KabarMakassar.com — Hingga Oktober 2024, penyaluran kredit sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan total mencapai Rp8,66 triliun.
Angka ini mengalami kenaikan 15,38 persen secara tahunan (year on year/yoy), menandakan perhatian besar terhadap sektor strategis ini.
Komoditas padi menjadi penerima kredit terbesar, menyerap Rp4,027 triliun atau 46,48 persen dari total penyaluran kredit sektor pertanian.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kredit untuk komoditas ini tumbuh 12,24 persen dari Rp3,588 triliun.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengungkapkan bahwa dana tersebut tersebar pada 88.097 rekening dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebesar 1,63 persen, yang masih berada dalam kategori aman.
“Kredit yang fokus pada komoditas padi ini mendukung peningkatan kapasitas produksi petani, sekaligus menjadi bagian dari upaya mendorong program makan bergizi gratis yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto,” ujar Darwisman.
Selain padi, kelapa sawit menjadi komoditas unggulan kedua dengan penyaluran Rp722 miliar, tumbuh 9,12 persen yoy. Kredit ini dialokasikan kepada 9.777 rekening dengan NPL rendah di angka 0,69 persen.
Komoditas jagung juga mencatatkan kinerja positif dengan penyaluran Rp700,7 miliar atau meningkat 12,11 persen yoy. Kredit ini disalurkan kepada 18.469 rekening dengan tingkat NPL 1,26 persen.
Menariknya, cengkeh menjadi salah satu komoditas yang menunjukkan lonjakan tertinggi, dengan pertumbuhan kredit 30,97 persen yoy hingga mencapai Rp543,6 miliar. Kredit ini tersebar pada 12.203 rekening, dengan NPL 1,42 persen.
Namun, lada dan bawang merah menjadi dua komoditas dengan penyaluran kredit terendah. Kredit lada tercatat Rp152,7 miliar (naik 5,04 persen yoy) dengan NPL 1,64 persen, sementara bawang merah menyerap Rp188,3 miliar (naik 13,36 persen yoy) dengan NPL 0,82 persen.
Secara keseluruhan, total penyaluran kredit pertanian di Sulawesi Selatan telah menjangkau 176.918 rekening, dengan tingkat NPL rata-rata 1,68 persen.
Angka ini mencerminkan optimisme terhadap keberlanjutan sektor pertanian sebagai salah satu penopang utama perekonomian daerah.