KabarMakassar.com — Menghadapi musim hujan yang akan segera tiba, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar memperkuat persiapan dalam menangani potensi banjir, terutama di empat kecamatan yang dianggap rawan, yaitu Manggala, Biringkanaya, Panakukang, dan Tamalanrea.
Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, mengungkapkan bahwa BMKG telah menginformasikan periode transisi yang ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, seperti intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang.
“Musim transisi ini sangat rawan, dengan cuaca yang bisa berubah drastis. Dari hujan deras, angin kencang, hingga cuaca panas yang menyengat. Ini harus diwaspadai, terutama bagi masyarakat di kecamatan yang rentan banjir,” kata Achmad Hendra pada Rabu (6/11).
Achmad menyampaikan bahwa BPBD telah melakukan berbagai langkah antisipasi, termasuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang bisa berpotensi menyebabkan banjir. Selain itu, daya tahan tubuh juga menjadi perhatian karena perubahan cuaca yang cepat dapat berdampak pada kesehatan.
BPBD juga menggelar “gladi ruang” yang melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan aparat kelurahan dan kecamatan, untuk memetakan langkah-langkah yang akan diambil saat terjadi bencana banjir. Gladi ruang ini diikuti dengan “gladi lapang”, simulasi yang menggambarkan situasi darurat secara realistis di lapangan.
“Kami mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan agar setiap pihak tahu peran masing-masing saat bencana terjadi, dari pengamanan, pengaturan lalu lintas, hingga evakuasi,” jelas Achmad.
Dalam menghadapi musim penghujan, BPBD Makassar memfokuskan kesiagaan di empat kecamatan yang rutin terdampak banjir setiap musim hujan, yaitu Manggala, Biringkanaya, Panakukang, dan Tamalanrea.
Kecamatan Biringkanaya dan Manggala, terutama di area Blok 10, dinilai memiliki risiko tinggi karena topografinya yang rendah. Achmad menegaskan bahwa kecamatan-kecamatan ini perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi curah hujan tinggi.
Untuk mendukung penanganan bencana, BPBD Makassar memiliki tiga posko carester di lokasi-lokasi strategis, yakni Ujungtanah, Manggala, dan Tamalanrea.
Setiap posko dilengkapi dengan peralatan evakuasi, termasuk 10 perahu karet yang sudah disiagakan di kecamatan rawan banjir.
“Kami tak ingin mengambil risiko dalam upaya penyelamatan. Semua peralatan dipastikan siap dan akan ditempatkan di lokasi yang tepat,” ujar Achmad.
Selain perahu karet, BPBD juga memiliki sistem insiden komando yang memungkinkan mereka memimpin dan mengonsolidasikan seluruh sumber daya terkait saat status tanggap darurat ditetapkan oleh Wali Kota Makassar.
“Insiden komando BPBD akan bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh perangkat, baik internal BPBD maupun instansi lain, untuk menangani situasi darurat secara cepat dan efektif,” tambahnya.
Dalam upaya mitigasi risiko, BPBD Makassar berencana meningkatkan intensitas monitoring dan koordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk meminimalkan dampak banjir, memastikan keselamatan warga, serta menekan potensi kerugian materi yang mungkin terjadi.