KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menyebut, hasil survei menunjukkan pendidikan bukan lagi masalah utama di Makassar.
“Alhamdulillah, survei terakhir menunjukkan bahwa pendidikan bukan lagi masalah utama di Makassar. Ini menandakan bahwa pelayanan pendidikan kami sudah baik, sejalan dengan pelayanan kesehatan,” ungkap Danny, Kamis (2/5).
Danny menambahkan bahwa keadaan ini berbeda dengan kondisi di kota-kota lain, di mana pendidikan seringkali menjadi permasalahan utama.
Dia menekankan bahwa di Makassar, ada program “semua harus sekolah”, yang mengakomodasi berbagai kebutuhan pendidikan masyarakat.
Ini terbukti dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terdapat tiga jalur masuk sekolah, yaitu jalur zonasi, non-zonasi, dan jalur solusi.
Danny juga menegaskan bahwa bagi mereka yang tidak sekolah, pemerintah kota siap memberikan bantuan untuk mencarikan solusi agar mereka dapat mengakses pendidikan.
“Yang lain dua jalur, kita tiga, jadi mereka yang tidak bisa bersekolah kalau tidak keberatan kjta carikan jalan untuk sekolah,” tambahnya.
Diketahui, salah satu yang menjadi progrm Kota Makassar dalam menanggulangi masalah pendidikan ialah 18 Revolusi Pwndidikan, yang merupakan implementasi dari Program Merdeka Belajar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.
Adapun isi dari 18 Revolusi Pendidikan ini ialah ;
(1) Semua anak bisa sekolah;
(2) Semua sekolah harus menjadi sekolah adiwiyata;
(3). Semua bebas napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya);
(4). Sekolah 9 tahun;
(5). 100 sekolah bintang lima;
(6). Satu sekolah 1 smartlibrary;
(7) Satu sekolah dua guru innovator;
(8). Satu sekolah 5 superstudent;
(9) Satu sekolah 2 smartclass;
(10) Satu sekolah 1 superinovasi;
(11) Satu sekolah 5 gangdebat;
(12) Satu anak 1 tari;
(13) Satu anak 1 bakat;
(14) Satu anak 1 olahraga,
(15) Satu anak 3 tanaman;
(16) Festival bakat;
(17) Olimpiade sekolah,
(18) Liga debat.