KabarMakassar.com — Kepala Kanwil BI, Rizki Ernadi Winanda membeberkan, ekonomi Sulsel mengalami pertumbuhan sebesar 4,82% secara year-on-year (yoy), meningkat dari 3,79% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Meski demikian, pertumbuhan ini menempatkan Sulsel di peringkat ke-20 dari 33 provinsi di Indonesia.
“Sebelum pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi Sulsel tercatat cukup tinggi, yakni 7,6% (yoy), namun setelah pandemi, angka tersebut turun menjadi 4,8% (yoy),” jelasnya dalam Seminar Ekonomi Sulampua, Sulsel Talk, yang berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan pada Selasa (21/5).
Ia menyebut kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel dari Triwulan IV 2023 ke Triwulan I 2024 menunjukkan dinamika yang menarik.
Sektor pertanian mencatat pertumbuhan negatif sejak Triwulan III 2023 hingga sekarang, dengan angka yang semakin memburuk dari -0,1%, -0,46%, hingga -0,75%.
Sektor pertanian ini didominasi oleh subsektor perikanan budidaya dan tangkap yang menyumbang total 40%.
“Di sisi lain, sektor perdagangan muncul sebagai penyumbang utama pertumbuhan, didorong oleh aktivitas menjelang Pemilu dan meningkatnya pengeluaran masyarakat,” katanya.
Meski begitu, sektor pertanian masih termasuk lima sektor utama penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar dalam pertumbuhan perekonomian Sulsel.
Sektor pertanian unggul dengan berkontribusi sebesar 21,2 persen, diikuti sektor perdagangan sebesar 14,7 persen, Industri pengolahan sebesar 13,4 persen, Konstruksi 12,7 persen, serta Informasi dan Komunikasi sebesar 5,6 persen.