KabarMakassar.com — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar pada tahap awal, program ini menyasar 9 sekolah yang tersebar di tiga kecamatan, dengan total penerima mencapai sekitar 3.000 siswa.
Diketahui, program ini dirancang untuk mendukung pemenuhan gizi siswa dan meningkatkan konsentrasi belajar mereka.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhammad Guntur, menjelaskan bahwa program MBG tahap pertama mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).
“Untuk tahap pertama, ada sembilan sekolah yang terlibat, terdiri dari tiga SMP, lima SD, dan dua SMA,” ujar Guntur, Rabu (08/01).
Distribusi penerima manfaat program MBG tersebar di tiga kecamatan di Kota Makassar. Di Kecamatan Mamajang, siswa di SDN Cenderawasih (340 siswa), SD Sambung Jawa (292 siswa), SMPN 1 Makassar (1.417 siswa), dan SMAN 3 Makassar menjadi penerima manfaat.
Sementara itu, di Kecamatan Panakkukang, KB TKIT Wihdatul Ummah (52 siswa), SD Inpres Tamajene (293 siswa), dan SD Inpres Tamamaung IV (286 siswa) turut terlibat dalam program ini.
Di Kecamatan Manggala, penerima manfaat adalah siswa SMPN 17 Makassar dan SMAN 10 Makassar, masing-masing dengan 300 siswa.
Guntur menambahkan bahwa untuk mendukung pelaksanaan program ini, lima dapur umum telah disiapkan di tiga kecamatan tersebut.
“Tiga dapur di Kecamatan Manggala, satu di Kecamatan Mamajang, dan satu di Kecamatan Panakkukang. Setiap dapur mampu memproduksi antara 3.000 hingga 3.500 porsi makanan per hari. Sebagai contoh, di SMPN 1, makanan untuk 1.417 siswa telah didistribusikan,” ungkap Guntur.
Proses penyusunan menu dan distribusi makanan diawasi langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Makassar.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan kandungan gizi makanan sesuai standar yang ditetapkan.
Keberhasilan tahap pertama ini menjadi awal dari rencana pengembangan program MBG ke sekolah-sekolah lainnya di Kota Makassar.
Namun, Guntur menyatakan bahwa pelaksanaan tahap selanjutnya masih bergantung pada ketersediaan dapur dan koordinasi lebih lanjut dengan BGN.
“Untuk tahap berikutnya, kami masih menunggu informasi dari BGN terkait kesiapan dapur tambahan,” jelasnya.
Saat ini, program MBG telah mendistribusikan hingga 10 ribu porsi makanan kepada siswa di tiga kecamatan.
Namun, jumlah total siswa di Kota Makassar mencapai sekitar 198 ribu, sehingga masih banyak yang belum terjangkau oleh program ini.
“Kami memastikan koordinasi terus dilakukan agar distribusi berjalan lancar hingga tahap-tahap berikutnya,” tutup Guntur.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, memulai pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperuntukkan bagi siswa sekolah.
Makassar secara resmi melakukan uji coba pada hari ini, Senin (6/1), Danny Pomanto, sapaannya, turut melakukan peninjauan langsung di SMP 1 Mamajang, tempat 1.417 siswa mendapatkan uji coba makanan bergizi.
Ia menyebut program ini sebagai langkah penting dalam membangun generasi yang kuat dan beradab.
“Program ini sangat luar biasa. Kita membangun peradaban baru yang dimulai dari anak-anak, generasi penerus kita. Kekuatan itu ada pada gizi anak-anak, sesuatu yang selama ini mungkin kurang kita sentuh. Ini adalah awal dari generasi kuat untuk masa depan,” ujar Danny Pomanto, Senin (06/01).
Meski pelaksanaannya sudah dimulai, Danny Pomanto mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Ia menyoroti pentingnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, penyediaan wastafel dan sabun di sekolah, serta pengurangan penggunaan botol plastik sekali pakai.
“Insyaallah, Pemkot akan memberikan tumbler ramah lingkungan baik dari CRS atau pendanaannya, agar anak-anak tidak lagi menggunakan botol plastik,” katanya.
Selain itu, Danny Pomanto melihat program ini sebagai kesempatan untuk membangun kesadaran sosial di kalangan siswa.
Ia mengapresiasi tradisi berbagi makanan dengan teman sebaya di kelas dan mengusulkan agar sampah plastik dan sisa makanan dikelola langsung oleh sekolah melalui bank sampah.
Ia juga menyebut, Pemkot Makassar juga akan memastikan menu makanan yang diberikan memenuhi standar gizi. Badan Gizi Nasional (BGN) bertanggung jawab mengevaluasi menu setiap hari, termasuk memantau sisa makanan untuk menentukan menu yang lebih sesuai dengan selera siswa.
Pemeriksaan kesehatan siswa juga akan menjadi bagian dari program ini. Danny Ponanto menyebut data terkait alergi atau kondisi kesehatan tertentu akan dikumpulkan agar makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
“Kami akan mendata siswa yang memiliki alergi, gula darah tinggi, atau masalah kesehatan lainnya. Ini penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan perlakuan yang tepat,” tambahnya.
Program MBG yang dimulai di sembilan sekolah ini diharapkan terus berjalan dengan evaluasi dan peningkatan secara berkala.
Danny Pomanto menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, BGN, dan pihak sekolah untuk memastikan program ini sukses dan memberikan manfaat nyata bagi generasi muda di Makassar.
“Kita sedang membangun tradisi baru yang luar biasa. Ini bukan hanya soal makan bergizi, tetapi juga soal menciptakan generasi yang kuat untuk masa depan bangsa,” tutup Danny Pomanto.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMP 1 Mamajang, Suaib Ramli, menjelaskan bahwa evaluasi menu dilakukan setiap hari berdasarkan sisa makanan yang dikumpulkan.
“Sisa makanan dari siswa akan menjadi bahan evaluasi untuk menentukan menu yang lebih disukai dan sesuai kebutuhan mereka,” kata Suaib.
Data juga akan dikumpulkan terkait alergi atau kondisi kesehatan tertentu yang memengaruhi konsumsi makanan siswa. Dengan demikian, program ini diharapkan semakin tepat sasaran.