pura I adalah bagian dari InJourney Airports yang bergerak di bidang pengelolaan bandara. Perusahaan ini mengelola 15 bandara yang terutama terletak di Indonesia bagian tengah dan timur.

Berikut adalah daftar bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (AP1):

Bandar Udara Internasional

Indonesia bagian barat:
– Bandar Udara Internasional Hang Nadim (Pulau Batam, Kepulauan Riau)
– Bandar Udara Internasional Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Magelang, Jawa Tengah)

Indonesia bagian timur:
– Bandar Udara Internasional Juanda (Kota Surabaya, Jawa Timur)
– Bandar Udara Internasional Ngurah Rai (Kota Denpasar, Bali)
– Bandar Udara Internasional Lombok (Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat)
– Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dan Kota Nusantara)
– Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (Kota Manado, Sulawesi Utara)
– Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (Kota Makassar, Sulawesi Selatan)
– Bandar Udara Sentani (Kota Jayapura, Papua)

Bandar Udara Domestik

Indonesia bagian barat:
– Bandar Udara Adisutjipto (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Magelang, Jawa Tengah)
– Bandar Udara Jendral Ahmad Yani (Kota Semarang, Jawa Tengah)
– Bandar Udara Adi Soemarmo (Kota Surakarta, Jawa Tengah)

Indonesia bagian timur:
– Bandar Udara Dhoho (Kota Kediri, Jawa Timur)
– Bandar Udara Syamsudin Noor (Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
– Bandar Udara El Tari (Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur)
– Bandar Udara Frans Kaisiepo (Pulau Biak, Papua)
– Bandar Udara Pattimura (Pulau Ambon, Maluku)

Sementara, PT Angkasa Pura II juga merupakan bagian dari InJourney Airports yang bergerak di bidang pengelolaan bandara. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini mengelola 20 bandara yang terutama terletak di Indonesia bagian barat.

Berikut adalah daftar bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (AP2):

Bandar Udara Internasional

Indonesia bagian barat:
– Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (Kota Banda Aceh)
– Bandar Udara Internasional Kualanamu (Kota Medan, Sumatera Utara)
– Bandar Udara Internasional Minangkabau (Kota Padang, Sumatera Barat)
– Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Kota Pekanbaru, Riau)
– Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Jabodetabekpunjur)
– Bandar Udara Internasional Kertajati (Kota Bandung dan Cirebon, Jawa Barat)

Bandar Udara Domestik

Indonesia bagian barat:
– Bandar Udara Sisingamangaraja XII (Tapanuli Utara, Sumatera Utara)
– Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah (Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau)
– Bandar Udara Sultan Thaha (Kota Jambi, Jambi)
– Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II (Kota Palembang, Sumatera Selatan)
– Bandar Udara Depati Amir (Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung)
– Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin (Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung)
– Bandar Udara Fatmawati Soekarno (Kota Bengkulu)
– Bandar Udara Radin Inten II (Kota Bandar Lampung, Lampung)
– Bandar Udara Husein Sastranegara (Kota Bandung, Jawa Barat)
– Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman (Banyumas, Jawa Tengah)
– Bandar Udara Supadio (Kota Pontianak, Kalimantan Barat)

Indonesia bagian timur:
– Bandar Udara Banyuwangi (Banyuwangi, Jawa Timur)
– Bandar Udara Tjilik Riwut (Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah)

PDAM Makassar