KabarMakassar.com — Aksi unjuk rasa digelar oleh Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Jeneponto (GPMJ) di depan Kantor Dinas Pertanian. Senin (23/12).
Dalam aksi itu, massa mempertanyakan terkait pengadaan hewan ternak kuda, sapi dan Kambing yang menghabiskan anggaran negara senilai Rp 1,3 miliar.
Dengan penggunaan anggaran yang begitu besar, massa mencurigai adanya indikasi kerugian negara dengan modus memanipulasi harga.
Oleh sebab itu, para demonstran meminta kepada Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan melakukan audit atas pengadaan tersebut.
“Kami berharap BPK RI segera turun tangan untuk melakukan audit khusus dan memeriksa LPJ pengadaan hewan ternak guna memastikan bahwa anggaran ini digunakan sesuai tujuan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Jeneponto,” ujar Edi Heriyanto, salah satu Massa aksi dalam orasinya.
Disisi lain, para demonstran juga meminta pihak Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Diskrimsus) Polda Sulsel memeriksa Kepala Dinas Pertanian. Termasuk, Kepala Bidang Peternakan, serta tiga Perusahaan penyedia hewan ternak.
Sebab Edi menduga adanya dugaan manipulasi harga dan gratifikasi dalam proyek pengadaan hewan ternak. Hal ini diakui Edi berdasarkan hasil investigasi internal mereka.
” Harga kuda yang dibeli dari Manado hanya sekitar Rp 27 hingga 30 juta per ekornya, namun dalam proyek ini dilaporkan mencapai Rp 65 dan 70 juta per ekor,” terangnya.
Mirisnya lagi, ada beberapa kuda yang mengalami cidera atau luka selama dalam perjalanan, namun ternyata, kuda tersebut tidak diganti sebelum diserahkan kepada kelompok penerima manfaat.
“Jika dibandingkan, harga kuda yang dibagikan jauh lebih mahal, namun kondisinya lebih buruk. Ini jelas ada kejanggalan,” tandasnya.
Mendengar orasi massa, Kepala Dinas Pertanian Jeneponto, Achmad Tunru yang berada dilokasi langsung membantah tuduhan tersebut.
“Tidak ada permainan atau pengaturan dalam pengadaan ini. Saya bahkan tidak mengenal penyedia ternak,” ujar Achmad didepan Para demonstran.
Di lain pihak, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Jeneponto, drh. Nurliani Syamsul, menjelaskan bahwa luka yang terdapat di tubuh hewan ternak tersebut merupakan luka baru yang diperoleh saat dalam perjalanan.
“Karena dalam perjalanan, saling gigit, pada saat penyerahan sudah kami beri obat kepada ketua kelompok,” imbuhnya kepada wartawan.
Terlebih lagi, penyaluran bantuan ternak ini sudah disesuaikan dengan Prosedur ketat melalui tahap pemeriksaan dokter hewan di Manado bahkan sudah dilengkapi dengan dokumen, sehingga pada dasarnya semua sudah melalui prosedur sebagaimana mestinya.
Sekedar informasi, Pengadaan bantuan hewan ternak dari Dinas Pertanian Jeneponto menelan anggaran senilai Rp 1.321.356.000, yang terdiri dari Pengadaan Kuda sebanyak 12 ekor dengan anggaran Rp795 juta, disalurkan melalui CV. Sang Dwija Amawabhumi.
Sedangkan untuk pengadaan Sapi dengan jumlah 27 ekor menghabiskan anggaran senilai Rp310,446 juta melalui CV Amerta Multi Structure.
Untuk Pengadaan Kambing sendiri berjumlah 90 ekor dengan anggaran Rp215,910 juta oleh UD. Danadyaksa Askara.
Meski disangkal oleh Kadis Pertanian Jeneponto, Para demonstran tetap menuntut transparansi dan audit menyeluruh untuk memastikan tidak ada penyimpangan dalam proyek ini.