KabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menaruh perhatian khusus terhadap jumlah pengangguran yang ada. Tercatat total pengangguran di Sulsel berkisar 239 ribu, Pemprov Sulsel pun memberikan pelatihan serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan siap kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel, Jayadi Nas menyampaikan sekitar 239 ribu pengangguran di Sulsel berasal dari angkatan kerja yang ada.
“Ini dari jumlah angkatan kerja 7 jutaan, ini adalah pekerjaan berat untuk kita, jadi terima kasih kepada Kepala Balai yang sangat luar biasa melakukan pelatihan,” ujarnya di BBPVP Makassar pada Rabu (07/08).
Ia mengatakan bahwa Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan awal yang sangat baik, terkhususnya bagi masyarakat. Terlebih dengan adanya pelatihan maka dapat melakukan penyesuaian dengan kebutuhan pasar.
“Bagus sekali, terutama untuk menempatkan masyarakat kita agar dilatih sesuai kebutuhan dunia kerja. Ini tidak hanya melatih tapi juga mencarikan tempat kerja,” tukasnya.
Jayadi menilai, ini menjadi langkah awal yang amat baik dalam menurunkan angka pengangguran di Sulsel.
Sementara, Penjabat (Pj) Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang berharap, tenaga kerja yang tersedia sudah memiliki pendidikan yang layak dan telah siap kerja
“Makanya apa yang kita lakukan hari ini adalah menjembatani antara skill yang didapatkan di pendidikan formal dan kedua ada teman-teman yang sudah selesai tapi kebutuhan pasarnya berbeda dengan skill yang mereka punya, jadi BLK hadir menyediakan pelatihan sesuai kebutuhan pasar saat ini,” urainya.
Ia menyatakan adanya pelatihan yang dilaksanakan bagi masyarakat tersebut dapat mengurangi angka pengangguran.
“Jika dulunya tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan pasar, dengan adanya pelatihan ini tentu kita berikan modal kemampuan untuk bisa bekerja sehingga mengurangi angka pengangguran,” tuturnya.
Setelah dilakukan pelatihan, tidak menutup kemungkinan ada peserta pelatihan yang menjadi mandiri hingga masuk ke sektor usaha. Apabila telah menjadi mandiri tentunya membutuhkan permodalan.
“Tadi sudah dibicarakan meskipun belum terlalu formal, Wakil Menteri Ketenagakerjaan mengharapkan ada bantuan modal dari perbankan, terutama memberi modal usaha kepada pekerja terlatih,” tutupnya.














