KabarMakassar.com — Inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan Juli 2024 lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel yang telah dirilis pada Kamis (01/08).
Menurut BPS, tingkat inflasi Sulsel pada bulan Juli 2024 berada di angka 1,74 persen, masih jauh lebih rendah dari nasional yaitu 2,13 persen.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, mengatakan, tingkat inflasi Sulsel pada Juli 2024 baik secara bulanan (month to month), tahun kalender (year to date/ytd) maupun tahunan (year on year/yoy) cukup moderat di bawah nasional.
“Inflasi tahunan Sulsel itu 1,74 persen sementara inflasi tingkat nasional 2,13 persen. Pengendalian inflasi di Sulsel cukup baik karena masih di bawah nasional,” ungkapnya.
Tingkat deflasi month to month (m-to-m) pada Juli 2024 sebesar 0,18 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sulsel Bulan Juli 2024 sebesar 0,65 persen.
Untuk inflasi tahunan 1,74 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,65. Angka ini merupakan hasil gabungan dari delapan daerah di Sulsel yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi di 24 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Penyumbang utama inflasi bulan Juli 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,96 persen dengan komoditas penyumbang utama adalah beras. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,34 persen dengan komoditas penyumbang utama adalah emas perhiasan. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,10 persen dengan komoditas penyumbang utama adalah nasi dengan lauk.
Dari delapan daerah IHK di Sulsel, inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 2,22 persen dengan IHK sebesar 106,29. Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 1,46 dengan IHK sebesar 105,72.
Pada Juli 2024, dari delapan kabupaten/kota IHK di Provinsi Sulsel, tujuh diantaranya mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi secara month to month.
Adapun delapan kabupaten dan kota itu, Bulukumba deflasi minus 0,12 persen, Watampone minus 0,28 persen, Wajo minus 0,58 persen, Sidrap minus 0,01 persen, Makassar minus 0,15 persen, Parepare minus 0,47 persen, Palopo minus 0,29 persen, dan terakhir Luwu Timur inflasi 0,27 persen.
Diketahui, di bulan Juni lalu inflasi Sulsel turun menjadi 2,03, apabila dilihat dari rata-rata nasional dari 38 provinsi, Sulsel berada di posisi 5 terbaik diseluruh Indonesia.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh menyatakan dari data BPS yang akurat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten mampu memberikan intervensi yang tepat.
Capaian penanganan inflasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) juga mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat.
Dengan prestasi yang ditorehkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menerima suplai dana hingga Rp6,1 miliar. Itu disampaikan oleh Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel, Salehuddin yang menyebut suplai dana tersebut merupakan dana fiskal.