KabarMakassar.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno mengingatkan adanya ancaman bencana hidrometeorologi di Sulawesi Selatan (Sulsel) menyusul cuaca buruk yang sering terjadi.
Demikian disampaikannya usai rapat koordinasi siaga darurat bencana hidrometeorologi di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (02/01). Hadir dalam rapat tersebut, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, Sekprov Sulsel, Jufri Rahman, jajaran Forkopimda, dan Bupati/Wali Kota.
Dia mengatakan cuaca buruk yang terus menerus bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
“Memang banyak hujan, curah hujan yang tinggi. Nah ini yang perlu kita antisipasi. Bukan hanya curah hujannya tinggi, tapi juga nanti implikasinya ada tanah longsor, banjir, dan ombak tinggi yang harus diketahui oleh para nelayan,” jelasnya.
Pratikno menenakan pentingnya rapat koordinasi untuk membahas antisipasi bencana hidrometeorologi di Sulsel. Salah satu yang menjadi perhatian adalah infrastruktur dan aparat.
“Kita siapkan semua agar dampak dari bencana ini bisa seminimal mungkin, infrastruktur fisiknya disiagakan, aparatnya disiagakan, masyarakatnya disiagakan, dan juga seluruh dukungan dari kemungkinan terhadap korban bencana, apakah itu pengungsian, logistik juga disiagakan,” ucapnya.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto juga mengatakan, rapat koordinasi sebagai upaya nyata bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di tengah potensi cuaca buruk yang terus terjadi.
“Kami berupaya merumuskan langkah-langkah penanganan bencana yang terukur. Sehingga bisa membantu masyarakat terdampak bencana dengan maksimal sekaligus bisa dilakukan pencegahan bencana,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
“Di bulan Januari ada beberapa wilayah kabupaten cukup banyak yang masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem, di Sulsel ini sangat istimewa mulai dari Desember, Januari, Februari, Maret, April sampai Juni mengalami puncak musim hujan tapi untuk wilayah yang berbeda-berbeda,” ucap Dwikorita di Kantor Gubernur Sulsel pada Kamis (02/01).
Ia turut menyampaikan, di wilayah Sulsel puncak musim tersebut terjadi secara bergantian.
“Di Januari ini sekali lagi terutama tanggal 2 hingga 7 Januari beberapa wilayah diantaranya Makassar, Maros, Soppeng, masih potensi cuaca ekstrem,” tukasnya.
“Untuk itu dalam rangka mitigasi, kami BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca,” sambungnya.
Lebih jauh ia menyatakan, perubahan cuaca yang sangat cepat perlu atensi dari berbagai pihak. Terutama bagi masyarakat agar dapat lebih waspada.
“Melalui aplikasi mobile phone informasi BMKG yang dapat di install di appstore atau playstore. Disitu informasi cuaca hari ini sampai 6 hari kedepan,” tuturnya.
Dwikorita menyebut informasi dari BMKG yang dapat diakses melalui telpon genggam, mampu memberikan kemudahan bagi seluruh kalangan.
“Informasi cuaca, setiap jam tentang curah hujan seperti apa, suhunya berapa tinggi, kecepatan dan arah angin seperti apa, kelembapan udara seperti apa ada disitu dan kita berikan peringatan dini,” tuturnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan pihaknya akan segera mengeksekusi mitigasi bencana dengan semua resikonya.
“Dan 6 bulan ini saya minta 24 kepala daerah, kepala pelaksana BPBD, kepala dinas sosial untuk selalu tetap bersiaga,” imbuhnya.
Prof Zudan turut mengingatkan bagi para nelayan agar dapat memonitor informasi dari BMKG terkait tinggi gelombang begitupun dengan masyarakat lainnya.
“Semua di 24 kabupaten kota memonitor juga curah hujan yang masih ekstrem di Sulsel,” pungkasnya.