kabarbursa.com
kabarbursa.com

Bank Indonesia Catat Peningkatan Transaksi Pembayaran Digital, Capai 34,5 Miliar

Bank Indonesia Catat Peningkatan Transaksi Pembayaran Digital, Capai 34,5 Miliar
Bank Indonesia dalam RDK 14-15 Januari 2025 (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Bank Indonesia mencatat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital sepanjang tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan.

Hal ini didukung oleh sistem pembayaran yang terjaga keamanannya, kelancaran proses transaksi, serta keandalan infrastruktur yang tersedia.

Pemprov Sulsel

Sepanjang tahun tersebut, transaksi pembayaran digital mencatatkan volume hingga 34,5 miliar transaksi, meningkat sebesar 36,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini terjadi di seluruh komponen transaksi digital, mencerminkan semakin meningkatnya adopsi teknologi digital oleh masyarakat dan pelaku usaha.

Volume transaksi melalui aplikasi mobile mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yakni sebesar 39,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal serupa juga terlihat pada transaksi berbasis internet, yang tumbuh sebesar 4,4% dalam kurun waktu yang sama. Salah satu indikator yang mencerminkan akselerasi transformasi digital adalah transaksi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang mencatat lonjakan pertumbuhan mencapai 175,2%.

Lonjakan ini terutama dipicu oleh peningkatan jumlah pengguna serta bertambahnya merchant yang menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran, baik untuk kebutuhan harian maupun aktivitas bisnis lainnya.

Melihat perkembangan positif ini, proyeksi pertumbuhan transaksi pembayaran digital pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 52,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa digitalisasi pembayaran akan terus menjadi tulang punggung transformasi keuangan di Indonesia, dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan teknologi digital untuk bertransaksi.

Selain pembayaran digital, infrastruktur pembayaran ritel yang diproses melalui BI-FAST juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.

Sepanjang tahun 2024, BI-FAST memproses 3,4 miliar transaksi, meningkat sebesar 62,4% dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai transaksi yang diproses melalui BI-FAST mencapai Rp8,9 triliun, mencerminkan keandalan sistem ini dalam mendukung aktivitas pembayaran ritel secara efisien.

Sementara itu, untuk transaksi nilai besar yang diproses melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), volume transaksi yang tercatat mencapai 10,3 juta dengan pertumbuhan 3,1%.

Nilai transaksi BI-RTGS bahkan menunjukkan peningkatan yang lebih signifikan, yakni sebesar 17,6%, mencapai Rp126,3 ribu triliun pada akhir 2024.

Bank Indonesia memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, volume transaksi melalui BI-FAST akan tumbuh sebesar 34,1%, sementara nilai transaksi yang diproses melalui BI-RTGS diperkirakan meningkat sebesar 11,4%.

Proyeksi ini menggambarkan bahwa keandalan infrastruktur sistem pembayaran nasional akan terus menopang pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan layanan yang cepat, efisien, dan aman.

Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) pada akhir Desember 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,3%, dengan nilai mencapai Rp1.204,5 triliun.

Pertumbuhan ini mencerminkan kecukupan pasokan uang Rupiah di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil, terdepan, dan terluar (3T).

Untuk tahun 2025, pertumbuhan UYD diproyeksikan melambat menjadi 5,7%, sejalan dengan semakin meluasnya adopsi pembayaran digital yang mengurangi kebutuhan terhadap uang tunai secara langsung.

Stabilitas sistem pembayaran sepanjang tahun 2024 tetap terjaga dengan baik. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) berjalan dengan lancar dan andal, memastikan ketersediaan uang serta kelancaran proses transaksi keuangan di berbagai wilayah Indonesia.

Struktur industri sistem pembayaran juga semakin sehat, dengan peningkatan interkoneksi antarpelaku dalam sistem tersebut. Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) semakin meluas, didukung oleh adopsi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang terus meningkat.

Tingginya tingkat adopsi SNAP mencerminkan bahwa integrasi sistem pembayaran antar pelaku usaha dan lembaga keuangan semakin matang, mempercepat digitalisasi keuangan di Indonesia.

Bank Indonesia juga memastikan ketersediaan uang Rupiah yang memadai dan layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Upaya ini mencakup penguatan distribusi uang ke daerah-daerah terpencil serta peningkatan kualitas uang yang beredar di masyarakat.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas ekonomi sekaligus memperluas inklusi keuangan di seluruh penjuru negeri.

Secara keseluruhan, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada tahun 2024 mencerminkan akselerasi transformasi digital yang luar biasa.

Dengan proyeksi pertumbuhan yang terus meningkat pada tahun 2025, Indonesia semakin siap menghadapi era digitalisasi yang lebih maju, di mana pembayaran digital akan menjadi pilar utama dalam mendukung aktivitas ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas sistem pembayaran sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui kebijakan yang adaptif dan inovatif.