kabarbursa.com
kabarbursa.com

BEI Dorong Kesadaran Investasi: Jangan Gunakan Uang Dapur untuk Berinvestasi!

BEI Dorong Kesadaran Investasi: Jangan Gunakan Uang Dapur untuk Berinvestasi!
Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3 IDX/BEI Kemas M. Rumaiyar (Dok : Hanifah KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3 IDX/Bursa Efek Indonesia (BEI) Kemas M. Rumaiyar, memberikan sejumlah panduan penting terkait pengelolaan keuangan dan investasi dalam sebuah acara edukasi keuangan.

Menurut Kemas, memahami konsep rasa cukup, menghindari sifat FOMO (fear of missing out), dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain adalah langkah awal untuk membangun stabilitas keuangan dan kekayaan secara berkelanjutan.

Pemprov Sulsel

Kemas menyoroti pentingnya mengelola keuangan dengan bijak, dimulai dari membedakan kebutuhan dan keinginan. Berikut tips yang diberikan:

1. Stop Pemborosan
Fokus pada barang yang perlu dibeli daripada yang ingin dibeli. Self-reward tetap boleh, tetapi harus proporsional.

2. Jangan Naikkan Pengeluaran Meski Penghasilan Bertambah.
Kenaikan pengeluaran sebanding dengan penghasilan hanya akan membuat kondisi finansial stagnan.

3. Hindari Utang Konsumtif
Gunakan kartu kredit untuk kebutuhan produktif, bukan barang konsumsi seperti pakaian atau bensin.

4. Mulai Berinvestasi
Investasi diperlukan untuk melawan inflasi dan mempersiapkan masa depan.

Kemas juga mengenalkan strategi “4-4-2” dalam menciptakan uang nganggur untuk berinvestasi, dengan komposisi 40% untuk kebutuhan hidup, 40% untuk melunasi utang, dan 20% untuk investasi, asuransi, dan dana darurat.

Menurut Kemas, investasi tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.

“Segala sesuatu harus dimulai dari why, yaitu alasan atau tujuan utama. Mimpi yang besar membutuhkan alasan besar pula,” ungkapnya.

Setelah menemukan why, lanjutnya, langkah berikutnya adalah how (bagaimana caranya) dan what (apa yang harus dilakukan).

Ia menambahkan, banyak generasi milenial dan Gen Z yang tergoda oleh janji kaya instan.

“Gunakan uang nganggur untuk investasi, bukan uang dapur, pinjaman, atau uang kuliah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kemas juga membahas empat kuadran bisnis—employee, self-employee, big business, dan investor—seraya mendorong peserta untuk memahami di mana posisi mereka saat ini.

Ia juga membagikan tips memilih investasi yang cocok untuk pemula:

  • Sesuaikan dengan Anggaran: Jangan memaksakan jika dana tidak mencukupi.
  • Evaluasi Diri: Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko.
  • Tentukan Tujuan Investasi: Pilih instrumen yang menawarkan potensi return sesuai kebutuhan.

Menurut Kemas, investasi tradisional seperti tanah, rumah, emas, dan deposito masih relevan, tetapi pasar modal juga menawarkan banyak pilihan modern seperti saham, reksadana, obligasi, sukuk, hingga crowdfunding.

Namun, ia mengingatkan untuk berhati-hati terhadap tren investasi seperti crypto dan NFT yang kerap dipilih tanpa pemahaman mendalam.

“Investasi adalah langkah besar yang membutuhkan kesabaran, pemahaman, dan strategi. Jangan terburu-buru, tetapi tetap optimis,” tutup Kemas.

Kemas mengingatkan bahwa investasi di pasar modal belum menjadi prioritas bagi banyak masyarakat Indonesia. Padahal, pasar modal pernah menunjukkan lonjakan signifikan, terutama saat pandemi COVID-19 di 2019.

“Pandemi melemahkan ekonomi, tetapi pasar modal justru menarik perhatian karena engagement-nya meningkat. Literasi tentang pasar modal harus terus dimasifkan agar pola pikir masyarakat berubah,” jelasnya.