kabarbursa.com
kabarbursa.com

Makassar Dominasi Penyaluran KUR Rp1,136 Triliun

Makassar Dominasi Penyaluran KUR Rp1,136 Triliun
Ilustrasi KUR (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menyebut Makassar mendominasi penyaluran Kredit Usara Rakyat (KUR) sebesar Rp1,136 triliun.

Diikuti Kabupaten Bone diurutan kedua sebesar Rp1,016 triliun, dan urutan ketiga oleh Gowa Rp762,71 miliar, dan Wajo sebesar Rp705.33 miliar.

Kepala OJK Sulsel, Darwisman, menyebut secara keseluruhan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat angka signifikan hingga 9 Agustus 2024, total penyaluran mencapai Rp10,41 triliun yang disalurkan kepada 186.987 debitur.

Sektor pertanian mendominasi penyaluran KUR dengan nilai Rp4,53 triliun atau 43,47 persen dari total penyaluran. Sektor perdagangan berada di posisi kedua dengan penyaluran sebesar Rp3,68 triliun atau 35,31 persen.

Penyaluran KUR berdasarkan segmentasi terbesar adalah KUR Mikro yang mencapai Rp8,30 triliun atau 79,73 persen. Sementara itu, KUR kecil mencapai 19,81 persen dan super mikro sebesar 0,46 persen.

“Lima daerah dengan penyaluran KUR terbesar adalah Makassar, Bone, Gowa, Wajo, dan Bulukumba, yang secara total menyumbang 40,36 persen dari total penyaluran,” ujar Darwisman.

Ia menambahkan bahwa Kepulauan Selayar merupakan daerah dengan penyaluran KUR terendah, yaitu sebesar Rp76,94 miliar.

Selain itu, Darwisman juga menyebut bahwa total penyaluran KUR di Sulsel telah mencapai Rp10,41 triliun per 9 Agustus 2024 dengan jumlah debitur sebanyak 186.987 orang.

Dalam kesempatan yang sama, ia menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan di Sulsel terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dan stabil. Hingga Juni 2024, total aset perbankan tumbuh sebesar 7,60 persen (year-on-year/yoy) dengan nominal mencapai Rp195,79 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,84 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp131,52 triliun.

Darwisman menegaskan bahwa tingkat risiko kredit perbankan di Sulsel masih tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,04 persen, di bawah ambang batas sebesar 5 persen. Rasio NPL untuk bank umum dan BPR masing-masing adalah 3,04 persen dan 3,21 persen. Indikator fungsi intermediasi (Loan to Deposit Ratio/LDR) mencapai 124,93 persen.

“Penyaluran KUR yang terbesar berada di sektor pertanian dan perdagangan, masing-masing sebesar Rp4,53 triliun (43,47 persen) dan Rp3,68 triliun (35,31 persen). Kami terus mendorong agar sektor-sektor potensial lainnya dapat lebih efektif didukung oleh perbankan,” kata Darwisman.

Makassar menjadi daerah yang mendominasi penyaluran KUR dengan total penyaluran sebesar Rp1,136 triliun, diikuti oleh Bone dan daerah lainnya. Melihat dominasi sektor pertanian dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel, penyaluran KUR diharapkan dapat lebih optimal mendukung sektor unggulan ini.

“Kami akan terus mengoptimalkan alokasi dana KUR untuk mendukung sektor-sektor unggulan di Sulsel, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih signifikan bagi perekonomian daerah,” tutup Darwisman.