KabarMakassar.com — Memasuki hari ketiga, ratusan siswa dan siswi SMK Yapta di Jalan Tikola Daeng Leo, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, masih tidak dapat melaksanakan aktivitas belajar mengajar, Selasa (15/01).
Gedung sekolah bercat biru tampak sunyi, tanpa kehadiran guru maupun siswa. Situasi ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga sekitar.
SMK Yapta, yang didirikan oleh almarhum Ma’guliling Daeng Tika, kini dikelola oleh anak-anaknya. Namun, perseteruan antara Hamdani, yang menjabat sebagai kepala sekolah, dan Hamka, saudaranya, menjadi penyebab utama krisis ini.
Masalah berpusat pada laporan keuangan, terutama terkait penggunaan dana BOS, yang tidak kunjung disampaikan secara transparan oleh Hamdani selama beberapa tahun terakhir.
Hamka, bersama anggota keluarga lainnya, akhirnya memutuskan untuk meliburkan kegiatan sekolah tanpa batas waktu yang jelas.
Keputusan ini memicu ketidakpastian dan merugikan ratusan siswa yang seharusnya kembali ke sekolah setelah libur tahun baru.
Kasus ini menarik perhatian pemerhati pendidikan, Zabri Karaeng Lalo. Ia menegaskan bahwa perseteruan antara pihak sekolah dan yayasan tidak boleh mengorbankan hak pendidikan siswa.
“Jika ada persoalan keuangan, periksa lebih dulu secara hukum. Kalau terbukti ada korupsi, laporkan kepada aparat penegak hukum. Namun, proses belajar mengajar tidak boleh terganggu,” tegas Zabri yang juga berprofesi sebagai pengacara.
Ia juga menyarankan agar yayasan menunjuk wakil kepala sekolah untuk sementara waktu dan mengundang akuntan guna memeriksa laporan keuangan secara transparan.
“Dana BOS adalah uang negara. Jika ditemukan penyelewengan, itu bisa diajukan sebagai tindak pidana korupsi,” tambahnya.
Menanggapi situasi ini, Kanit Tipidkor Polres Takalar, Ipda Asrul Anwar, menyatakan bahwa hingga Rabu (15/01), pihaknya belum menerima laporan terkait dugaan tindak pidana korupsi di SMK Yapta.
Namun, ia memastikan siap menangani laporan jika ada indikasi pelanggaran hukum.
Warga dan pemerhati pendidikan berharap konflik internal di SMK Yapta segera terselesaikan agar siswa dapat kembali belajar.
Transparansi pengelolaan keuangan dan mediasi antar pihak yang bertikai dianggap sebagai langkah awal yang perlu diambil untuk memulihkan situasi.