KabarMakassar.com — Saraf yang terjepit di area pinggang mampu menyebabkan rasa sakit yang tajam seperti tertusuk, bahkan bisa terasa seperti terbakar. Nyeri ini umumnya muncul di bagian pinggang dan dapat menjalar ke bawah, menyebar hingga ke kaki.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor atau gangguan kesehatan dan perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Apabila tidak segera diatasi, masalah ini berisiko mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk segera mencari pengobatan agar masalah saraf terjepit ini tidak berkembang lebih parah.
Saraf kejepit terjadi saat saraf mengalami tekanan yang berlebihan dari struktur tubuh di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot, hingga tendon. Tekanan tersebut dapat menghambat fungsi normal saraf dan menyebabkan rasa sakit atau gangguan lainnya.
Kondisi saraf kejepit tersebut bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tidak hanya terbatas pada satu area tertentu. Salah satu contoh umum ialah saraf kejepit yang terjadi di area pinggang, yang dapat memengaruhi kenyamanan dan mobilitas seseorang.
Terjadinya tekanan pada saraf bisa menyebabkan sejumlah gejala, seperti nyeri, mati rasa, atau kesemutan, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kondisi tersebut.
Penyebab saraf kejepit
Secara umum, penyebab terjadinya saraf kejepit di bagian pinggang bisa dikategorikan menjadi dua kelompok utama, yaitu yang disebabkan oleh cedera dan yang tidak disebabkan oleh cedera.
Saraf kejepit di pinggang yang tidak berhubungan dengan cedera fisik sering kali muncul akibat adanya kondisi medis tertentu yang bisa mempengaruhi struktur tubuh. Dilansir dari Alodokter yang menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut penjelasan mengenai kondisi-kondisi tersebut yang dapat berperan dalam terjadinya saraf kejepit di pinggang.
1. Obesitas
Kelebihan berat badan bisa memberikan dampak langsung pada tulang belakang, karena berat tubuh yang berlebih akan meningkatkan tekanan pada struktur-struktur di sekitarnya.
Tekanan yang berkelanjutan pada sendi-sendi tulang belakang tersebut bisa menyebabkan perubahan pada bantalan-bantalan di antara tulang belakang, yang dikenal sebagai diskus intervertebralis.
Seiring berjalannya waktu, bantalan ini bisa menjadi lebih tipis atau bahkan menonjol, yang pada akhirnya dapat memberi tekanan pada saraf-saraf yang ada di sekitar tulang belakang.
Khususnya, tekanan terhadap saraf di daerah pinggang dapat menyebabkan iritasi atau peradangan pada saraf tersebut, yang dikenal sebagai saraf kejepit. Kondisi tersebut mampu menyebabkan rasa nyeri yang mengganggu, baik di area pinggang maupun pada bagian tubuh yang lebih rendah, seperti kaki.
2. Stenosis spinal
Stenosis spinal merupakan suatu kondisi medis yang terjadi ketika saluran tulang belakang mengalami penyempitan. Penyempitan tersebut biasanya terjadi pada ruas tulang belakang, khususnya di bagian punggung bawah.
Akibat penyempitan itu, saraf-saraf yang berada di sekitar area tersebut, termasuk saraf di daerah pinggang, tertekan dan teriritasi. Tekanan yang terjadi pada saraf kemudian dapat menyebabkan gangguan, seperti rasa nyeri atau bahkan saraf kejepit di pinggang.
Penyempitan pada ruas tulang belakang umumnya disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang berlebihan atau perubahan jaringan yang tidak normal di sepanjang tulang belakang. Kondisi tersebut dapat berkembang seiring bertambahnya usia atau akibat penyakit tertentu.
Selain itu, penyempitan juga dapat dipicu oleh trauma, seperti kecelakaan atau benturan keras yang menyebabkan tulang belakang retak, patah, atau mengalami kerusakan lainnya. Semua faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan pada saraf-saraf di sekitarnya, yang pada gilirannya memicu rasa sakit dan gejala saraf kejepit.
3. Cedera
Saraf kejepit di area pinggang yang disebabkan oleh cedera umumnya muncul akibat gerakan berulang yang dilakukan secara terus-menerus dalam aktivitas sehari-hari.
Gerakan yang dilakukan berulang kali ini bisa memberikan tekanan yang berlebihan pada struktur tubuh, seperti tulang belakang dan saraf di sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit.
Selain itu, postur tubuh yang tidak tepat saat melakukan aktivitas tertentu, seperti membungkuk atau bahkan mengangkat benda dengan cara yang salah, juga dapat menyebabkan masalah serupa.
Posisi tubuh yang salah ini memberi beban yang tidak merata terhadap tulang belakang, yang lama kelamaan bisa menyebabkan tekanan pada saraf di pinggang. Tanpa perhatian pada cara bergerak serta postur yang benar, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi masalah yang lebih serius, mengganggu kenyamanan, dan membatasi gerakan tubuh.
4. Hernia nukleus pulposus (HNP)
Ini adalah salah satu kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya saraf kejepit di daerah pinggang. Hal tersebut terjadi ketika bantalan yang terletak di antara ruas-ruas tulang belakang mengalami pergeseran atau penonjolan, yang kemudian memberi tekanan pada saraf-saraf yang ada di sekitarnya, termasuk saraf di pinggang.
Tekanan yang terjadi pada saraf tersebut dapat menimbulkan rasa sakit yang cukup mengganggu. HNP biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya cedera yang terjadi akibat terjatuh atau benturan keras yang mempengaruhi tulang belakang.
Gerakan berulang (repetitif) yang dilakukan dalam waktu lama, serta postur tubuh yang salah saat melakukan aktivitas tertentu, juga bisa memicu kondisi ini.
Contohnya seperti mengubah posisi duduk dengan cara yang tidak tepat atau sering membungkuk. Kondisi tersebut lebih sering dialami oleh kelompok orang tertentu, seperti atlet angkat beban yang sering mengangkat beban berat, pekerja kantoran yang menghabiskan banyak waktu duduk, dan sopir yang sering berada dalam posisi duduk untuk waktu yang lama.
Semua faktor tersebut berkontribusi pada tekanan yang berlebihan pada bantalan tulang belakang, yang dapat menyebabkan hernia nukleus pulposus dan berisiko menekan saraf di pinggang.