KabarMakassar.com — Swasembada pangan merupakan salah satu fokus utama yang terus digenjot oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Berbagai upaya terus digalakkan dalam mendorong percepatan swasembada pangan di Sulsel. Salah satunya yang tengah digodok adalah dari segi peternakan.
Dalam menyukseskan program swasembada pangan, sektor peternakan memiliki peran sentral. Karena itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry berharap, Dinas Peternakan Sulsel dapat menggenjot produksi peternakan di Sulsel.
Ia turut menegaskan, dibutuhkan sinergitas bersama dalam menyukseskan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada pangan.
“Sektor peternakan memiliki peran sentral dalam mendukung swasembada pangan yang menjadi fokus Bapak Presiden,” ujarnya saat kunjungan di Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Jalan Veteran Selatan, Kota Makassar, pada Kamis (30/01).
Prof Fadjry turut meninjau layanan dan fasilitas ruang kerja, sekaligus menyapa para pegawai. Ditengah kondisi keterbatasan anggaran, Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry mendorong para pegawai memaksimalkan kinerja dalam mencapai target.
“Kita ingin Sulawesi Selatan bisa menjadi yang terdepan. Kita juga mengajak agar menjaga kekompakan dan kebersamaan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking, memaparkan kondisi pengembangan komoditas peternakan di Sulsel.
“Dalam sub sektor peternakan, ada 10 komoditas yang menjadi tanggungjawab kami,” imbuhnya.
Populasi sapi, kata Nurlina, Sulsel berada di peringkat 3 nasional dengan jumlah sebanyak 775.493 ekor. Sapi perah, Sulsel peringkat 6 nasional dengan populasi 710 ekor. Untuk kerbau, peringkat 2 nasional dengan populasi 54.362 ekor.
Sedangkan, untuk komoditas kuda, Sulsel berada di peringkat 2 nasional sebanyak 19.630 ekor, peringkat 6 nasional komoditas babi sebanyak 315.237 ekor, peringkat 12 nasional komoditas kambing sebanyak 176.025 ekor, peringkat 3 nasional komoditas ayam petelur sebanyak 7.457.801 ekor, peringkat 4 nasional komoditas ayam pedaging sebanyak 12.522.953 ekor, peringkat 6 nasional komoditas ayam kampung sebanyak 2.840.114 ekor, dan peringkat 4 nasional komoditas itik sebanyak 2.775.727 ekor.
“Kami mengucapkan terima kasih atas semangat, motivasi dan kehadiran Bapak Pj Gubernur Sulsel di kantor kami,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Rapat Koordinasi di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) digelar oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Fadjry Djufry bersama seluruh jajaran Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Republik Indonesia.
Rapat yang berlangsung pada Minggu (19/01) tersebut merupakan pengawalan pendampingan swasembada pangan di Sulsel, sesuai arahan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman.
Prof Fadjry Djufry menyampaikan kepada seluruh jajaran BSIP dan seluruh Satuan Kerja (Satgas) Swasembada Pangan 24 Kabupaten Kota se-Sulsel agar satu koordinasi, sehingga dapat tercapai tujuan swasembada pangan.
“Jadi kita semua satu komando untuk sama-sama mengurus soal Satgas Swasembada Pangan di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Dia menekankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel berada pada posisi pertama soal swasembada pangan dengan menyediakan lahan pertanian terbanyak dari seluruh daerah di Indonesia.
“Kita mau Sulawesi Selatan menjadi nomor satu soal swasembada pangan,” ujarnya.
Prof Fadjry menilai keberhasilan harus didukung dengan koordinasi dan komunikasi yang baik dari seluruh stakeholder. Terlebih, terdapat target di Sulsel untuk padi gogo 5.496.44 hektare. Demikian juga untuk jagung dan sejumlah komoditi lainnya.
“Jadi saat ini kita semua satu koordinasi termasuk dengan seluruh Bupati dan Wali Kota seluruh Sulsel. Jadi apa yang menentukan kita semua berhasil adalah koordinasi dengan seluruh daerah,” tukasnya.
Hasil rapat ini juga akan disampaikan kepada seluruh kepala daerah di Sulsel demi pencapaian realisasi tanam padi sesuai target dan melakukan percepatan kegiatan optimalisasi lahan rawa dan non rawa serta cetak sawah tahun 2025.
“Saya selaku penanggung jawab swasembada pangan Provinsi Sulsel koordinasi dengan penanggung jawab kabupaten kota Provinsi Sulsel,” pungkasnya.