KabarMakassar.com — Munafri Arifuddin akhirnya resmi terpilih sebagai Wali Kota Makassar setelah memenangkan Pilkada 2024, setelah dilantik serentak oleh Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/02).
Kemenangan ini menjadi babak baru dalam perjalanan panjangnya di dunia politik setelah mengalami dua kali kegagalan dalam Pilwali Makassar sebelumnya, yakni pada tahun 2018 dan 2020.
Nama Munafri memang bukan sosok asing, baik dalam dunia politik maupun olahraga di Sulawesi Selatan dan nasional.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia lebih dikenal sebagai seorang pengusaha dan figur berpengaruh di dunia sepak bola, terutama saat menjabat sebagai CEO PSM Makassar dan Direktur PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
Lahir di Majene, Sulawesi Selatan (sekarang Sulawesi Barat) pada 20 September 1975, Munafri menghabiskan masa pendidikannya di Ujung Pandang, yang kini dikenal sebagai Makassar.
Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Hasanuddin pada tahun 1999. Latar belakang pendidikannya di bidang hukum semakin memperkuat langkahnya dalam dunia bisnis dan politik.
Ia pernah bekerja di Bosowa Group, perusahaan milik mertuanya, Aksa Mahmud, sebelum akhirnya terjun ke dunia sepak bola dan politik.
Sebagai bagian dari keluarga besar Bosowa, ia memiliki pengalaman panjang dalam mengelola perusahaan serta pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Sulawesi Selatan dari tahun 2007 hingga 2010.
Pada tahun 2016, Munafri dipercaya untuk memimpin PSM Makassar sebagai CEO, menggantikan Rully Habibie. Di bawah kepemimpinannya, PSM mengalami banyak perubahan besar, termasuk perombakan tim dan strategi manajemen yang membawa klub kembali kompetitif di kancah sepak bola nasional.
Salah satu keputusan besar yang ia ambil saat itu adalah memecat pelatih Luciano Leandro setelah PSM terpuruk di awal musim, lalu menggantikannya dengan Robert Alberts.
Perubahan ini berhasil mengangkat performa tim, meskipun pada musim pertama di bawah kepemimpinannya, PSM hanya mampu finis di peringkat sembilan.
Setelah berkarier di dunia sepak bola selama bertahun-tahun, Munafri kemudian terpilih sebagai Direktur PT Liga Indonesia Baru pada tahun 2022 dan menyerahkan posisi CEO PSM Makassar kepada Sadikin Aksa.
Keputusannya untuk terjun ke dunia politik dimulai pada Pilwali Makassar 2018, ketika ia maju sebagai calon wali kota dengan dukungan besar dari 10 partai politik yang menguasai 43 dari 50 kursi DPRD Makassar.
Saat itu, ia berhadapan dengan Mohammad Ramdhan Pomanto, wali kota petahana. Namun, lawannya didiskualifikasi oleh KPUD Makassar karena kesalahan prosedur, sehingga Munafri menjadi calon tunggal dalam pemilihan tersebut.
Meskipun hanya melawan kotak kosong, hasil Pilkada 2018 berakhir mengejutkan. Munafri kalah dengan perolehan 264.245 suara, sedangkan kotak kosong mendapatkan 300.795 suara.
Kekalahan ini menjadi sejarah baru dalam politik Indonesia karena untuk pertama kalinya kotak kosong memenangkan pemilihan wali kota.
Tak terima dengan hasil tersebut, Munafri menggugat hasil pemilihan ke Mahkamah Konstitusi. Namun, gugatannya ditolak, dan keputusan KPUD Makassar tetap berlaku.
Akibat kekalahan tersebut, pemilihan wali kota diulang pada tahun 2020, dan dalam pemilihan tersebut, wali kota Makassar diusulkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan serta ditunjuk langsung oleh Menteri Dalam Negeri.
Kegagalan dua kali berturut-turut ini menjadi pukulan berat bagi Munafri, tetapi ia tidak menyerah begitu saja. Sebaliknya, ia terus membangun pengaruhnya di dunia politik dan akhirnya kembali maju dalam Pilwali Makassar 2024.
Setelah dua kali mengalami kekalahan, akhirnya Munafri berhasil memenangkan Pilwali 2024 dan resmi terpilih sebagai Wali Kota Makassar.
Kemenangan ini menjadi pembuktian bahwa kerja keras dan kegigihannya selama ini tidak sia-sia. Pengalaman panjangnya di dunia bisnis, olahraga, serta dua kali kegagalan dalam pilkada sebelumnya menjadi modal besar baginya untuk menghadapi tantangan baru dalam memimpin Makassar.
Dengan latar belakang sebagai seorang pengusaha dan pemimpin di berbagai sektor, banyak harapan yang disematkan kepadanya untuk membawa Makassar ke arah yang lebih maju.
Kini, setelah perjuangan panjang, Munafri akhirnya mencapai tujuannya untuk duduk di kursi Wali Kota Makassar, membuka lembaran baru dalam karier politiknya dan membuktikan bahwa kegagalan di masa lalu bukanlah akhir, melainkan batu loncatan menuju kesuksesan.