kabarbursa.com
kabarbursa.com

Kelangkaan Stok Beras Ternyata Dipicu Kongesti Pelabuhan Makassar

banner 468x60

KabarMakassar.com — Terjadinya antrian kapal yang menyebabkan Kongesti atau kemacetan di Terminal Peti Kemas (TPM) Makassar ternyata menjadi salah satu faktor penghambat kelangkaan beras di daerah penyangga produksi beras Sulsel di Indonesia.

Hal ini seperti dikeluhkan Ketua Asosiasi Pemilik Kapal (INSA) Makassar Zulkifli Syahril saat dikonfirmasi terkait antrian kapal yang berlangsung 2-3 hari ini.

"Antrian kapal itu bisa terjadi 2-3 hari di TPM. Biaya yang kami keluarkan jelas mengalami kenaikan," ujarnya.

Dia mengaku pemilik barang terancam mengalami kerugian jika biaya terus bertambah. "Bayangkan saja jika harga beras yang disepakati pemilik barang. Dijual diatas Rp8.000/kg ke daerah tujuan. Karena keterlambatan kapal tiba di tujuan. Bisa saja harga turun jadi Rp5.000/kg," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Kapten Zul ini menilai upaya pemerintah yang akan menekan biaya logistik karena kongesti bisa saja akan menimbulkan biaya tinggi.

"Yang paling merasakan dampaknya itu adalah pelaku ekspedisi, pemilik barang dan pemilik kapal kayak kami," keluhnya.

Dia mensinyalir salah satu penyebab antrian panjang terjadi akibat pembongkaran alat-alat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dilakukan di Container Yard (CY)

Menyebabkan penumpukan container di areal dermaga, sehingga tidak hanya mempengaruhi bongkar muat kapal. Melainkan, lanjutnya menyebabkan terjadinya antrian panjang yang berdampak pada pelaku jasa ekspedisi 

"Pembongkaran alat PLTB ini menyerap hampir 40 persen lahan yang ada. Sekitar 8 slot mereka pakai untuk bongkar alat-alat itu di CY," ucapnya.

Dia menjelaskan, TPM Makassar saat ini sudah kelebihan sekitar 33 kunjungan kapal dalam sebulan. Setelah diterapkan window system areal pelabuhan terbatas menerima kunjungan kapal saat ini.

"Sebaiknya MNP (Makassar New Port) segera difungsikan karena pelabuhan sekarang sudah tidak mampu menerima call kapal. Ada 33 call kapal yang sudah tidak bisa sandar," ucapnya.

Menanggapi hal itu General Manager TPM Josef B. Rohy menjelaskan penyebab terjadinya kongesti yaitu kapal yang masuk ke pelabuhan makassar bersamaan sekitar 6 – 8 kapal perhari.

Sedangkan tambatan yang tersedia maksimal 5 kapal bila panjang kapal dibawah 160 meter dan jika kapal diatas 150 meter dengan kapasitas maksimum 4 kapal.

Adanya cuaca ekstrim sehingga kegiatan kami hentikan tuk mencegah resiko yg ditimbulkan.

Walaupun kami sdh mencanakan windows sistem namun hampir sebahagian besar perusahaan angkutan petikemas  tdk bisa  dipenuhi

Adanya Top Overhoul 1 unit Container Crane (CC) karena sdh melebih kapasitas toleransi maintanance. "Kami telah menghimbau bahwa kedatangan kapal jika memungkinkan jangan bersamaan," pintanya

Terkait perhitungan biaya penumpukan, Joseph menjelaskan bahwa di TPM untuk barang yg menumpuk selama 5 hari tetap dihitung 1 hari

Data TPM menyebutkan kapal yg bertambat di tpm rata-rata perbulan antara 135 – 140 call. "Tata kelola jadwal kapal setiap hari dirapatkan secara bersama antara agen pelayaran, Otoritas Pelabuhan dan TPM," sebutnya. (*)