KabarMakassar.com — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyebut biaya logistik di Indonesia saat ini telah menurun sebesar 14 persen. Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Makassar New Port (MNP) pada Kamis (22/2).
Jokowi mengatakan persaingan antar negara saat ini betul-betul sangat ketat. Menurutnya, siapa yang memiliki efisiensi yang baik yang akan memenangkan pertandingan dan persaingan.
Ia menyebut 10 tahun lalu biaya logistik nasional berada di angka 24% padahal negara lain 9-12% karena tidak terintegrasinya antara pelabuhan dengan kawasan industri.
“Sekarang, biaya logistik kita sudah turun kurang lebih 14%,” ungkapnya.
Meski begitu, angka ini masih sedikit lebih tinggi dari negara-negara lain sehingga perlu dilakukan upaya yang lebih maksimal.
“Sudah turun banyak tetapi tetap masih sedikit lebih tinggi dari negara lain dan ini menjadi PR kita bersama,” sambungnya.
Sehingga, kata dia, Makassar New Port diharapkan bisa mengefisiensikan biaya-biaya logistik di tanah air saat ini.
“Diharapkan bisa mengefisiensikan biaya-biaya logistik di tanah air kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan kekuatan pelabuhan BUMN harus disatukan untuk menjadi pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik
nasional. Karena itu, dengan di awali pengkonsolidasian Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu dari 20 pelabuhan terbaik dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.
“Kita sudah meningkatkan kecepatan bongkar muat peti kemas pelabuhan di Indonesia, yang tadinya rata-rata 20 box (per crane per jam) menjadi 34 box (per crane per jam), yang membuat waktu sandar kapal turun dari sebelumnya rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam, artinya ini percepatan yang luar biasa. Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring sistem pelabuhan yang terintegrasi,” jelas Erick.