kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Melemah Sepanjang Pekan, Kapitalisasi Pasar Turun 0,61 Persen

IHSG Melemah Sepanjang Pekan, Kapitalisasi Pasar Turun 0,61 Persen
Ilustrasi KabarMakassar
banner 468x60

KabarMakassar.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada periode perdagangan 21 hingga 25 Oktober 2024. Dalam laporan pekanannya, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,84 persen, berakhir pada level 7.694,660 dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di 7.760,060. Sejalan dengan melemahnya IHSG, kapitalisasi pasar juga tercatat mengalami penurunan 0,61 persen dari Rp 12.967 triliun menjadi Rp 12.888 triliun.

Menurut keterangan resmi yang diterbitkan BEI pada Sabtu (26/10) kemadin, penurunan IHSG sejalan dengan kondisi pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal, termasuk kekhawatiran investor terhadap dinamika ekonomi global serta dampak dari kondisi makroekonomi dalam negeri.

Pemprov Sulsel

Meskipun IHSG dan kapitalisasi pasar menunjukkan pelemahan, terdapat pertumbuhan pada beberapa indikator lain yang menandakan aktivitas perdagangan tetap bergairah.

Dari sisi aktivitas perdagangan, rata-rata nilai transaksi harian di bursa meningkat signifikan hingga 9,49 persen, menjadi Rp 11,07 triliun.

Angka ini mencerminkan adanya minat tinggi dari investor meskipun IHSG secara keseluruhan menunjukkan pelemahan. Pekan sebelumnya, rata-rata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 11,96 triliun, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pasar yang cukup konsisten.

Rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami pertumbuhan 9,04 persen dibandingkan pekan sebelumnya, mencapai angka 1,37 juta transaksi per hari.

Peningkatan ini menjadi sinyal positif bagi BEI, yang mencerminkan bahwa pasar saham domestik masih diminati oleh investor lokal maupun asing.

Volume perdagangan saham juga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 16,96 persen, mencapai rata-rata 27,31 miliar saham per hari, naik dari pekan sebelumnya yang mencatat 23,35 miliar saham.

Meskipun terjadi peningkatan pada rata-rata nilai dan frekuensi transaksi, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih dengan nilai mencapai Rp 617,11 miliar selama sepekan terakhir.

Namun, secara keseluruhan sepanjang 2024, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 40,9 triliun, menunjukkan bahwa minat investor asing terhadap pasar Indonesia masih relatif kuat meskipun terjadi volatilitas.

Di samping laporan kinerja pasar, BEI juga mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu pekan lalu. Rapat yang digelar secara hybrid ini dihadiri oleh 93 pemegang saham, yang mewakili 100 persen pemegang hak suara.

Dalam agenda RUPSLB, pemegang saham menyetujui Rencana Kerja Pembaruan Sistem Perdagangan serta Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) untuk Tahun Buku 2025. Persetujuan ini diharapkan mendukung strategi jangka panjang BEI dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem perdagangan, guna memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis.

Dalam RUPSLB tersebut, BEI mengungkapkan proyeksinya untuk 2025. BEI memperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 9,01 persen pada tahun depan, dengan target mencapai Rp 1,78 triliun.

Proyeksi ini didukung oleh target Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) yang diharapkan mencapai Rp 13,5 triliun, berdasarkan asumsi hari perdagangan bursa sebanyak 242 hari pada tahun 2025. Target ini mencerminkan optimisme BEI untuk terus mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia, dengan berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor dalam maupun luar negeri.

Melalui langkah-langkah strategis ini, BEI berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian nasional serta menguatkan posisi pasar modal Indonesia di tingkat global.

Adanya pembaruan sistem perdagangan yang direncanakan juga diharapkan dapat memperbaiki infrastruktur pasar, sehingga lebih mampu menampung volume transaksi yang tinggi serta memperkuat perlindungan bagi investor.

IHSG Ditutup Melemah, Sektor Teknologi dan Barang Baku Tertekan Paling Besar di Bursa

iHSG mencatat penurunan signifikan pada sesi penutupan perdagangan Jumat (25/10). Setelah sempat mencatatkan kenaikan pada awal perdagangan, IHSG berbalik arah dan melemah secara bertahap hingga akhirnya terkoreksi 21,89 poin atau sekitar 0,28 persen, ditutup di level 7.694,66.

Penurunan ini menandakan pelemahan sentimen pasar menjelang akhir pekan, di tengah beberapa ketidakpastian yang memengaruhi pergerakan saham di berbagai sektor.

Penurunan IHSG hari ini diiringi oleh penurunan di hampir seluruh sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 11 sektor utama, sepuluh di antaranya menunjukkan performa negatif, dengan indeks sektoral yang berakhir di zona merah.

Penurunan terparah dialami oleh sektor teknologi, yang mencatatkan koreksi paling dalam hingga mencapai 1,6203 persen. Penurunan tajam di sektor ini menunjukkan adanya tekanan kuat yang kemungkinan besar dipicu oleh volatilitas global pada saham-saham teknologi, serta beberapa faktor internal yang turut memengaruhi sektor tersebut.

Selain sektor teknologi, beberapa sektor lainnya juga mengalami tekanan signifikan. Sektor barang baku, misalnya, turut tertekan dengan penurunan sebesar 1,0244 persen.

Sektor ini sering kali dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global yang cukup sensitif terhadap perubahan permintaan dan kebijakan perdagangan internasional. Sektor infrastruktur dan energi juga berada dalam tren negatif, dengan masing-masing turun 0,8173 persen dan 0,7647 persen.

Sektor barang konsumen primer dan non-primer mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,7809 persen dan 0,6421 persen.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa sektor konsumsi, baik yang bersifat esensial maupun non-esensial, mengalami tekanan, yang kemungkinan disebabkan oleh fluktuasi permintaan di dalam negeri serta dampak dari kenaikan harga bahan baku dan inflasi.

Sektor lainnya, seperti sektor kesehatan, properti, dan logistik, juga menunjukkan pelemahan. Sektor kesehatan mengalami penurunan sebesar 0,5734 persen, sementara sektor properti dan real estat turun sebesar 0,2504 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik yang tertekan 0,4236 persen.

Secara keseluruhan, tekanan ini menunjukkan adanya perlambatan aktivitas di berbagai sektor yang secara umum diakibatkan oleh sentimen pasar yang berhati-hati terhadap kondisi makroekonomi serta prospek pertumbuhan ekonomi global.

Di sisi lain, sektor keuangan menjadi satu-satunya yang berhasil mencatatkan kenaikan meskipun tipis. Kinerja sektor ini mencerminkan beberapa daya tahan dalam menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif. Kenaikan ini didorong oleh performa baik beberapa emiten keuangan besar yang mampu menjaga stabilitasnya, bahkan di tengah tekanan pasar yang cukup besar. Meski kecil, kenaikan di sektor keuangan menjadi indikator bahwa sektor ini masih diminati investor dan memiliki potensi untuk menghadapi tantangan pasar yang lebih luas.

Situasi IHSG yang melemah dengan tekanan hampir di seluruh sektor juga menggambarkan bahwa para investor tetap waspada terhadap kondisi eksternal dan internal yang dapat memengaruhi pergerakan pasar.

Sementara itu, para analis mengingatkan bahwa penurunan IHSG ini mungkin bersifat sementara, mengingat beberapa faktor eksternal yang sedang berkembang, seperti kebijakan suku bunga global, ketegangan perdagangan internasional, serta inflasi yang mungkin berdampak pada sektor konsumsi.

Selain itu, investor juga disarankan untuk memperhatikan laporan kinerja perusahaan kuartal ketiga yang akan segera dirilis, yang dapat memengaruhi pergerakan saham dan memperlihatkan prospek bisnis pada akhir tahun.

PDAM Makassar