KabarMakassar.com — Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Moh Roem, mengungkapkan bahwa Makassar sedang dalam proses seleksi untuk menjadi Kota Gastronomi UNESCO. Jika terpilih, Makassar akan menjadi kota pertama di Indonesia Timur yang mendapatkan pengakuan prestisius ini.
“Saat ini sudah ada 57 kota di dunia yang telah terdaftar versi UNESCO, Makassar dalam proses untuk masuk ke atah sana, setelah UCCN kemarin kita berhasil lolos empat besar. Pengumuman resmi akan dilakukan pada 7 Oktober mendatang untuk cari dua besar untuk dinilai kembalk,” ungkap Moh Roem, Kamis (26/09).
Selama proses seleksi ini, tim penilai UNESCO akan melakukan visitasi ke beberapa lokasi di Makassar, termasuk Lego-lego, Inkubator Center, Hotel Losari, Gedung Kesenian, dan pusat-pusat kreatif lainnya yang dikelola komunitas.
Mereka akan mencocokkan informasi yang sudah disampaikan pada tahap seleksi sebelumnya dengan kondisi di lapangan. Selain aspek kuliner, perhatian juga diberikan pada pengelolaan sampah makanan sebagai salah satu syarat penting dalam penilaian.
“Sebelumnya, Indonesia telah memiliki beberapa kota yang diakui UNESCO dalam berbagai kategori, yakni Ambon, Bandung, Jakarta. Jika Makassar lolos, ini akan menjadi kota pertama yang masuk dalam kategori gastronomi,” tambahnya.
Moh Roem juga menyoroti pentingnya dukungan dari seluruh elemen, termasuk stakeholder industri kreatif di Makassar. Koordinasi intensif telah dilakukan dengan berbagai pihak guna memastikan kesiapan Makassar dalam menyambut visitasi tim UNESCO.
“Kami berharap esensi dari kegiatan ini bukan sekadar pencitraan, tetapi merepresentasikan kehidupan sehari-hari masyarakat Makassar dalam merawat dan melestarikan kekayaan kuliner,” ujar Moh Roem.
Selain itu, ia menjelaskan keuntungan besar jika Makassar berhasil mendapatkan status Kota Gastronomi UNESCO. Hal ini akan membuka peluang berjejaring dengan 57 kota gastronomi di seluruh dunia, yang tentunya menguntungkan sektor ekonomi kreatif, khususnya di bidang kuliner.
“Dengan pengakuan UNESCO, kita bisa mengangkat branding kota sebagai destinasi gastronomi dunia. Kuliner Makassar memiliki potensi yang besar, baik dari segi sejarah, geografis, hingga ritual budaya,” jelasnya.
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo, jalur perdagangan yang melibatkan Tiongkok dan Arab, serta kekayaan kuliner seperti coto dan pallubasa yang telah menjadi industri tersendiri, semakin memperkuat posisi Makassar sebagai kota kuliner unggulan.
“Seandainya pasar tradisional seperti Pasar Segar masih aktif, itu bisa menjadi tambahan poin penting dalam proses penilaian,” tutupnya.
Diketahui, Kota Makassar masuk dalam 4 besar kota yang akan diusulkan menjadi Unesco Creative Cities Network (UCCN) tahun 2025.
Usai lolos seleksi nasional tahap I yang digelar Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) dan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) pada 10-17 September 2024, dan telah menetapkan 6 kabupaten/kota yang berhak melanjutkan ke Seleksi Tahap II.
Sebagaimana diketahui keenam kabupaten kota yang lolos di tahap II, masing-masing Kota Makassar, Kabupaten Bantul, Kabupaten Buleleng, Kota Malang Kabupaten Tangerang dan Ponorogo.
Lalu pelaksanaan seleksi tahap II telah selesai pada Senin 23 September 2024 hari ini dan telah menghasilkan 4 kab/kota akan mengikuti tahapan selanjutnya dan salah satu kota terpilih adalah Kota Makassar.
Kota Makassar kini melangkah ke tahap selanjutnya menjadi bagian dari UNESCO dalam kategori kota kreatif gastronomi.
Pelaksanaan Seleksi nasional Tahap II Telah berlangsung di JS Luwansa Hotel, Jakarta, pada Senin (23/09) kemarin.
Roem telah memaparkan di hadapan 10 panitia seleksi nasional perjalanan dan capaian Kota Makassar Menuju Kota Kreatif Gastronomi UNESCO.
Dimulai penetapan 10 ikon kuliner pada Tahun 2015, kemudian penetapan branding Makasar Kota Makan Enak hingga Kota Makassar masuk dalam jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia dengan subsektor unggulan kuliner pada 2023.
“Dari paparan seleksi nasional tahap II tadi Panselnas telah menentukan 4 besar salah satunya adalah Kota Makassar, setelah ini Kemenparekraf akan melakukan visitasi untuk menentukan 2 besar yang akan diusulkan ke UNESCO untuk menjadi UCCN tahun 2025,” ujar Roem.