KabarMakassar.com — Tercatat sebanyak 7 warga dilaporkan meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Iya banjir di 12 daerah kemarin terdapat 7 korban meninggal dunia,” kata Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo, Rabu (25/12).
Hujan deras yang mengguyur di beberapa daerah di Sulsel, sejak Jumat (18/12), menyebabkan 12 daerah terdampak banjir dan longsor. Selain itu, juga berdampk pada jalur trans Sulawesi yang terendam air hingga tidak dapat dilalui kendaraan.
“Pada hari Sabtu dan Minggu ada 4 korban meninggal yakni di Barru ada 2 orang, Soppeng 1 orang dan Wajo 1 orang. Kemudian ada di Makassar 3 orang meninggal dunia. Tapi yang di Makassar kejadiannya sebelum tanggal 18 Desember,” ungkapnya.
Meski demikian, kondisi terkini di daerah yang terdampak banjir, kata Amson air mulai surut. Namun, kota Makassar masih tergenang air di empat kecamatan.
“Iya tinggal Makassar dan di Barru serta Soppeng yang masih tergenang air,” jelasnya.
Sementara ini, BPBD kabupaten kota masih terus memantau kondisi air yang masing tergenang di beberapa daerah tersebut dan telah mendirikan titik-titik pengungsian.
“Di Makassar sudah didirikan beberapa penampungan bagi warga yang terdampak banjir dan bantuan juga telah disalurkan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 12 kabupaten kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami bencana banjir dan tanah longsor setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Akibat bencana tersebut dua orang dilaporkan meninggal dunia.
Berdasarkan Data BPBD Sulawesi Selatan, Minggu (22/12) tercatat 12 kabupaten-kota mengalami bencana banjir, yakni Kabupaten Barru, Maros, Soppeng, Sidenreng Rappang (Sidrap), Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Jeneponto, Bone, Gowa, Wajo, Pinrang, dan Kota Makassar, serta Kota Parepare. Sedangkan tanah longsor ada di Kabupaten Maros, Soppeng, dan Gowa.
“Iya saat ini sudah 12 daerah mengalami bencana banjir dan longsor di Sulsel,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo kepada media, Senin (23/12).
Saat ini, kata Amson seluruh personil BPBD kabupaten kota terus melakukan pemantauan di lokasi terdampak banjir.
“Ini masih kita pantau terus, air ada yang sudah surut dan ada yang masih tinggi, karena memang hujan masih terus mengguyur,” ungkapnya.
Namun dampak bencana tersebut, Amson menyampaikan dua orang anak dilaporkan meninggal dunia, masing-masing di Kabupaten Barru akibat terseret arus dan Soppeng akibat tertimbun longsor.
“Korban meninggal dunia semuanya anak-anak seperti di Kabupaten Barru, anak itu terseret air saat pulang sekolah. Sementara di Soppeng, anaknya tertimbun longsor di dalam rumah. Korban tidak sempat diselamatkan oleh orang tuanya. Kta harap tidak ada tambahan korban jiwa,” jelasnya.
Menurut Amson bahwa bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Maros, Barru, Pangkep dan Soppeng yang cukup parah. Sebab, empat daerah ini saling berbatasan sehingga mengakibatkan jalan trans Sulawesi tidak bisa dilalui kendaraan berbagai jenis.
Bahkan, kata antrean kendaraan terjadi dari Makassar ke arah Maros tertahan, karena air cukup tinggi yang sudah merendam jalur trans Sulawesi. Begitu juga, terjadi dari arah Barru menuju Soppeng.