KabarMakassar.com — Pelatihan Berbasis Kompetensi Angkatan III Tahun 2024 resmi dibuka di Balai Besar Pengembangan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar pada Rabu (07/08). Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Afriansyah Noor, serta Penjabat (Pj) Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Darmawan Bintang, yang menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur dan industri untuk mendukung perekonomian Sulawesi Selatan.
Pj Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang melaporkan bahwa pihaknya telah mengembangkan infrastruktur yang cukup massif. Ia menyebut hal itu tidak terlepas dari bantuan pemerintah pusat.
“Mulai dari jalan, lalu pelabuhan, bandar udara, yang ditujukan untuk membuka daerah produksi dan daerah pemasaran,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pada sektor industri dilakukan pengembangan terkhusus yang menjadi basis dalam perekonomian Sulsel, seperti pertanian, perikanan, dan kesehatan. Diberikan pula akses modal serta pelatihan tenaga kerja.
Terkait dengan pendidikan di Sulsel telah dilakukan pula kerjasama dengan beberapa instansi, terutama ketenagakerjaan provinsi maupun kabupaten serta beberapa perusahaan untuk ketenagakerjaan.
“Terutama mengintensifkan bursa pasar kerja serta memberikan konseling kepada tenaga-tenaga kerja yang ada di daerah ini, terutama yang bermasalah maupun yang mencari tempat kerja,” jelasnya.
Ia menyebut jumlah pengangguran yang ada di Sulsel berkisar 239 ribu, sedangkan jumlah tenaga kerja sebesar 4,5 juta. Namun ini sudah menjadi tugas dari pemerintah bagaimana mengatasi pengangguran dan menekan dengan serendah-rendahnya.
Diharapkan agar anak-anak dapat menjadi bagian dalam penciptaan dorongan bagi perekonomian.
“Pemerintah Provinsi Sulsel dan kabupaten kota senantiasa bersedia untuk menjalin kerjasama baik dari pemerintah pusat, perbankan, pemerintah daerah dan lainnya dalam mengembangkan ketenagakerjaan. Sehingga para pencari kerja dapat mendapatkan pekerjaan yang baik sesuai dengan apa yang mereka inginkan,” tukasnya.
Sementara, Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Afriansyah Noor mengatakan, dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi tersebut dihadiri oleh 12 kejuruan dan sekitar 300 lebih peserta dari seluruh wilayah di Sulsel.
“Kita harus bersyukur, beberapa waktu yang lalu, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar pemerintah Indonesia dan Korea untuk bidang ketenagakerjaan yang kita berangkatkan ke luar negeri. Termasuk jepang, taiwan, hongkong, timur tengah,” paparnya.
Ia menilai angka pertumbuhan di Korea dan Jepang sedang dalam kondisi minus. Sementara dunia usaha dan industri di Jepang memerlukan banyak tenaga kerja. Sehingga walau ada mesin tetap tidak bisa menggantikan manusia.
“Sehingga kalau di Kementerian ini sekarang, kita tidak mengenal dia tamat apa, dia sekolah dimana, yang kita kenal adalah dia berkeinginan dan berkemauan untuk dilatih di bidang yang dia minati,” imbuhnya.
Ia juga menuturkan salah satu yang menjadi kendala adalah dengan paket yang terbatas. Ini dikarenakan anggaran yang terbatas karena dari Kementerian tidak memungut biaya apapun alias gratis.